RENUNGAN BULAN JULI 2008

Selasa, 01 Juli 2008

1Petrus 3:13-17

ARGUMEN TERBAIK

Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang

yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang peng-harapan yang ada padamu

(1Petrus 3:15)

Apakah argumen terbaik yang dapat kita berikan kepada orang-orang yang bertanya mengapa kita menerima Yesus sebagai Juruselamat? Bagaimana kita dapat memberikan kesaksian tentang iman kita dengan cara yang paling persuasif?

"Siap sedialah pada segala waktu," desak Petrus, "untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu" (1 Petrus 3:15). Istilah Yunani untuk kata "pertanggungan jawab" adalah permintaan maaf. Ini bukan berarti alasan yang tidak kuat, melainkan argumen yang meyakinkan.

Filsuf William Alston dari Syracuse University telah menulis buku yang sangat berguna mengenai pembelaan iman kristiani. Ia mengatakan hal yang dapat mendorong kita semua: "Pengujian terakhir bagi kebenaran kristiani adalah dengan menerapkannya dalam hidup seseorang, menguji janji-janji yang menurut kebenaran ini dibuat oleh Allah, mengikutinya sesuai dengan cara yang ditunjukkan gereja, dan melihat apakah kebenaran ini memimpin kita menuju hidup baru di dalam Roh."

Jangan berpikir bahwa karena Anda bukan filsuf atau ahli teologi, Anda tidak dapat membela iman Anda. Anda dapat memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kuasa Injil. Hidup Anda dapat menjadi argumen yang terbaik—pembelaan terbaik bagi iman Anda di dalam Yesus Kristus—bagi siapa pun yang bertanya mengapa Anda percaya. Jadi, praktikkan iman Anda. Biarlah orang-orang melihat perbedaan yang dilakukan Yesus -VG

ORANG-ORANG AKAN MENDENGARKAN ANDA DENGAN SAKSAMA

JIKA MEREKA MELIHAT ANDA MENJALANI HIDUP DENGAN SETIA

Rabu, 02 Juli 2008

1Yohanes 4:7-12

SALING MENGASIHI

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah;

dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah

(1Yohanes 4:7)

Suatu kali Brandon Moody menghadiri kebaktian Paskah pagi di gereja pamannya, D.L. Moody. Adegan terakhir dari pertunjukan yang mengesankan di gereja tersebut menggambarkan peristiwa kenaikan Yesus ke surga. Pada adegan itu, aktor yang berperan sebagai Yesus dikerek oleh para penata panggung melalui atap yang terbuka. Namun, saat ia baru separuh jalan ke atas, mendadak pegangan mereka terlepas, dan aktor itu pun merosot ke bawah. Syukurlah, ia tidak terluka. Dengan pengendalian diri yang baik, sang aktor berkata kepada para jemaat yang terkejut, "Satu hal lagi. Kasihilah satu sama lain."

Kasih merupakan suatu hal yang begitu penting bagi Yesus. Karena itu, beberapa saat sebelum Dia ditangkap dan disalibkan, Dia memberikan perintah kepada murid-murid-Nya demikian, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi .... Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:34,35).

Yohanes, yang dikenal sebagai murid yang dikasihi oleh Yesus (dan seorang yang mencatat perkataan Yesus tentang kasih ini), banyak menulis tentang kasih dalam suratnya yang pertama. Beberapa kali di dalam pasal 4, Rasul Yohanes mendesak rekan-rekannya orang percaya untuk "saling mengasihi" (1 Yohanes 4:7, 11,12).

Karena itu, apa pun yang sedang terjadi di dalam hidup kita, marilah kita menjadikan perintah Yesus dan nasihat Yohanes sebagai pernyataan misi dari kita: "Saling mengasihi" -VG

SEDIKIT KASIH MAMPU MEMBUAT BANYAK PERBEDAAN

Kamis, 03 Juli 2008

Galatia 5:16-26

MENYEMPURNAKAN KEKUDUSAN

Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani

(2Korintus 7:1)

Sudah beberapa minggu ini saya tidak mengurus pekarangan saya, dan saya tertegun melihat betapa cepatnya ilalang tumbuh dan memenuhi pekarangan tersebut. Ilalang memang tidak perlu dipelihara; tampaknya mereka suka tumbuh dengan cepat bagi siapa pun yang membiarkannya. Sebaliknya, sepetak bunga yang indah perlu disiram, dipupuk, dan tentu saja disiangi. Bunga-bunga berkembang dengan subur jika dipelihara oleh orang yang tidak takut kukunya kotor oleh tanah.

