RENUNGAN BULAN OKTOBER 2008

Rabu, 01 Oktober 2008

Efesus 4:11-16

UKURLAH SAYA

Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya

(Lukas 2:52)

Maukah Anda mengukur tinggi badan saya hari ini?" tanya Caleb, pengantar koran kami. Ini bukan kali pertama ia meminta hal itu. Beberapa tahun silam, saya pernah mengatakan bahwa ia bertambah tinggi. Sejak itu, kami kerap mengukur tinggi badannya dengan papan di dinding bagian luar rumah kami. Itu sebabnya hingga saat ini ia masih suka meminta saya mengukur tinggi badannya.

Pengukuran dapat menjadi penanda pertumbuhan. Mengukur pertumbuhan rohani kita merupakan ide bagus. Sebagai contoh: Apakah saya meluangkan waktu untuk membaca firman Allah dan berbicara dengan-Nya setiap hari? Apakah saya rindu bersekutu dengan Tuhan? "Buah Roh" apa yang tampak dalam hidup saya? Apakah saya berbicara tentang Yesus kepada orang yang belum mengenal-Nya? Bagaimana saya menggunakan karunia rohani? Apakah saya suka memberi dan pemurah? Seberapa besar pening-katan kualitas saya dalam mengenal Allah hari ini dibanding tahun lalu? Berbagai pertanyaan ini merupakan indikator yang baik untuk mengukur pertumbuhan rohani.

Seorang anak sepertinya tumbuh besar dengan tiba-tiba, tetapi sesungguhnya hal itu merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Seperti halnya Yesus tumbuh dalam hikmat dan fisik-Nya, kita sebagai orang kristiani harus terus "bertumbuh(lah) dalam anugerah dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus" (2Petrus 3:18). Kita bukan lagi anak-anak, tetapi kita diminta untuk "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:14,15). Sudahkah Anda mengukur diri Anda akhir-akhir ini? - CK

KESELAMATAN ADALAH MUKJIZAT DALAM SEKEJAP

PERTUMBUHAN ADALAH UPAYA SEPANJANG MASA

Kamis, 02 Oktober 2008

Efesus 4:1-3

OLAHRAGA DAN KERENDAHAN HATI

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu

(Efesus 4:2)

Pada bulan Mei 2003, sekolah putri saya, Melissa, memberikan penghargaan yang besar dengan mempersembahkan lapangan atletik baru di sekolah itu untuk mengenang Melissa. Pada upacara untuk menandai pembukaan Melissa Branon Memorial Softball Field, sekolah itu membuka selubung batu peresmian untuk mengingatkan generasi selanjutnya akan seorang gadis yang mengenakan kaus bernomor 11.

Pada batu peresmian itu tertulis: "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu" (Efesus 4:2)-sebuah ayat yang telah Melissa tandai di Alkitabnya.

Betapa seringnya dalam hidup ini kerendahan hati dan kelemahlembutan tidak lagi dimiliki. Sebaliknya, kesombongan dan kekasaran menandai ukuran kesuksesan. Namun, Melissa dan teman-temannya dapat bertanding dengan sukses dalam olahraga atletik tingkat sekolah menengah tanpa menunjukkan sifat-sifat tadi.

Salah seorang teman satu tim Melissa menulis tentang Melissa: "Sikapmu yang pantang mundur, maju terus, dan pantang menyerah benar-benar membangkitkan semangatku." Itulah cara Melissa dan teman satu timnya bertanding demi kemuliaan Allah, yaitu tanpa kesombongan.

Persaingan yang dikendalikan dengan benar dapat berlangsung dengan baik dalam kehidupan kita. Akan tetapi, kita harus senantiasa ingat untuk tetap rendah hati dan lemah lembut dalam segala hal yang kita lakukan. Kita harus mencerminkan karakteristik kehidupan yang serupa dengan Kristus - JB

BERSIKAPLAH RENDAH HATI MAKA ANDA TIDAK AKAN TERANTUK

Jumat, 03 Oktober 2008

1Korintus 3:5-15

LAKUKAN SEMAMPUNYA

Baik yang menanam mau-pun yang menyiram adalah sama;

dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri

(1Korintus 3:8)

Kadang kala kita merasa putus asa karena apa yang kita kerjakan bagi Tuhan tampaknya gagal. Anak-anak di kelas Sekolah Minggu yang kita ajar tampak gelisah dan kurang memerhatikan apa yang kita sampaikan. Para tetangga yang coba kita perkenalkan kepada Injil tampak acuh tak acuh. Para anggota keluarga kita sendiri tampak jauh dari Tuhan. Dunia yang kita doakan dengan penuh kesungguhan di hadirat Allah tampaknya kian hari kian kejam dan anti terhadap orang kristiani. Semua ini membuat keputusasaan kita semakin mendalam.

Perhatikanlah perkataan seorang rohaniwan asal Salvador yang dibunuh karena kritiknya yang berani atas kekerasan dan ketidakadilan. Ia menulis demikian, "Kita menanam benih yang kelak akan tumbuh. Kita menyirami benih yang telah ditanam, karena kita tahu bahwa benih itu menawarkan janji yang akan terwujud di masa yang akan datang. Kita meletakkan dasar yang kelak membutuhkan pertumbuhan lebih lanjut .... Kita tidak dapat melakukan semuanya, dan itu artinya harus ada kerelaan untuk melepaskan." Sikap seperti ini akan membantu kita untuk mengerjakan perkara-perkara kecil, dan membuka "kesempatan yang akan dimasuki dan dikerjakan selebihnya oleh anugerah Tuhan".

Sama seperti di atas, Rasul Paulus juga mendorong kita untuk setia pada tugas kita dan menantikan Allah yang "memberi pertumbuhan" (1Korintus 3:6,7).

Jangan biarkan keputusasaan menghentikan langkah Anda. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh Allah, pekerjaan kita akan menghasilkan buah - VG

ANDA ADALAH ORANG YANG SUKSES DALAM KERAJAAN ALLAH

JIKA SETIA DI TEMPAT ANDA DILETAKKAN OLEH-NYA

Sabtu, 04 Oktober 2008

Daniel 4:28-37

HATI YANG CONGKAK

Raja Surga ... yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak

(Daniel 4:37)

Setelah diperingatkan oleh Daniel perihal kesombongannya, raja Babel, Nebukadnezar, menjadi gila. Tuhan baru memulihkan akal budinya setelah ia menghabiskan waktu tujuh tahun di padang dengan menganggap dirinya seekor binatang buas.

Nebukadnezar berubah dari orang sombong yang berkata, "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang ... untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:30) menjadi seorang pendoa rendah hati yang mengatakan, "Aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga" (ayat 37). Ia telah bertobat dari kesombongannya yang luar biasa.

Guru Alkitab, J.Vernon McGee mengungkapkan keprihatinannya terhadap kecongkakan dalam gereja saat ini. Ia menasihati para pemimpin gereja, "Jangan coba-coba membangun kecongkakan sedikit pun di tengah jemaat. Saya memulai dengan pandangan itu, dan saya menjadi lebih bahagia sesudahnya." Ia mendorong mereka untuk "membangun jiwa-jiwa umat" dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Ketika sebuah gereja mengerahkan tenaga yang tidak semestinya hanya untuk meningkatkan statistik, membangun gedung, dan memperjuangkan program gereja, kecongkakan dapat masuk dan kebutuhan umat Allah justru terlupakan.