Kehidupan kristiani juga membutuhkan usaha. Dibutuhkan komitmen penuh dari seseorang kepada Yesus—baik tubuh, pikiran, emosi, dan kehendak—untuk memiliki hidup yang penuh, menarik, membangun sesama, serta menyempurnakan orang itu. Bahkan setelah semua itu ada, "ilalang" sikap egois dan tindakan dosa dapat tumbuh dengan cepat dan menutupi buah-buah Roh (Galatia 5:22,23).

Itulah masalah yang dihadapi banyak jemaat di Korintus. Mereka telah dipenuhi oleh iri hati dan perselisihan (1 Korintus 3:1-3). Oleh karena itu, Paulus menyuruh mereka membersihkan diri dari "semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2 Korintus 7:1). "Kekudusan" yang ia maksudkan di sini bukan berarti bebas dari dosa, melainkan tak bercela.

Tuhan, bantulah kami untuk mencabut "ilalang" jasmani dan rohani sebelum hal itu menjadi kebiasaan yang buruk. Biarlah keindahan karakter Yesus yang dilihat oleh orang lain di dalam diri kita -DJ

JIKA ANDA BERSERAH KEPADA ALLAH

ANDA TIDAK AKAN MENYERAH PADA DOSA

Jumat, 04 Juli 2008

Habakuk 3:14-19

SUKACITA DALAM KEMISKINAN

Sekalipun ... hasil pohon zaitun mengecewakan, ... namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Habakuk 3:17,18)

Dalam buku 450 Stories for Life, Gust Anderson menceritakan kunjungannya ke sebuah gereja di suatu daerah pertanian, di sebelah timur Alberta, Kanada. Di daerah itu telah berlangsung kekeringan selama delapan tahun. Kondisi ekonomi petani di tempat itu tampaknya tak ada harapan lagi. Meskipun dalam kemiskinan, namun banyak di antara mereka yang terus berkumpul untuk memuji dan menyembah Allah.

Anderson sangat terkesan dengan kesaksian seorang petani yang berdiri dan mengutip Habakuk 3:17,18. Dengan sungguh-sungguh petani itu berkata, Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi di kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Anderson berpikir, orang suci itu telah menemukan rahasia sukacita sejati.

Mendapatkan kesenangan dari barang-barang yang dapat dibeli memang bukan suatu kekeliruan. Akan tetapi, jangan sampai kita mengandalkan barang-barang tersebut untuk mendapatkan kebahagiaan. Apabila kepuasan kita ditentukan oleh kepemilikan atas barang-barang, kita akan hancur pada saat kehilangan barang-barang tersebut. Tetapi jika sukacita kita berada di dalam Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat merusakkannya, bahkan kesulitan ekonomi pun tidak.

Ya, orang-orang yang mengenal dan memercayai Tuhan akan bersukacitabahkan dalam kemiskinan! -RW

Sabtu, 05 Juli 2008

Wahyu 3:14-22

MAKAN DI DASBOR

Jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk

mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku

(Wahyu 3:20)

Istilah makan di dasbor muncul dengan maraknya praktik makan saat berkendara untuk menghemat waktu. Makanan yang populer di jalan adalah yoghurt dalam tabung tekan, sup dalam wadah panas-dan-isap, dan kue berukuran kecil yang muat pada tempat cangkir di mobil. Seorang analis produk konsumen di AS menyatakan bahwa keinginan masyarakat akan jenis makanan yang dapat segera dan mudah disantap ketika di jalan semakin meningkat. Di beberapa kebudayaan, makan dengan santai di meja makan menjadi hal yang langka.

Mental makan-dan-cepat pergi dapat menyerbu pikiran rohani kita. Apakah kita mengesampingkan persekutuan sehari-hari yang tak terburu-buru dengan Yesus? Apakah sewaktu membaca Alkitab dan berdoa, kita melakukannya dengan terburu-buru atau santai?

Kristus yang bangkit berkata pada jemaat Laodikia yang suamsuam kuku, Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Wahyu 3:20). Ketika kita membuka hati dengan pasrah kepada Allah, Dia menjanjikan makan besar, bukan sekadar kudapan. Tawaran-Nya untuk makan bersama kita mengandung janji bahwa kita akan menikmati makanan bergizi dan bercakap-cakap dengan santai, bukan sekadar sapaan halo dan selamat tinggal yang buru-buru.

Ketika budaya modern memuja efisiensi dan kecepatan, Allah mengundang kita untuk mengurangi kecepatan dan duduk menikmati pesta persekutuan rohani dengan-Nya -DC

WAKTU ADALAH SAHABAT SAAT ANDA MEMPERGUNAKANNYA

UNTUK MEMPERERAT PERSAHABATAN DENGAN YESUS

Minggu, 06 Juli 2008

Ester 1:1-9

TAK ADA KABAR BURUK

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28)

Ketidaksediaan mendengar kabar buruk telah terbukti mengakibatkan hal-hal lebih buruk. Mulai dari bencana pesawat ulang alik, kebangkrutan perusahaan, hingga tersebar luasnya terorisme. Tak perlu mengadakan penelitian panjang untuk menentukan mengapa hal ini terjadi. Berita buruk itu menyingkapkan masalah; masalah memerlukan pemecahan; pemecahan masalah memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang lebih baik kita gunakan untuk merayakan kesuksesan masa lampau.

Ini bukan hal baru di zaman kita. Pada abad kelima sebelum Masehi, Raja Ahasyweros dari Persia tak mengizinkan orang-orang berkabung memasuki gerbangnya (Ester 4:1,2). Seorang penafsir Alkitab memberi kesan bahwa raja itu lebih senang dikelilingi orang-orang yang kagum dengan kekayaannya dan senang sekali hadir dalam pesta yang mewah (1:4). Keengganannya untuk diganggu oleh berita buruk hampir saja mengakibatkan pemusnahan orang Ibrani.

Kepemimpinan Yesus bertentangan dengan kepemimpinan Ahasyweros. Dia berkata, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28). Ahasyweros memerintah kerajaan dengan mengizinkan orang-orang yang gembira memasuki istananya. Sedangkan Yesus membangun kerajaan-Nya dengan menyambut orang-orang yang berbeban berat dan sedih untuk memasuki hadirat-Nya. Lebih lagi, Yesus tidak saja mengundang kita untuk menyampaikan hal buruk tentang diri kita, tetapi Dia juga memiliki kemauan dan kuasa untuk mengubah keadaan kita yang terburuk menjadi perayaan yang penuh puji-pujian -J

Senin, 07 Juli 2008

Matius 6:25-34

PANDANGLAH BURUNG

Pandanglah burung-burung di langit .... Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

(Matius 6:26)

Ketika Anda melambatkan jalan pikiran Anda dan membiarkannya bermalas-malasan, ke mana pikiran Anda melayang? Apakah Anda mengkhawatirkan uang? Kita harus berhati-hati dengan uang, namun Yesus mengajarkan agar kita tak boleh mencurahkan seluruh perhatian pada uang. Jika Anda beriman kepada Tuhan, Anda tak perlu mengkhawatirkan kebutuhan hidup. Allah sendiri telah memikul tanggung jawab atas tersedianya makanan dan pakaian Anda dan segala kebutuhan Anda.

Ketika Yesus berbicara mengenai kebutuhan kita akan makanan, Dia mengacu pada burung-burung, dan berkata, [Mereka] tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26). Itu tidak berarti kita bisa mendapatkan apa pun yang kita perlukan tanpa usaha. Burung-burung harus mengais dan mencari makanan. Intinya, mereka tidak perlu khawatir mengenai makanan.

Yesus memerintahkan kita agar memusatkan hidup pada kerajaan Allah. Maka pakaian, makanan, dan minuman pasti akan kita dapatkan. Lihatlah dengan cara demikian: Entah Anda hidup hanya untuk uang atau tidak, pada akhirnya Anda pasti akan meninggalkannya atau uang yang meninggalkan Anda. Namun jika Anda memusatkan kehidupan Anda pada Allah dan melakukan kehendak-Nya, hal-hal lain akan disediakan bagi Anda.

Apakah kepedulian Anda untuk menghasilkan uang dan menyimpannya mengalahkan kepedulian Anda melakukan kehendak Allah? Jika iya, berhenti dan pandanglah burung-burung -HW

TIDAK MEMILIKI TUJUAN HIDUP LEBIH BURUK DARIPADA TIDAK MEMILIKI UANG

Selasa, 08 Juli 2008

Kisah Para Rasul 16:16-34

PERTANYAAN BAGUS

Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat? Jawab mereka,

Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat

(Kisah 16:30,31)

Menemukan pertanyaan yang tepat sama pentingnya dengan menemukan jawaban yang tepat, kata Henri Nouwen, seorang penulis buku-buku devosional. Namun, kerap kali begitu mudahnya kita mendahului Roh Allah ketika berbicara mengenai Kristus kepada orang yang belum percaya. Kita sudah memberikan jawaban, padahal kita belum mendengarkan pertanyaan-pertanyaan mereka.

Kecenderungan ini diperjelas beberapa tahun silam pada saat seseorang menulis Kristus adalah jawaban! dengan tulisan cakar ayam di dinding sebuah bangunan. Seseorang yang sinis lewat dan menambahkan kata-kata: Apa pertanyaannya?