Yesus tidak pernah melupakan pentingnya setiap individu. Dia menginvestasikan waktu untuk mengajar 12 murid-Nya (Markus 3:14). Paulus mengajar Timotius yang selanjutnya juga akan mengajar orang lain lagi (2Timotius 2:2). Kerajaan Allah bertumbuh apabila kita mencurahkan waktu untuk memerhatikan sesama - HF

SAYANG SEKALI JIKA GEREJA MENILAI PROGRAM GEREJA

LEBIH PENTING DARIPADA JEMAAT

Minggu, 05 Oktober 2008

Kisah Para Rasul 4:13-31

SAAT ORANG BERDOA

Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu

(Kisah Para Rasul 4:31)

Petrus dan Yohanes berada dalam bahaya. Para pemimpin agama di Yerusalem yang menentang Injil telah memperingatkan mereka untuk berhenti menginjil (Kisah Para Rasul 4:18). Ketika kedua rasul tersebut menceritakan hal ini kepada orang-orang percaya yang lain, mereka langsung berdoa bersama.

Apa yang terjadi selanjutnya sungguh menggetarkan hati. Mula-mula mereka memuji Allah. Kemudian, mereka memohon agar diberi keberanian untuk melanjutkan pelayanan. Hasilnya sungguh dramatis. Rumah mereka bergoyang, dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Dengan berani mereka bersaksi, menikmati kesatuan rohani, dan dengan rela membantu mere-ka yang membutuhkan (ayat 31-37).

Saya belum pernah merasakan sebuah bangunan bergoyang saat persekutuan doa berlangsung, namun saya pernah menyaksikan bagaimana kuasa Allah bekerja. Saat saya berusaha membantu memulihkan suatu pernikahan yang hancur atau gereja yang terpecah, saya mengajak mereka semua yang terlibat untuk berdoa. Kadang kala mereka menolak. Ada kalanya pula, mereka menggumamkan doa dengan terpaksa. Dan, persekutuan-persekutuan itu pun gagal.

Akan tetapi, dapat pula terjadi bahwa seseorang mau berdoa dengan sungguh-sungguh. Suasana pun berubah dengan sangat cepat. Pengakuan dan pengampunan segera menggantikan tuduhan dan pembalasan.

Tatkala kita berdoa dengan sungguh-sungguh seraya memuji Allah dan mencari kemuliaan-Nya, hal yang besar akan terjadi. Itu sebabnya doa harus senantiasa berasal dari hati – HV

PERMOHONAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH

ADALAH KUNCI UNTUK MENGALAMI CAMPUR TANGAN ALLAH

Senin, 06 Oktober 2008

Imamat 23:33-44

PERLINDUNGAN KITA

Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti

(Mazmur 46:2)

Kebanyakan rumah dibangun untuk melindungi penghuninya dari pengaruh buruk cuaca. Akan tetapi, tidak demikian dengan rumah yang dibangun di Sukot. Selama hari raya Yahudi yang juga dikenal sebagai hari raya Pondok Daun, umat Allah tinggal di rumah-rumah yang terbuat dari daun dan ranting. Syaratnya, bintang-bintang harus dapat dilihat melalui "atap" rumah itu.

Yang jelas, rumah ini kurang memberi perlindungan dari cuaca buruk. Namun, memang itulah tujuannya. Tinggal di dalam tempat tinggal yang rapuh ini mengingatkan orang Yahudi bahwa mereka harus selalu bergantung kepada Allah.

Pada zaman Nabi Yesaya, orang-orang menyombongkan suatu "tempat tinggal" yang sangat berbeda; mereka menjadikan kebohongan sebagai tempat untuk berlindung, dan dusta sebagai tempat persembunyian diri (Yesaya 28:15). Karena ketergantungan bangsa Israel pada hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, Tuhan pun berkata kepada mereka melalui Nabi Yesaya, "Hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian" (Yesaya 28:17).

Orang-orang Sukot mengajak kita untuk memeriksa hidup yang kita jalani guna memastikan bahwa keamanan kita tidak terletak pada kebohongan, tetapi pada kebenaran Allah. Hari raya Pondok Daun mengingatkan kita bahwa seluruh kehidupan ini ditopang oleh kemurahan hati Allah.

Apabila kita menjadikan kebenaran sebagai perlindungan kita, tiada badai yang dapat mengancam kita, karena kita bergantung kepada Allah yang menopang kita – J

ALLAH MERUPAKAN TEMPAT TINGGAL YANG AMAN

DI TENGAH BADAI KEHIDUPAN

Selasa, 07 Oktober 2008

Ulangan 33:26-29

TERJUN BEBAS

Di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal

(Ulangan 33:27)

Pada 27 Agustus 1960, kapten Angkatan Udara Amerika Serikat, Joseph Kittinger Jr. duduk di sebuah gondola [sejenis sampan di Venesia] yang tergantung pada sebuah balon yang melayang tinggi dari permukaan bumi. Tatkala balon itu mencapai ketinggian 31.333 meter di atas permukaan bumi (lebih dari 31 kilometer), Kittinger melompat ke bawah. Empat menit 36 detik kemudian parasut utamanya mengembang pada ketinggian 5.486 meter, setelah ia mencapai kecepatan 988 kilometer per jam! Dengan cermat, Kittinger merencanakan pendaratan yang menorehkan rekor.

Dalam hal kerohanian, sepertinya kita lebih sering mendapati bahwa kehidupan ini penuh dengan terjun bebas yang tak diharapkan. Kehilangan orang yang kita kasihi, hubungan yang hancur, kehilangan pekerjaan yang membuat kita merasa seperti terjatuh ke dalam sesuatu yang tak kita kenal. Namun, tersedia "parasut" rohani bagi orang percaya, yakni lengan Allah yang penuh kasih.

Ribuan tahun silam, Musa menuliskan kata-kata ini kepada bangsa Israel tepat sebelum kematiannya, "Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal" (Ulangan 33:27). Perkataan "lengan-lengan yang kekal" mengacu pada perlindungan dan pemeliharaan terhadap umat Allah. Meski berada di tengah keadaan yang penuh tekanan, umat Allah akan merasa tenang saat menyadari bahwa selalu ada jaminan pemeliharaan Allah yang senantiasa menyertai.

Apakah Anda merasa seolah-olah sedang terjun bebas saat ini? Tabahlah. Lengan Allah yang penuh kasih akan menangkap Anda – HF

JIKA ALLAH DI BELAKANG ANDA DAN LENGAN-NYA DI BAWAH ANDA

MAKA ANDA DAPAT MENGHADAPI APA PUN DI DEPAN ANDA

Rabu, 08 Oktober 2008

Nehemia 8:2-13

SINDROM SCRABBLE

Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas,

dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti

(Nehemia 8:9)

Seorang peserta Pertandingan Final Kejuaraan Scrabble Dunia tahun 2005 di London mengatakan bahwa hal yang penting diperhatikan untuk memenangkan lomba ini bukanlah penguasaan kosakata yang baik, melainkan matematika dan daya ingat yang tajam. Seorang wartawan New York Times menggambarkan perlombaan itu sebagai "suatu masa ketika bahasa tidak memiliki arti" karena seorang juara dapat memperoleh angka yang tinggi dengan menggunakan kata-kata bahasa Inggris yang tidak jelas seperti zobo dan ogive tanpa mengetahui artinya.

Kita semua rentan terhadap "Sindrom Scrabble", yakni memakai kata-kata untuk memenangkan perdebatan religius tanpa mengerti dan menyatakan maknanya. Ayat-ayat Alkitab justru menjadi senjata untuk menyerang mereka yang tak sependapat, bukannya menjadi kebenaran pengubah hidup yang patut dijalankan.

Pada masa-masa yang genting dalam sejarah bangsa Israel, Ezra mengajar umatnya dengan dibantu oleh orang-orang yang membaca Kitab Suci: "Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti" (Nehemia 8:9). Ketika orang menangkap apa yang didengarnya, mereka menjadi sangat sedih atas dosa-dosa mereka, dan selanjutnya mengalami sukacita karena kemurahan hati Allah (ayat 10-12).

Kata-kata alkitabiah yang tidak diartikan akan merusak hubungan yang terjalin antara kita dengan Allah dan sesama. Ingatlah bahwa pengertian yang disertai ketaatan akan membawa hikmat, pertobatan, dan sukacita – DC

MEMAHAMI FIRMAN ALLAH SEHARUSNYA MENGHASILKAN KETAATAN TERHADAP FIRMAN-NYA

Kamis, 09 Oktober 2008

Ayub 16:6-17

MENANGGAPI PENDERITAAN

Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan

(Ayub 14:1)

Mengapa ada penderitaan? Mungkin Anda akan bertanya demikian tatkala mendengar tentang angin topan, tanah longsor, gempa bumi, dan bencana alam lainnya yang merenggut nyawa banyak manusia. Ayub pun mengajukan pertanyaan yang sama.

Mengapa ada begitu banyak kepedihan di dunia milik Allah ini? Renungkanlah beberapa alasan berikut:

1. Kita tidak dapat melarikan diri dari hukum yang mengatur alam kita. Kita membutuhkan hal-hal seperti gravitasi, cuaca, dan api untuk bertahan hidup, tetapi itu semua dapat menyebabkan tragedi (Matius 5:45). Api bermanfaat apabila menyala di kompor Anda, tetapi api yang berkobar tak terkendali dapat membunuh.

2. Kita adalah makhluk sosial. Kehidupan kita merupakan satu kesatuan, sehingga kadang kala kita menderita saat dosa atau kebebalan orang lain menimbulkan kesulitan (1Korintus 12:26).

3. Dosa membawa kutuk di atas bumi serta para penghuninya. Kutuk ini mencakup penyakit dan kematian (Kejadian 3:15-24).

4. Penderitaan membangkitkan belas kasihan. Yesus meminta kita untuk memerhatikan mereka yang miskin. Kita adalah rekan kerja-Nya dalam menolong sesama (Lukas 10:33-35).

Sebagaimana yang dijumpai Ayub, dunia ini merupakan sebuah tempat yang hancur. Ketika melihat penderitaan, kita dapat memakainya sebagai kesempatan untuk melayani Allah dengan cara menolong sesama, memercayai-Nya meski di tengah kesulitan, dan bertumbuh dalam iman kepada-Nya.

Kala diterpa masalah, biarlah reaksi kita yang pertama adalah memercayai Tuhan dan memerhatikan kebutuhan orang lain – JB

TANGGAPAN KITA TERHADAP PENDERITAAN DAPAT

MEMBENTUK KITA ATAU JUSTRU MENGHANCURKAN KITA

Jumat, 10 Oktober 2008

Yesaya 40:10,11,28-31

KEKUATAN YANG DIJANJIKAN

[Allah] menambah semangat kepada yang tiada berdaya

(Yesaya 40:29)

Pada usia 6 tahun, Jonah Sorrentino sangat terluka saat orangtuanya bercerai. Akibatnya, ia menyimpan kepahitan dan kemarahan hebat. Puji Tuhan, pada usia 15 tahun Jonah mengenal kasih Allah baginya dan menjadi orang percaya.

Jonah, yang juga penyanyi KJ-52, mengaku terbiasa menjadi korban lingkungan. Saat diwawancara Christianity Today, ia menjelaskan pemulihannya, "Anda harus mengakui kondisi buruk Anda."

Ia menambahkan, "Anda juga harus sampai ke titik di mana Anda akan berkata, \'Aku tak mau tinggal di masa lalu ... dalam kemarahan, kepahitan, atau luka batin. Aku mau berjalan maju karena Allah akan memberiku kekuatan.\'" Allah menolongnya untuk mengampuni orangtuanya. Ia pun menulis lirik lagu ini untuk menguatkan orang lain:

Kau akan selalu menemukan kekuatan dalam Kristus;

Allah memiliki rencana dalam setiap sisi hidupmu

Mungkin ini sulit dipahami saat engkau susah

Namun ke mana pun kau melangkah,

Dia hadir dengan lengan terbuka lebar.

Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana kita dapat hidup ber-sama masa lalu yang menyakitkan. Allah dapat mengenyahkan ke-pedihan kita seketika dan selamanya, jika Dia menghendaki. Namun, Dia kerap memulihkan kita secara perlahan hingga bekas luka itu tetap ada. Dia menggendong kita dan dengan hati-hati menuntun kita seperti gembala yang mengurus kawanannya (Yesaya 40:11).

Mungkin kita tak dipulihkan seutuhnya dalam hidup sekarang ini, tetapi kita dapat mengandalkan janji Allah. Dia memberi "kekuatan kepada yang lemah" dan menambah semangat mereka (ayat 29) - AC

MEREKA YANG MENANTI-NANTIKAN TUHAN

SEMANGATNYA AKAN DIPERBARUI

Sabtu, 11 Oktober 2008

Mazmur 104:31-35

SEMESTA MILIK ALLAH

Dia ... menyentuh gunung-gunung sehingga berasap

(Mazmur 104:32)

Dengan ketinggian 10 kilometer dari dasar laut dan bentangan sejauh 121 kilometer, Mauna Loa di Hawai merupakan gunung berapi yang terbesar di bumi. Namun, di permukaan Planet Mars terdapat Olympus Mons, yaitu gunung berapi terbesar yang ditemukan dalam tata surya kita. Olympus Mons tiga kali lipat lebih tinggi daripada Gunung Everest dan 100 kali lipat lebih besar daripada Mauna Loa. Gunung berapi itu cukup besar untuk merangkul seluruh rangkaian kepulauan Hawai!

Di masa silam, Daud memandang langit di malam hari dan berdiri dalam kekaguman terhadap alam semesta milik Sang Pencipta. Ia menulis, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazmur 19:2).

Akan tetapi, tidak hanya bintang dan langit yang menggugah rasa takjub para penulis yang hidup di zaman kuno. Gempa bumi dan gunung berapi juga dapat mengundang decak kagum terhadap Sang Pencipta. Mazmur 104 berbunyi, "[Allah] yang memandang bumi sehingga bergentar, yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap" (ayat 32).

Ketika penyelidikan luar angkasa semakin mencermati tata surya kita, penyelidikan itu akan terus menemukan hal-hal asing yang menakjubkan. Akan tetapi, apa pun yang ditemukan adalah karya Pencipta yang sama (Kejadian 1:1).

Pesona alam semesta seharusnya mendorong kita untuk memuji Allah, seperti halnya rasa takjub itu menggugah seorang penggembala domba di masa lalu tatkala ia memandang langit (Mazmur 8:4-6) – HF

SEMUA CIPTAAN MEMUAT TULISAN TANGAN ALLAH

Minggu, 12 Oktober 2008

Yohanes 4:7-14

MINUMLAH!

Siapa saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya

(Yohanes 4:14)

Tahun 1981, Pastry Shoppe milik Ida di Jenison, Michigan, mengiklankan penawaran khusus: "Belilah cangkir kopi kami dengan harga Rp 47.900,00 dan nikmatilah kopi enak hanya dengan harga Rp1.000,00 tiap kali datang."

Akan tetapi, sang pemilik tidak pernah menyangka bahwa hingga 25 tahun kemudian, masih ada empat pelanggan lama yang terus membeli kopi setiap hari seharga Rp1.000,00.