Paulus dan Silas, yang dijebloskan ke penjara karena Injil, membangkitkan pertanyaan rohani yang mendalam di hati kepala penjara. Pertanyaan itu muncul bukan karena mereka menyampaikan khotbah pada orang itu, melainkan karena mereka menyanyikan pujian bagi Allah. Ketika gempa bumi mengakibatkan pintu-pintu penjara terbuka dan memutuskan rantai-rantai mereka, kepala penjara itu hampir saja bunuh diri. Ia takut dihukum mati jika para tawanan melarikan diri. Namun Paulus dan Silas menghentikan tindakan kepala penjara itu dengan memilih untuk tetap tinggal di penjara demi kepentingan kepala penjara tersebut. Karena itulah, ia berteriak, Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?

Pada hari ini, sama seperti dahulu, Roh Kudus akan menciptakan pertanyaan yang tepat di dalam hati manusia dan membuat mereka siap untuk memberikan jawaban yang tepat, yaitu Yesus Kristus -J

ORANG-ORANG KRISTIANI YANG MENGGARAMI

MEMBUAT ORANG LAIN HAUS AKAN AIR KEHIDUPAN

Rabu, 09 Juli 2008

1Korintus 9:24-27

BAWAAN KONYOL

Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita

(Ibrani 12:1)

Pada tahun 1845, ekspedisi Franklin yang sial berlayar dari Inggris untuk menemukan suatu terusan yang melewati Laut Artik.

Awak kapal mengisi dua kapal layar mereka dengan banyak barang yang tidak mereka perlukan: perpustakaan yang terdiri dari 1.200 buku, keramik terbaik, gelas kristal, dan peralatan makan yang terbuat dari perak murni, dengan inisial setiap perwira yang diukir pada setiap pegangannya. Yang mengherankan, setiap kapal hanya membawa persediaan batubara cadangan untuk mesin uap yang cuma cukup untuk 12 hari.

Kapal itu terjebak di padang es yang beku dan sangat luas. Setelah beberapa bulan, Lord Franklin tewas. Anak buahnya memutuskan untuk menyelamatkan diri dalam kelompok-kelompok kecil, namun tak ada satu pun yang selamat.

Ada satu cerita yang sangat menyedihkan. Dua perwira menarik sebuah kereta salju besar sejauh 104.585 km melewati es yang berbahaya. Pada saat regu penyelamat menemukan jasad para perwira tersebut, mereka menemukan bahwa kereta salju itu berisi meja perak.

Mereka membuka jalan bagi kematian mereka sendiri dengan membawa barang yang tidak mereka perlukan. Bukankah kita kadang kala melakukan hal yang sama? Kita pun menyeret beban yang tidak kita perlukan dalam kehidupan, bukan? Pikiran-pikiran jahat menghalangi kita. Kebiasaan-kebiasaan buruk merongrong kita. Ketidakrelaan yang tidak kita lepaskan.

Mari kita bertekad menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita -DC

KELUARKAN SEGALA HAL DALAM HIDUP ANDA YANG DAPAT MENDESAK KRISTUS KELUAR DARI HATI ANDA

Kamis, 10 Juli 2008

Ayub 3:20-26

MULAI DARI AKHIR

Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku (Ayub 3:3)

Pada usia 30 tahun, wanita itu sudah ingin menyerah. Ia menulis di buku hariannya, Allahku, apa yang akan terjadi padaku? Aku ingin mati saja. Namun awan gelap keputusasaan justru menuntunnya pada kecemerlangan. Saat itulah ia menemukan tujuan hidup yang baru. Ketika ia meninggal pada usia 90, ia meninggalkan jejak sejarah. Banyak orang percaya bahwa ia dan orang-orang yang memperkenalkan antiseptik dan kloroform untuk kepentingan pengobatan telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar meringankan penderitaan sesama pada abad ke-19. Nama wanita tersebut adalah Florence Nightingale, pemrakarsa profesi perawat.

Ayub sangat berharap ia tak pernah dilahirkan di dunia ini (Ayub 3:1-3). Namun puji Tuhan, ia tak mengakhiri hidupnya. Sama seperti Nightingale yang berhasil keluar dari tekanan dan menemukan cara untuk menolong orang lain, Ayub pun behasil melewati kesedihannya, dan pengalamannya telah menjadi sumber penghiburan yang tidak berkesudahan bagi jiwa yang menderita.

Mungkin Anda kini berada pada titik di mana Anda tak mau hidup lagi. Menjadi anak Allah justru meningkatkan keputusasaaan Anda, karena Anda menjadi bertanya-tanya bagaimana seorang percaya dapat merasa sendirian dan terlupakan. Jangan menyerah.