Saat ini barangkali Anda tidak akan menemukan hal semacam itu lagi. Akan tetapi, Yesus menawarkan sesuatu yang jauh lebih besar kepada wanita yang ada di dekat sumur (Yohanes 4:10). Dia berkata, "Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi ... air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal" (ayat 13,14).

Wanita yang berada di dekat sumur itu siap untuk mendengarkan Yesus. Tidak satu pun hubungan pribadinya dengan beberapa lelaki selama ini mampu mengisi kehampaannya. Kemudian, Yesus datang dan menawarkan "air" yang menyejukkan kehidupannya yang kering, bahkan memberinya sesuatu yang lebih baik, yakni janji akan kehidupan kekal.

Janji itu juga ditujukan kepada kita. Yesus berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah" (Yohanes 10:10).

Anugerah dan kasih Allah tidak akan pernah ada habisnya. Minumlah air yang diberikan-Nya, maka Anda tidak akan haus lagi - CK

HANYA YESUS, SANG AIR HIDUP,

YANG DAPAT MEMUASKAN JIWA YANG DAHAGA

Senin, 13 Oktober 2008

Ulangan 30:15-20

PILIHAN

Ingatlah, Aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan (Ulangan 30:15)

Anda pasti mengenal John Wilkes Booth yang terkenal karena perbuatan buruknya. Ia membunuh Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1865. Akan tetapi, apakah Anda juga pernah mendengar tentang Edwin Booth, kakak tertua John? Edwin, seorang aktor terkenal, sedang menunggu kereta di stasiun kota Jersey ketika ia melihat seseorang terpeleset dan hampir jatuh dari pinggiran pintu kereta. Edwin segera meraih kerah kemeja laki-laki tersebut dan menariknya untuk menyelamatkannya -- Edwin telah menghindarkannya dari luka serius atau kematian. Siapakah lelaki yang diselamatkan itu? Lelaki itu adalah Robert, putra Abraham Lincoln, seorang prajurit yang ikut dalam Perang Saudara.

Alangkah ironisnya! Seseorang yang menyelamatkan putra Abraham Lincoln mempunyai saudara laki-laki yang tidak lama kemudian membunuh sang presiden. Yang satu menyelamatkan kehidupan; yang satunya mengambil kehidupan. Satu memilih hidup; yang satu lagi memilih mati.

Tuhan memberi umat-Nya sebuah pilihan antara hidup atau mati: Mereka dapat mengasihi Allah dan mematuhi perintah-Nya atau menyembah dan melayani ilah yang lain (Ulangan 30:16). Dia berkata, "... kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan"(ayat 19).

Kita pun harus memilih kehidupan atau kematian. Kita bisa menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita dan hidup bersama Dia selamanya. Pilihan yang kedua, kita menolak Dia dan hidup dalam kegelapan selamanya tanpa Dia. Pilihan yang terbaik sudah jelas. Terimalah anugerah Allah, yaitu putra-Nya Yesus. Pilihlah kehidupan! - AC

PILIHAN ANDA HARI INI MENENTUKAN MASA DEPAN ANDA

Selasa, 14 Oktober 2008

Mazmur 119:14-24

MENGGUNAKAN HARTA KARUN

Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu

(Mazmur 119:18)

Stephen May menemukan "harta karun" saat ia menjadi dosen sastra di University of Northern Colorado. Di perpustakaan, ia menemukan 150 kotak berisi banyak surat, naskah, jurnal, konsep, dan catatan yang diberikan pada kampus oleh James A. Michener.

Yang mengherankan, tak seorang pun menggunakan bahan-bahan tersebut untuk menulis biografi Michener, pengarang yang memenangkan Penghargaan Pulitzer, yang terkenal karena novel-novelnya yang melegenda. Sebab itu, setelah melakukan penelitian dan proses menulis yang memakan waktu beberapa tahun, May berhasil menuliskan buku riwayat hidup Michener dari harta karun yang hebat tersebut.

Setiap hari, Anda dan saya menulis kisah hidup melalui perkataan dan perbuatan kita masing-masing. Namun, dalam menuliskannya, apakah kita menggunakan kekayaan Alkitab yang hebat, tetapi sering diabaikan itu? Pemazmur menulis: "Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta .... Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" (Mazmur 119:14,18).

Alkitab merupakan catatan tertulis yang menjadi sarana bagi kita untuk mengenal Yesus Kristus, "sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3). Bongkahan-bongkahan emas kebenaran itu telah tersedia untuk kita semua.

Kehidupan yang dijalani dengan baik, berhubungan langsung dengan pemahaman Alkitab yang baik. Ketika kita menjalani kisah hidup ini, pastikan kita memanfaatkan harta karun firman Allah setiap hari – DC

HARTA KARUN DALAM ALKITAB DAPAT DITEMUKAN

OLEH MEREKA YANG MENGGALINYA

Rabu, 15 Oktober 2008

Mazmur 34

DIA SELALU MENGAWASI

Sesungguhnya, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,

kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya

(Mazmur 33:18)

Marcie (nama samaran) sudah putus dengan pacarnya, dan sekarang bekas pacarnya itu terus mengganggunya. Ia mengikuti Marcie, mengawasi dan mengintimidasinya dengan cara-cara halus. Marcie selalu menghindar sebisanya.

Suatu kali ada satu kesempatan yang tak dapat dihindari Marcie, yaitu pada saat pertandingan football. Saat itu Marcie menjadi pemandu sorak. Selama satu pertandingan, pemuda ini terus berdiri di bahu kanan lapangan, dan berhadapan langsung dengan kelompok pemandu sorak. Di sudut itu ia terus mengawasi Marcie. Ibu dan ayah tiri Marcie, yang duduk di barisan penonton, mengetahui hal ini dan menyadari bahwa putrinya semakin ketakutan.

Pada saat istirahat, Marcie bergegas menuju tempat duduk orangtuanya. Dengan tatapan panik, ia berkata "Apakah Ayah melihat ia di sana?" "Ya, Ayah melihatnya," jawab sang ayah. "Ayah memerhatikan dan tak akan pernah melepaskan pandangan darimu." Mendengar hal ini Marcie merasa lega karena tahu ayah tirinya mengerti apa yang sedang dialaminya. Akhirnya dengan tenang Marcie kembali bergabung dengan teman-teman pemandu sorak lainnya.

Salah satu sukacita menjadi orang yang beriman kepada Yesus Kristus adalah kita tahu bahwa Bapa senantiasa mengawasi kita dari surga. Janji Allah seperti yang dikatakan Daud dalam Mazmur pada bacaan hari ini, berlaku bagi kita di mana pun. Apa pun yang menghadang kita, "mata Tuhan" akan terarah kepada kita dan telinga-Nya tertuju "kepada teriak [kita] minta tolong"(Mazmur 34:16).

Allah tak pernah melepaskan pandangan-Nya dari kita – DC

JIKA BURUNG-BURUNG PIPIT DIJAGA-NYA

MAKA SAYA TAHU TENTU DIA JUGA MENJAGA SAYA –Martin

Kamis, 16 Oktober 2008

Efesus 4:25-5:1

MEMBALAS DENDAM

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,

sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu

(Efesus 4:32)

Ketika kita atau seseorang yang kita kasihi dilukai, maka niat untuk membalas dendam akan mendominasi pikiran. Namun sebenarnya, kita tak pernah dapat melakukan pembalasan yang setimpal. Dr. Lewis Smedes, seorang profesor teologi, pernah menulis tentang pengampunan dalam buku Forgive and Forget. Ia berkata, "Karena tak bisa dihitung secara matematika, pembalasan dendam tak bisa menyamakan skor. Pengampunan adalah satu-satunya cara agar kepahitan hilang dari kenangan."

Melalui perenungan di atas, kita dapat mengerti mengapa Paulus menulis: "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan ... hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain ... sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Efesus 4:31, 32). Paulus menyadari bahwa semangat mengampuni sangat penting dalam perjuangan iman jemaat Efesus. Pendekatan yang digunakan Paulus didasarkan pada pengampunan Allah bagi mereka.

Smedes mengatakan pengampunan tidak berarti melupakan, memutuskan, atau membiarkannya berlalu. Sebaliknya, pengampunan berarti memutus lingkaran balas dendam dan "menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang adil" dengan melepaskan kita dari masa lalu yang tidak adil. Mengampuni merupakan karya kasih yang terberat dan berisiko tinggi. Mengampuni berarti menari mengikuti irama detak jantung Allah yang penuh ampunan. Itu seperti berada di puncak ombak kasih yang paling dasyat. Mengampuni berarti membebaskan seorang tawanan dan mendapati bahwa tawanan tersebut ternyata kita sendiri – DC

PEMBALASAN DENDAM MEMENJARAKAN KITA

PENGAMPUNAN MEMBEBASKAN KITA

Jumat, 17 Oktober 2008

1 Tesalonika 4:13-18

TIGA KEPASTIAN

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?

(1 Korintus 15:55)

Pada saat berada di luar ruang ICU untuk menanti perubahan kondisi seseorang yang saya kasihi, saya diingatkan bahwa kematian akan menimpa kita semua: baik tua maupun muda, lelaki maupun perempuan, miskin maupun kaya.

Dalam 1 Tesalonika 4, Paulus menghibur mereka yang merasa kehilangan karena kematian orang yang dicintai. Ia berkata kepada mereka bahwa kesedihan yang berlebihan tidak menghasilkan apa-apa. Wajar jika kita menangis karena kehilangan, tetapi janganlah kita menangis seperti orang yang tak berpengharapan. Sebaliknya, kita harus berpegang pada tiga kepastian tentang kematian.

Kepastian yang pertama adalah bahwa jiwa manusia tidak pernah mati. Jiwa orang percaya tinggal di dalam Tuhan (ayat 14). Mereka yang meninggal meninggalkan dunia yang penuh permasalahan ini untuk "mati di dalam Yesus".

Kedua, Yesus akan datang untuk orang-orang percaya; baik orang percaya yang masih hidup maupun yang sudah mati. Yesus akan kembali untuk anak-anak-Nya (ayat 16,17).

Ketiga, akan ada reuni yang penuh sukacita. "Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (ayat 17).

Dengan mengetahui tiga kepastian tentang kematian tersebut, maka orang-orang percaya yang kehilangan orang yang dicintai akan sangat terhibur. Walaupun kita terpisah sementara dengan mereka, kita akan bertemu lagi dalam hadirat Allah - AL

MATAHARI YANG TENGGELAM DI SUATU TEMPAT

ADALAH MATAHARI TERBIT DI SISI DUNIA YANG LAIN

Sabtu, 18 Oktober 2008

Mazmur 93

LUAPAN AMARAH

Sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya

(Mazmur 93:3)

Masalah yang datang dalam hidup kita, menurut Mazmur 93, bagaikan gelombang kejam yang melanda dan memukul jiwa serta memorak-porandakannya dengan kekuatan yang dahsyat. "Sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya" dan suaranya memekakkan telinga (ayat 3).

Akan tetapi, pada saat mengalami badai dalam hidupnya, sang pemazmur berkata, "Daripada suara air yang besar, daripada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat Tuhan di tempat tinggi" (ayat 4).

Sungguh, "Tuhan bertakhta"! Dia berpakaian kemegahan dan kekuatan. Dan, pada saat Dia bertakhta sebagai Raja di atas segala raja, Dia diangkat lebih tinggi daripada gelombang yang naik melampaui kita. Dia lebih dalam daripada kedalaman yang tidak terukur, lebih besar daripada kuatnya air bah. Petir ada di dalam tangan-Nya: "Telah tegak dunia, tidak bergoyang," karena kekuasaan-Nya atas dunia telah didirikan sejak dahulu (ayat 1). Dia menguasai keganasan laut, "angin dan danau pun taat kepada-Nya" (Markus 4:37-41). Dia berucap sepatah kata saja dan mereka pun seketika menjadi tenang.

Badai pasti akan berlalu. Akan tetapi, saat badai mengamuk dalam hidup Anda, Anda dapat berpaling pada janji Tuhan akan kasih dan kesetiaan, karena "peraturan-Mu sangat teguh" (Mazmur 93:5). Gelombang masalah dan kepedihan memang dapat melanda diri Anda, tetapi Anda tidak perlu terhanyut. Dia "berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung" (Yudas 24). Bapa surgawi memegang tangan Anda – DR

KETIKA KESULITAN SIAP MENGHAJAR KITA

ALLAH SIAP MEMBERI KEKUATAN BAGI KITA

Minggu, 19 Oktober 2008

1 Korintus 9:24-27

GARIS FINIS

Dan sampaikanlah kepada Arkhipus:

Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya

(Kolose 4:17)

Ketika masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah, saya bergabung dalam tim lari lintas-negara. Pada per-lombaan final pada musim itu, kampus-kampus kecil saling bertanding, dengan 75 pelari yang tergabung dalam lomba tersebut. Kami pun menjalani perlombaan lari "5K" itu di tengah cuaca hujan dan berlumpur, pada bulan November yang sangat dingin.

Saat mendekati garis finis, saya mengincar seorang pelari dari sekolah lain, yang berlari tidak jauh di depan saya. Saya berniat untuk mengalahkannya. Sebab itu, saya berlari dengan sekuat tenaga dan berhasil mendahuluinya saat berada di garis finis. Pada detik-detik terakhir, saya berhasil mencapai garis finis di urutan ke-42, yang tampaknya jauh lebih baik daripada urutan ke-43! Hal itu berarti, tim kami telah mendapat posisi yang lebih tinggi satu tingkat daripada tim yang pelarinya baru saja saya kalahkan. Artinya? Saya tidak boleh menyerah -- saya harus terus berlari hingga mencapai garis finis.

Hal inilah yang barangkali ada dalam pikiran Paulus ketika menulis surat kepada Arkhipus, salah satu pelayan yang ia ajukan: "Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya" (Kolose 4:17). Pada saat kita merasa lelah dan ingin menyerah, ingatlah bahwa Tuhan yang memercayakan kepada kita hak istimewa untuk melakukan pelayanan rohani akan memberikan anugerah dan kekuatan untuk menjalankan pelayanan tersebut. Mari "berlomba dengan tekun" (Ibrani 12:1) sehingga suatu hari kelak kita akan mendapat ganjaran "mahkota yang abadi" (1 Korintus 9:25) – WE

BERLARI DENGAN SABAR ADALAH USAHA KERAS

YANG DIPERLUKAN DALAM "LARI JARAK JAUH"

Senin, 20 Oktober 2008

Mazmur 42

"SIAPA?", BUKAN "MENGAPA"

Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu

(Mazmur 38:10)

Saat hadir dalam acara panel bersama para orangtua yang merasakan dan mengalami peristiwa kehilangan, saya terkejut bahwa saya bisa belajar banyak dengan cara mendengarkan. Kami hadir di dalam acara tersebut untuk membantu orang lain yang sedang berduka, tetapi akhirnya kami justru saling melengkapi di situ.