Perasaan ingin mengakhiri hidup Anda sendiri mungkin merupakan suatu pengalaman paling menyakitkan yang pernah Anda hadapi. Namun kobarkan semangat Anda. Bergantunglah kepada Tuhan dalam iman dan mulai lagi dari awal. Allah dapat memakai permulaan dari suatu akhir -MR

DI DALAM KRISTUS ORANG YANG PUTUS ASA MENEMUKAN HARAPAN

Jumat, 11 Juli 2008

Galatia 1:6-12

INJIL LAIN

Kamu begitu lekas berbalik ... dan mengikuti suatu injil lain

(Galatia 1:6)

Apa tantangan terbesar bagi kita sebagai orang kristiani di abad 21? Apakah amoralitas yang merajalela? Apakah masalah sosial yang memecah belah? Apakah meningkatnya sikap melawan Allah? Hal-hal tersebut tentu saja berbahaya. Namun, dengan berani saya katakan bahwa ancaman terbesar terhadap kita adalah kepercayaan, yaitu kepercayaan yang menjauhkan kita dari Injil.

Beberapa kepercayaan menentang Kristus secara terbuka, namun kepercayaan yang lain melakukannya secara halus. Mereka menggunakan bahasa yang sudah dikenal orang kristiani, menjadikannya terdengar tidak asing lagi. Lalu mereka menambahkan jalan pikiran yang sesat ke dalamnya.

Jika kelompok-kelompok tersebut terdengar begitu kristiani, bagaimana kita bisa tahu jika mereka mengajarkan injil lain? (Galatia 1:6). Di bawah ini adalah beberapa pengajaran sesat yang perlu diwaspadai.

1. Keselamatan melalui hal lain selain iman kepada karya yang sudah diselesaikan Yesus di atas kayu salib (Rasul 4:12)

2. Tidak mau menganggap Yesus sebagai Allah kekal dalam rupa manusia, satu-satunya Juruselamat (Yohanes 1)

3. Lebih memerhatikan kata-kata manusia daripada firman Allah (1Korintus 2:12,13)

4. Pemimpin yang tak membimbing seperti Kristus melalui petunjuk alkitabiah yang benar (1Timotius 4:6; Yudas 4)

Ada orang-orang yang ingin memimpin Anda kepada injil lain. Pelajarilah firman Allah, sehingga Anda tidak akan tertipu -JD

TERAPKAN DIRI ANDA KEPADA KITAB SUCI

DAN KITAB SUCI KEPADA DIRI ANDA

Sabtu, 12 Juli 2008

2Tawarikh 16:1-13

IDE CEMERLANG

Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar

(2Tawarikh 14:11)

Sebuah dongeng kuno dari Indonesia menceritakan tentang seekor kura-kura yang dapat terbang. Ia menggigit sebatang kayu yang dibawa oleh dua ekor angsa. Pada saat kura-kura itu mendengar orang-orang dari darat yang melihatnya berkata, Wah, cemerlang sekali ide angsa-angsa itu! harga dirinya sangat terluka sehingga ia berteriak, Itu ideku! Tentu saja ia jadi kehilangan pegangan. Harga dirinya telah menjadi kehancuran bagi dirinya.

Selama empat puluh satu tahun, Asa menjadi raja yang kuat dan rendah hati. Ia membawa kedamaian dan kemakmuran bagi kerajaan Yehuda. Dan pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Asa menaikkan doa demikian, Ya Tuhan, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar (2Tawarikh 14:11).

Namun pada akhir pemerintahannya, ketika pasukan kerajaan Israel bagian utara menyerangnya, Asa mencari pertolongan dari raja Siria dan bukannya dari Allah. Karena kebodohannya, pemerintahannya melemah dan bangsanya mengalami peperangan. Apa yang salah dalam hal ini? Karena bangga dengan keberhasilan masa lalu, Asa telah lupa bahwa seharusnya ia bergantung pada Tuhan, sehingga Tuhan tak lagi menunjukkan diri-Nya kuat demi kepentingan Asa (2Tawarikh 16:9).

Allah masih mencari orang-orang yang mengizinkan Dia untuk menunjukkan kekuatan-Nya dalam hidup mereka. Hidup dengan rendah hati dan bergantung pada Allah merupakan ide yang benar-benar cemerlang! -AL

TAK SEORANG PUN LEBIH KUAT

DARIPADA SESEORANG YANG BERGANTUNG PADA ALLAH

Minggu, 13 Juli 2008

Kisah Para Rasul 5:33-42

JEMBATAN KASIH KARUNIA

Rasul-rasul itu meninggalkan sidang ... dengan gembira,

karena telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus

(Kisah Para Rasul 5:41)

Coba layangkan imajinasi Anda sejenak. Bayangkan Anda sedang berkendaraan melewati gurun di California Selatan dan Anda melihat jembatan Golden Gate yang sangat gagah terbentang di antara aliran sungai kecil yang kering dan terletak di pinggiran persimpangan jalan desa. Pemandangan itu pasti akan sangat menggelikan.

Demikian juga Allah senantiasa menunjukkan kuasa dan kasih karunia-Nya pada waktu atau tempat yang tepat. Dia selalu menyediakan sesuai dengan kesulitan yang sedang dihadapi. Dia tidak akan memberikan kekuatan bila kekuatan itu belum diperlukan.

Kita merasa ngeri apabila memikirkan hal-hal yang dialami oleh beberapa anak Allah karena iman mereka kepada Juruselamat. Banyak di antara mereka lebih memilih jalan yang penuh penderitaan daripada mengikuti jalur yang lebih sedikit mengandung perlawanan. Saya pun kemudian bertanya-tanya, apakah kita akan melakukan hal yang sama?

Tentu saja Tuhan tidak meminta kita untuk membuat komitmen semacam itu sebelum hal tersebut diperlukan. Kita dapat meyakini bahwa apabila kita menderita demi Dia (Filipi 1:29), Dia akan menyediakan apa pun yang kita perlukan untuk menanggung penderitaan itu.

Sebagai pelayan-pelayan Kristus, kita dapat melakukannya selangkah demi selangkah dan percaya bahwa entah kita menemui ngarai yang kering atau sungai yang deras, jembatan kasih karunia Allah akan membuat kita dapat menyeberang dengan aman ke seberang –MR

ALLAH MEMBERI KASIH KARUNIA YANG CUKUP

UNTUK MENGHADAPI SETIAP COBAAN YANG KITA HADAPI

Senin, 14 Juli 2008

Yeremia 2:5-13

KAMI TIDAK BUTUH ENGKAU

Apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu pada-Ku, sehingga mereka menjauh dari pada-Ku, mengikuti dewa kesia-siaan, sampai mereka menjadi sia-sia?

(Yeremia 2:5)

Alkisah sekelompok ilmuwan memutuskan bahwa manusia dapat hidup tanpa Allah. Maka salah seorang dari mereka memandang ke atas, kepada Allah, dan berkata, Kami telah memutuskan bahwa kami tidak lagi membutuhkan Engkau. Kami memiliki cukup hikmat untuk mengkloning manusia dan melakukan banyak hal ajaib.

Allah mendengarkan dengan sabar dan kemudian berkata, Baiklah, mari kita mengadakan kontes penciptaan manusia. Kita akan melakukannya persis seperti Aku dulu menciptakan Adam. Para ilmuwan setuju. Kemudian salah satu dari mereka membungkukkan badan dan mengambil sekepal tanah. Allah memandang dia dan berkata, Oh, tidak! Engkau harus membuat tanahmu sendiri!

Pada zaman Yeremia, bangsa Israel hidup seakan-akan tidak lagi membutuhkan Tuhan. Mereka memercayakan diri mereka kepada ilah-ilah lain, sekalipun ilah mereka itu tidak dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan mereka. Yeremia menentang pemberontakan mereka, karena telah meninggalkan Allah yang sejati dan menunjukkan sikap yang tidak hormat terhadap Dia (Yeremia 2:13,19).

Apakah kita berbuat salah karena telah menjalani hidup seakan-akan tidak membutuhkan Allah? Kita mungkin mengenal Dia sebagai Juruselamat, namun memberhalakan hikmat atau kebebasan kita. Mungkinkah Tuhan berkata tentang kita, Mereka menjauh dari pada-Ku? (2:5). Hidup jauh dari Allah mempermalukan dan tidak menyenangkan Dia, dan tidak akan pernah memenuhi kebutuhan kita yang terdalam. Namun, kita dapat berbalik kepada-Nya hari ini (3:7) -AC

SIKAP MEMBERHALAKAN DIRI SENDIRI

MERUPAKAN PENGGANTI ALLAH YANG MENYEDIHKAN

Selasa, 15 Juli 2008

Keluaran 33:12-23

MENINGGALKAN BEGITU SAJA

Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu

(Keluaran 33:14)

Setelah memenangkan medali perunggu pada Olimpiade 2004 di Athena, pegulat Rulon Gardner melepaskan kedua sepatunya, meletakkannya di tengah matras, dan meninggalkannya sambil menangis. Lewat tindakan simbolisnya itu, Gardner mengumumkan pengunduran dirinya dari olahraga yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun.

Akan tiba saatnya bagi kita semua untuk meninggalkan sesuatu di dalam hidup ini, dan saat itu mungkin menyakitkan secara emosi. Seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita lewat kematian. Seorang anak meninggalkan rumah. Kita meninggalkan sebuah pekerjaan atau komunitas dan kita merasa seakan-akan telah meninggalkan semuanya di belakang kita. Namun jika kita mengenal Tuhan, kita tidak akan berjalan sendirian menapaki masa depan yang tak pasti.