Seorang ibu yang kehilangan anak perempuannya karena mengidap penyakit radang selaput otak, membagikan kebenaran sederhana yang menyentuh saya. Ketika ia terus-menerus bertanya "Mengapa?", ia bercerita kepada ayahnya. Sang ayah mengatakan bahwa pertanyaan yang lebih baik dilontarkan adalah "Siapa?". Ayahnya lalu menjelaskan bahwa ia pasti tidak akan pernah mengerti mengapa anaknya meninggal begitu cepat. Namun, akan sangat membantu apabila ia berpikir siapakah Allah di balik semua tragedi yang dialaminya itu.

Renungkanlah apa makna hal ini bagi kita dalam segala kesulitan ini. Ketika kita menghadapi kedukaan yang tidak disangka-sangka dan bertanya "Siapa?" kita mendapat jawaban: "Bapa yang penuh kemurahan dan Allah sumber segala penghiburan" (2 Korintus 1:3). Saat kita lemah, kita akan mendapati "Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku" (Mazmur 18:3). Ketika dosa dunia ini tampaknya sudah tidak tertahankan, kita tahu bahwa "Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu" (Roma 16:20).

Apabila pertanyaan "Mengapa Tuhan?" muncul di dalam hati Anda, sebaiknya Anda bertanya, "Siapakah Engkau, Allah?" Lalu carilah Dia dalam firman-Nya – JB

DI PADANG GURUN KEDUKAAN

ALLAH MENYEDIAKAN OASE ANUGERAH

Selasa, 21 Oktober 2008

Mazmur 36:6-11

BERKAT SEDERHANA

Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah

(Mazmur 36:8)

Ketika kami sekeluarga sedang berada di Disney World, Tuhan memberikan berkat sederhana-Nya bagi kami. Disney World adalah tempat sangat luas -- 43,3 hektar tepatnya. Anda dapat mengelilinginya selama berhari-hari tanpa berjumpa dengan orang yang Anda kenal. Saat itu saya dan istri memutuskan untuk berpisah dari anak-anak, sementara mereka mencoba wahana permainan yang mengasyikkan bagi mereka. Kami berpisah pukul 09.00 dan merencanakan untuk berkumpul kembali pada pukul 18.00.

Pada pukul 14.00, saya dan istri ingin sekali makan taco [makanan dari Meksiko]. Lalu kami melihat peta dan menuju anjungan Spanyol untuk menikmati masakan Meksiko. Baru saja kami duduk dan menikmati makanan, kami mendengar, "Hai Ma, hai Pa." Ternyata pada saat yang sama, ketiga anak kami juga sedang menyantap burrito panas.

Sepuluh menit setelah kami berkumpul, datanglah topan di tempat itu disertai angin yang kencang. Hujan lebat pun menyapu, diiringi guntur yang menggelegar. Istri saya kemudian berkata, "Aku pasti akan sangat khawatir jika anak-anak tidak bersama kita saat ini!" Sepertinya Allah telah merancangkan pertemuan kami sekeluarga.

Apakah Anda pernah mengalami berkat seperti ini? Pernahkah Anda meluangkan waktu untuk mengucapkan syukur atas perhatian dan pemeliharaan-Nya? Renungkan betapa luar biasanya bahwa Dia yang menciptakan alam semesta ini ternyata sangat peduli untuk terlibat dalam kehidupan kita. "Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah - JB

DENGAN MENJADI MILIK ALLAH

KITA AKAN MENIKMATI BERKAT YANG MELIMPAH

Rabu, 22 Oktober 2008

Ibrani 10:19-23

AKSES CEPAT DAN MUDAH

Karena itu, marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh

(Ibrani 10:22)

Pendeta Rich McCarrell menerangkan kepada putranya bagaimana sekretarisnya menyeleksi setiap telepon yang masuk ke kantor gereja. Ia berkata, "Jika ibumu menelepon, dan Ayah sedang sibuk, maka sekretaris gereja akan memberi tahu Ibu apa yang sedang Ayah lakukan. Dari situ Ibu akan memutuskan apakah Ayah harus menerima teleponnya atau ia akan meninggalkan pesan."

Ia lalu berkata lagi kepada putranya, "Akan tetapi jika kamu yang menelepon Ayah, pasti akan disambungkan. Kamu boleh menelepon Ayah kapan saja, sebab kamu adalah putraku."

Beberapa hari kemudian, sekretaris gereja menyambungkan telepon dari pu-tranya itu kepada sang pendeta. Sang pendeta menerima telepon putranya dan menanyakan apa yang bisa dilakukan untuknya. Putranya menjawab, "Tidak ada apa-apa, Yah. Aku hanya ingin memastikan bahwa aku bisa menghubungi Ayah dengan mudah."

Kita juga memiliki akses cepat dan mudah untuk menghubungi Allah di surga. Tidak ada sekretaris yang menyaring "telepon" yang kita tujukan kepada-Nya. Kita tidak perlu memutuskan apakah "panggilan" kita akan mengganggu-Nya atau tidak. Kita tidak perlu meninggalkan pesan supaya Allah menghubungi kita lagi. Pemazmur mengingatkan kita, "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong" (Mazmur 34:16).

Karena Yesus sudah membuka jalan dengan kematian dan kebangkitan-Nya, kita dapat dengan penuh keberanian dan keyakinan menghampiri hadirat Bapa (Ibrani 4:16) – AC

MELALUI DOA, KITA PUNYA AKSES YANG CEPAT DAN MUDAH KEPADA BAPA

Kamis, 23 Oktober 2008

2 Timotius 2:1-10

IA TELAH MELAKUKANNYA

Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi,

percayakanlah itu kepada orang-orang yang dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain

(2 Timotius 2:2)

Pada kebaktian pemakaman LeRoy Eims, seorang anggota staf Navigator yang setia, saya heran mengapa ada ratusan teman dan koleganya yang mau jauh-jauh datang untuk memberi penghormatan? Mengapa banyak orang yang mengasihi dia?

Sebagai seorang pemuda kristiani, LeRoy tertantang untuk memuridkan seorang demi seorang. Ia menanggapi dengan serius perintah Paulus kepada Timotius: "Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain ( 2 Timotius 2:2). LeRoy memegang teguh perintah yang sederhana ini dan mempraktikkannya dengan setia selama lebih dari lima puluh tahun.

Banyak orang yang memadati gereja pada hari itu pernah tinggal di rumah LeRoy dan Virginia Eims. Mereka diterima, disemangati, dan diberi tuntunan oleh LeRoy. Sebagai murid rohani LeRoy, mereka membuat pelayanan tersebut menjadi berlipat ganda dengan memuridkan orang lain, sama seperti yang telah LeRoy lakukan terhadap mereka.

Satu kalimat dalam tulisan yang dibuat untuk memberikan penghormatan kepada dia menggambarkan inti dari kepribadian lelaki ini: "Kehidupannya ditandai oleh satu tujuan, kreativitas tinggi, dan selera humor yang luar biasa."

Teladan yang diberikan oleh LeRoy, mengajak kita untuk setia mengikut Tuhan sepanjang hidup kita. LeRoy telah melakukannya! Dan dengan anugerah Allah, kita pun pasti dapat melakukannya – DC

ANDA DAPAT MENGAJAR LEBIH BAIK DENGAN HIDUP ANDA

DARIPADA DENGAN KATA-KATA YANG ANDA UCAPKAN

Jumat, 24 Oktober 2008

Roma 13:1-7

MASALAH SUDUT PANDANG

Tiap-tiap orang harus patuh pada pemerintah yang di atasnya

(Roma 13:1)

Bangsa Jamaika sangat prihatin melihat angka pembunuhan yang tinggi di negara mereka. Maka, timbullah perdebatan yang cukup seru ketika para warga negara yang baik berdiskusi bersama untuk mencari solusinya.