Kita perlu berdiam diri dan merenungkan betapa anak-anak Israel meninggalkan sesuatu yang sangat besar ketika Musa memimpin mereka keluar dari Mesir. Mereka meninggalkan beban berat perbudakan, namun mereka juga meninggalkan segala hal yang stabil dan dapat diduga yang telah mereka kenali. Di kemudian hari, saat Tuhan berkata kepada Musa, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu (Keluaran 33:14), Musa menjawab, Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini (ayat 15).

Pada saat menghadapi saat-saat yang paling sulit, kehadiran dan kedamaian Allah memberi kita kestabilan. Karena Dia menyertai kita, maka kita dapat berjalan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan –DC

Rabu, 16 Juli 2008

Kejadian 1:20-25

BERJALAN DENGAN WHITAKER

Hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala

(Kejadian 1:20)

Saat anjing saya, Whitaker, dan saya berjalan-jalan pagi menyusuri hutan lebat di Semenanjung Atas Michigan, udara dipenuhi oleh berbagai suara. Berbagai jenis burung memecah keheningan pagi dengan nyanyian mereka.

Pagi itu kadang kala terdengar suara siulan yang teraturmungkin seekor burung pipit. Mungkin juga melodi yang berirama dari seekor burung robin atau kicauan seekor kutilang berjambul. Kadang-kadang terdengar satu nada panjang dari burung yang tak dikenal. Kemudian terdengarlah raungan riuh burung jay biru atau suara serak burung gagak. Setelah itu sekelompok kecil burung chickadee beterbangan dari pohon yang satu ke pohon yang lain, sambil berulang-ulang bersiul chick-a-dee-dee-dee.

Allah itu luar biasa, ya! kata saya kepada Whit, yang kelihatannya sibuk memikirkan tupai. Saya mengucap syukur kepada Allah atas hadiah pendengaran yang luar biasa dan keberagaman bunyi indah yang Dia gunakan untuk mengisi hutan belantara milik-Nya. Dia menciptakan beratus ragam burung, masing-masing dengan warna, kebiasaan, dan suaranya sendiri (Kejadian 1:20,21). Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu (ayat 21,22).

Ketika saya melanjutkan acara jalan-jalan saya bersama Whitaker, hati saya dipenuhi ucapan syukur kepada Allah atas banyaknya pemandangan, suara, warna, dan spesies yang memperkaya dunia kita. Saya memuji Dia atas kreativitas-Nya, tidak hanya dalam membentuk dunia kita, tetapi juga karena Dia membuatnya begitu indah dan baik -DC

DI ALAM INI KITA MENDENGAR SUARA ALLAH

Kamis, 17 Juli 2008

Ayub 38:22-30

KEINDAHAN YANG BERBAHAYA

Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya? (Ayub 38:29)

Bunyi keriat-keriut dan kertak-kertuk yang keras memecah kesunyian pagi yang dingin. Hujan yang membuat beku telah membungkam setiap kebisingan akibat ulah manusia. Kabel-kabel listrik lepas dari tiang; rumah dan kantor usaha tidak dialiri listrik. Jalan-jalan tidak mungkin dilewati, membuat ribuan orang mustahil mengerjakan rutinitasnya. Alam menuntut diperhatikan, dan ia memang mendapatkannya. Ketika matahari terbit, keindahannya yang memesona tidak mungkin dilukiskan, tetapi kekuatannya yang destruktif pun tidak dapat dielakkan.

Es bersinar seperti kristal di hadapan langit biru yang cerah. Tetapi es yang membuat cabang pohon berkilau terkena sinar matahari juga membebaninya sehingga patah kelebihan beban.

Hal yang sama dapat dialami oleh orang hidupnya gemerlap. Mereka mencari perhatian dengan kecantikan, bakat, atau kepandaian yang memesona. Orang memerhatikan dan mengagumi mereka. Tetapi akhirnya kesombongan membuat orang retak dan patah. Kenyataannya, Tuhan sajalah yang layak menerima semua pujian.

Teman-teman Ayub mencari perhatian untuk diri mereka sendiri dengan berbicara seakan-akan mereka ahli dalam penderitaan. Ketika Allah sudah muak, Dia menyatakan kepada Ayub bahwa tak seorang pun memiliki pengetahuan, kekuasaan, atau arti penting jika terlepas dari-Nya. Di kemudian hari, dengan keras Dia menegur teman-teman Ayub, dan mengatakan, "Kamu tidak berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:8). Yang benar adalah memuliakan Allah, bukan diri kita sendiri –J

Jumat, 18 Juli 2008

Kisah Para Rasul 11:19-26

TONSILITIS JONES

Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen

(Kisah Para Rasul 11:26)

Seorang psikolog mengamati bahwa anak-anak sering mengalami gangguan psikologis sepanjang hidupnya karena nama mereka. Hal itu mungkin benar dalam kasus anak laki-laki kecil yang saya baca. Orangtuanya menamainya Tonsilitis Jones (tonsilitis: penyakit amandel). Hal itu menyebabkan ia mengalami kesulitan di sekolah dan juga ketika ia mendaftarkan diri di angkatan laut.