Ada dua pendekatan umum yang selalu mewarnai surat-surat yang dilayangkan kepada editor sebuah koran di Jamaika. Seseorang menulis, "Orang-orang di kalangan akademis ... bahkan pembuat kebijakan dan anggota senat pun perlu se-rius mencari jawaban, karena masa depan bangsa kita sudah terpuruk." Yang lain menulis, "Inilah saatnya bagi kita, rakyat Jamaika, untuk mencari akar permasalahannya. Masyarakat seharusnya berpaling kepada Allah, bukan kepada Menteri Keamanan Nasional."

Ada satu masalah dan dua sudut pandang. Ada pendekatan yang sangat sekuler, yaitu pendekatan yang hanya bergantung pada kebijakan manusia; dan pendekatan religius, yang bergantung kepada Allah dan kepada mereka yang mengasihi-Nya.

Kita membutuhkan keduanya: Pemerintah yang ditetapkan Allah untuk memelihara rakyatnya (Roma 13:1-7); dan rakyat yang memiliki pandangan yang tepat terhadap Allah dan petunjuk-Nya bagi kehidupan (Amsal 14:33).

Di mana pun, kita perlu berdoa bagi aparat pemerintah, dan meminta agar Allah memimpin mereka. Kemudian kita juga haarus berusaha dan berdoa agar seorang demi seorang dari mereka melihat kebutuhannya akan Yesus serta bergantung kepada-Nya.

Dengan menggabungkan kedua sudut pandang ini, maka kita akan membuat sebuah perbedaan – JB

MELALUI DOA, PERSOALAN RAKYAT DALAM SUATU NEGARA

DAPAT MENJADI PERSOALAN PRIBADI SEORANG KRISTIANI

Sabtu, 25 Oktober 2008

Lukas 9:51-56

MENGALAHKAN KEJAHATAN

Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

(Roma 12:21)

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus melewati Samaria. Sebelumnya, Dia mengirim utusan untuk menyiapkan tempat, tetapi penduduk desa menolak-Nya.

Ketika Yakobus dan Yohanes mendengar penolakan itu, mereka menjadi kesal, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" (Lukas 9:54). Mereka baru saja dari sebuah gunung dan menyaksikan Tuhan bersama Musa serta Elia. Tak heran jika mereka teringat kisah Elia yang meminta api turun dari surga (1 Raja-raja 18:36-38). Namun, ketika mereka meminta api yang membinasakan itu, Yesus menegur mereka.

Dia berkata kepada mereka, "Anak Manusia tidak datang untuk menghancurkan hidup manusia tetapi untuk menyelamatkannya" (Lukas 9:56, versi King James). Balas dendam bukan urusan kita. Allah sendirilah yang berhak melakukan pengirikan dalam murka-Nya (Yesaya 63:3). Tugas kita adalah memberitakan kabar baik keselamatan kepada dunia.

Paulus menulis, "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan ... sebab ada tertulis: \'Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan,\' firman Tuhan. Tetapi, \'Jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.\' Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:19-21). Kita harus menyerahkan pembalasan kepada Allah.

Yesus memanggil kita untuk memperlakukan orang yang sulit dengan kebaikan dan membawa mereka kepada-Nya - DR

MURKA DAN BELAS KASIH ALLAH

KEDUANYA TERLIHAT DI SALIB KALVARI

Minggu, 26 Oktober 2008

Matius 8:1-4

PEKERJAAN KOTOR

Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu

(Matius 8:3)

Seorang tokoh televisi terkenal mencari pekerjaan yang paling kotor dan menjijikkan yang bisa ia temukan. Ia kemudian melakukan pekerjaan tersebut dan disiarkan secara langsung, sehingga kita semua merasa jijik.

Hal mengejutkan yang biasa muncul dari petualangan ke tempat kotor ini adalah orang-orang yang mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan yang benar-benar kotor ini tampaknya bahagia ketika melakukannya.

Saya bertanya-tanya apakah hal yang sama juga terjadi di antara jemaat Allah. Di gereja dan dalam komunitas umat Allah, terdapat pekerjaan yang benar-benar "kotor" yang dikehendaki oleh Allah untuk kita lakukan.

Misalnya, apa menariknya bekerja di tempat penampungan tunawisma, membagikan harapan kabar gembira dan bantuan fisik kepada orang-orang jalanan? Di manakah sukacitanya saat berjalan ke bangsal rumah sakit untuk mengunjungi pasien yang baru saja menerima berita buruk dari dokter? Dan, apa enaknya duduk di ruang konseling dan mendengarkan seorang istri yang dilecehkan suaminya, lalu berusaha membantunya mendapatkan kembali harga diri dan semangat hidup?

Bayangkan bagaimana anggapan kerumunan orang ketika Yesus mengulurkan tangan dan menjamah orang lepra. Dia tidak takut dengan pekerjaan-pekerjaan "kotor". Yesus datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10). Dia "tergerak ... oleh belas kasihan" kepada orang yang timpang, sakit, dan tertindas (Matius 9:36). Mari kita ikuti teladan-Nya dan kita kerjakan tugas-tugas berat di sekitar kita dengan kasih – JB

PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN BAIK UNTUK KRISTUS

AKAN MENERIMA ACUNGAN JEMPOL DARI KRISTUS

Senin, 27 Oktober 2008

Lukas 12:13-21

UANG BICARA

Akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman

(1 Timotius 6:10)

Ketika saya mengendarai mobil pulang dari kantor, saya melihat minivan yang dengan bangga ditempeli stiker bemper yang berbunyi: "Uang Bicara: Uangku Bilang Selamat Tinggal." Saya kira banyak orang bisa memahami sentimen seperti itu.

Sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk mencari dan menghabiskan uang, yang tidak akan bertahan selamanya. Pasar saham anjlok. Harga-harga membubung tinggi. Para pencuri mengambil barang-barang milik orang lain. Benda-benda menjadi usang dan rusak, sehingga menuntut pemasukan dan pengeluaran uang yang semakin banyak untuk menggantikan yang hilang. Sifat kekayaan materi yang tidak bertahan lama menjadikan uang kurang berguna jika digunakan untuk mendapatkan keamanan di dunia yang tidak aman ini. Uang lebih mudah terlepas daripada tetap bertahan dalam genggaman kita.

Tak ada bagian Alkitab yang mengatakan bahwa memiliki uang atau benda yang bisa dibeli dengan uang itu salah. Namun, kita akan tersesat jika uang menjadi tujuan yang menggerakkan hidup kita. Sama seperti kisah orang kaya dan lumbungnya (Lukas 12:13-21), kita terlalu fokus untuk menumpuk harta benda yang akhirnya akan hilang -- jika tidak saat kita hidup, maka saat kita mati.

Betapa menyedihkan apabila setelah menghabiskan seluruh hidup ini, kita akhirnya tidak mendapatkan apa pun yang bernilai kekal sebagai hasil dari semua jerih payah yang kita lakukan. Jika kata-kata Yesus dirumuskan kembali, maka jauh lebih baik jika kita kaya di mata Allah, daripada bekerja demi harta yang tidak abadi (ayat 21) - WE

HARTA SURGAWI AKAN MENUMPUK

KETIKA HARTA DUNIAWI DISERAHKAN

Selasa, 28 Oktober 2008

Mazmur 102:4-13

PENCIPTA GUNUNG-GUNUNG

Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah Tuhan sekeliling umat-Nya

(Mazmur 125:2)

Alkitab menggunakan gambaran yang jelas untuk mengungkapkan betapa singkat hidup kita di bumi ini. Ayub mengatakan bahwa hari-harinya "berlalu lebih cepat daripada seorang pelari" dan "meluncur lewat laksana perahu dari pandan" (Ayub 9:25,26).

Saya teringat pengalaman saya ketika berkhotbah pada kebaktian pemakaman seorang ibu muda. Dari tempat saya berdiri, saya bisa melihat Pegunungan Rocky yang menjulang di atas cakrawala sebelah barat. Pemandangan tersebut menggugah saya untuk merenungkan bahwa suatu hari nanti saya akan menyusul ibu muda itu melewati lembah bayangan kematian, sedangkan puncak-puncak gunung tersebut masih tetap menjulang ke langit. Pada akhirnya, pegunungan itu akan hancur lebur menjadi debu, tetapi Allah yang menciptakannya akan tetap ada selamanya dalam kemuliaan kekal. Saat itu saya juga menyadari bahwa saya dan teman yang meninggal tersebut, berkat kasih karunia Allah, akan hidup bersama Dia selamanya.

Ketika kehidupan yang singkat dan segala sesuatu yang bersifat sementara di dunia ini membuat kita cemas, ingatlah kepada Sang Pencipta gunung-gunung. Dia selalu ada; dahulu, sekarang, dan selama-lamanya. Seperti dikatakan pemazmur, "Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya" (102:13).

Kebenaran tersebut memberikan harapan kepada kita. Jika karena iman, kita menjadi milik Yesus Kristus Sang Juru Selamat, yang ada dari dahulu sampai selamanya, maka pada suatu hari nanti kita akan bersukacita di surga dengan pujian yang tiada akhir kepada-Nya - VG

MELIHAT PENYERTAAN ALLAH DALAM SEGALA SESUATU

AKAN MENJADIKAN HIDUP KITA SUATU PETUALANGAN YANG HEBAT

Rabu, 29 Oktober 2008

Wahyu 1:9-18

KEKAGUMAN MENJADI PUJIAN

Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib

(Mazmur 9:2)

Apakah kegiatan terbesar yang dapat menyita waktu? Penyembahan kepada Allah! Penyembahan bukanlah suatu ritual yang terburu-buru, doa-doa rutin, atau mendengarkan musik merdu merayu. Penyembahan adalah pengalaman "hanyut dalam kekaguman, cinta, dan doa," seperti tulisan Charles Wesley. Penyembahan adalah kekaguman yang menuntun kita untuk memuji Dia.

Ketika pertama kali melihat Grand Canyon, saya tidak dapat berkata apa-apa. Teman yang mengantar saya ke sana memahami reaksi saya dan berdiri mematung di sebelah saya. Saya terkesima mengagumi pemandangan dahsyat di depan mata dan berpikir, "Inilah sekilas kebesaran Allah". Namun, kekaguman saya itu bukanlah penyembahan.

Tanggapan saya berbeda ketika bertatap muka dengan Yesus saat membaca Kitab Suci. Kekaguman saya berubah menjadi pujian ketika saya melihat Dia dalam segala keindahan-Nya. Siapakah yang memelihara jiwa saya? Kesucian-Nya tak bernoda: "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46). Kebijaksanaan-Nya tiada bandingnya: "Belum pernah seorang pun berkata seperti orang itu!" (Yohanes 7:46). Belas kasih-Nya tak terbatas: "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka" (Matius 9:36). Keagungan-Nya luar biasa: "Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka" (Matius 17: 2)

Begitu mengenal Yesus yang telah tertulis di dalam Injil, kekaguman saya berubah menjadi pujian. Saya bersujud dalam penyembahan dan berseru seperti Tomas: "Tuhanku dan Allahku!" (Yoh 20:28) - VG

PENYEMBAHAN YANG SEJATI KEPADA KRISTUS

AKAN MENGUBAH KEKAGUMAN MENJADI PUJIAN

Kamis, 30 Oktober 2008

Mazmur 126

APA YANG ADA DI MULUTKU?

Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,

"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini"

(Mazmur 126:2)

Para ahli komunikasi mengatakan bahwa kata yang diucapkan orang rata-rata setiap hari cukup untuk memenuhi 20 halaman dengan spasi tunggal. Ini berarti mulut kita meluncurkan kata-kata yang cukup untuk mengisi 2 jilid buku sebanyak 300 halaman kertas setiap bulan, 24 buku setiap tahun, dan 1.200 buku dalam 50 tahun berbicara. Dengan adanya telepon, pesan suara, dan percakapan tatap muka, kata-kata mengisi sebagian besar hidup kita. Itu sebabnya, jenis kata-kata yang kita gunakan sangatlah penting.

Mulut pemazmur penuh dengan puji-pujian ketika ia menulis Mazmur 126. Tuhan telah melakukan perkara besar untuk Daud dan rakyatnya. Bahkan bangsa-bangsa di sekitarnya pun mengakuinya. Dengan mengingat berkat Allah, Daud berkata, "Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai" (ayat 2).

Kata-kata apa yang akan Anda gunakan pada ayat 3 seandainya Anda yang menulis Mazmur ini? Kerap kali sikap kita mungkin seperti ini: "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada saya, dan saya –

.... tidak dapat mengingat satu perkara pun saat ini."

.... sedang menebak-nebak apa yang hendak Dia lakukan untuk saya selanjutnya."

.... menginginkan lebih banyak."

Ataukah Anda akan mengakhirinya dengan berkata, "Saya memuji dan bersyukur atas kebaikan-Nya"? Jika Anda mengingat anugerah Allah pada hari ini, ungkapkanlah puji-pujian Anda kepada-Nya - AC

JANGAN MENYIMPAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN DALAM HATI

YANG AKAN MEMBUAT ANDA MALU BILA HARUS MENGUNGKAPKANNYA

Jumat, 31 Oktober 2008

Lukas 15:4-7

SUKACITA DI SURGA

Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat

(Lukas 15:7)

Saya merasa gugup saat hendak menghadiri kebaktian penghiburan atas wafatnya seorang teman lama. Fred telah menolak Yesus dalam hidupnya, dan karena itu saya yakin ia tersesat selamanya.

Namun, banyak teman Fred yang telah menjadi pengikut Yesus. Pada saat kebaktian, air mata membasahi mata saya ketika salah satu temannya bercerita tentang perbincangan yang terjadi antara Fred dan dirinya bulan lalu.

Fred bertanya kepadanya, "Apakah menurutmu aku akan masuk ke surga?" Temannya lalu dengan jujur menjawab, "Tidak, Fred. Menurutku tidak." Saat mereka berbincang-bincang, dinding pertahanan Fred mulai runtuh, dan berkata, "Philip, aku percaya bahwa apa yang disampaikan Alkitab itu benar." Setelah sekian lama menolak anugerah penebusan, Fred akhirnya menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya.

Dengan air mata bahagia, saya merenungkan ayat berikut ini: "Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Lukas 15:7). Yesus dan para malaikat ikut bersukacita bersama saya.

Sesuai dengan permintaan Fred, kami berdiri dan bernyanyi, "Yesus mengasihiku, aku tahu itu, Alkitab yang mengajarku!" Bagi teman saya ini, kata-kata yang sangat akrab tersebut telah menjadi kenyataan.

Marilah kita membawa sukacita ke dalam surga dengan menyebarkan kabar yang penuh sukacita: Yesus mengasihi kita, kita tahu itu! - CK

SELURUH PENGHUNI SURGA BERGEMBIRA

KARENA SATU ORANG BERDOSA YANG BERTOBAT

About this entry

Posting Komentar

 

About me | Author Contact | Powered By holy of christ | © Copyright  2008