Dari pengalaman pribadi saya, saya menyadari bahwa nama kita memiliki pengaruh tertentu terhadap apa yang kita rasakan mengenai diri kita sendiri dan cara kita berperilaku. Karena ayah saya adalah seorang pengkhotbah terkenal bernama De Haan, maka saya merasa orang-orang menaruh harapan yang lebih tinggi terhadap saya daripada terhadap teman-teman sebaya saya. Namun nama keluarga itu juga menjadi alat pengingat yang sangat bermanfaat akan banyaknya nilai positif yang membimbing perilaku saya.

Menurut bacaan Alkitab kita pada hari ini, para murid Tuhan Yesus di Antiokhia untuk pertama kalinya disebut Kristen. Ini adalah nama yang tidak mungkin disempurnakan lagi karena nama itu sudah mengidentifikasikan orang percaya sebagai pengikut Kristus. Dan betapa mulianya menyandang nama yang menghubungkan kita dengan Putra Allah, Sang Penyelamat, dan Penebus kita! Kesadaran akan hal ini harus membentuk perilaku hidup kita sedemikian rupa sehingga kita semakin konsisten dengan tutur kata dan perbuatan Yesus sendiri.

Apabila kita ingin disebut Kristen, marilah kita hidup sesuai dengan nama kita! –RW

Sabtu, 19 Juli 2008

1Samuel 15:10-23

MENJADI ANAK BAIK

Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan?

(1Samuel 15:19)

Ketika Ratu Victoria masih kecil, ia tidak menyadari bahwa di kemudian hari ia akan mewarisi takhta kerajaan Inggris. Para guru yang bertugas menyiapkan dirinya menghadapi masa depan merasa frustrasi, karena mereka tidak dapat menumbuhkan motivasi kepadanya. Ia tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh. Akhirnya, para gurunya memutuskan untuk memberi tahu bahwa suatu hari ia akan menjadi ratu Inggris. Setelah mendengar tentang hal ini, Victoria kemudian dengan tenang berkata, "Kalau begitu saya akan jadi anak yang baik." Kesadaran bahwa ia akan mewarisi panggilan mulia ini memberinya rasa tanggung jawab yang memengaruhi tingkah lakunya secara mendalam semenjak hari itu dan seterusnya.

Bacaan Kitab Suci kita pada hari ini menceritakan bagaimana Saul telah dipilih dari antara bangsa Israel untuk menjadi raja yang diurapi (1 Samuel 15:17). Allah Yang Mahakuasa telah memberikan kehormatan besar kepadanya dengan menempatkannya sebagai pemimpin umat-Nya yang terpilih. Akan tetapi Saul tidak memedulikan perilaku yang seharusnya menyertai panggilannya yang mulia tersebut. Jika ia peduli, tentu ia tidak akan mengambil jarahan perang seakan-akan ia seorang pemimpin gerombolan terlarang (ayat 19).

Sebagai orang percaya, kita adalah anak-anak Allah dan ahli waris bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:16,17). Kita memiliki panggilan yang mulia. Ingatlah selalu akan siapa diri kita yang sebenarnya. Hal ini akan membantu kita berkata seperti Victoria, "Saya akan menjadi anak baik" -HV

ANAK RAJA AKAN INGIN MENUNJUKKAN PERILAKU YANG PANTAS

Minggu, 20 Juli 2008

Efesus 5:15-21

APA YANG DISUKAI ALLAH?

Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain

dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani

(Efesus 5:18,19)

Sebagian gereja telah terpecah-pecah karena tata cara ibadahnya. Gereja yang satu mungkin berkeras menggunakan cara kebaktian tradisional, sementara yang lain mendorong format yang lebih kontemporer.

Kita semua dapat belajar dari apa yang diperoleh oleh seorang lelaki yang sedang dalam perjalanan bisnis, sesudah menghadiri kebaktian gereja di dekat hotelnya. Ia berbicara dengan sang pendeta betapa ia merasa diberkati oleh khotbahnya. Akan tetapi, ia tidak bisa menikmati ibadahnya.

Pendeta tersebut kemudian bertanya, "Kira-kira menurut Anda apa yang tidak disukai oleh Allah?" Laki-laki itu pun menjawab, "Saya kira tidak ada yang tidak Dia sukai. Saya hanya membicarakan reaksi saya sendiri. Akan tetapi, ibadah bukanlah persoalan mengenai diri saya, bukankah demikian?"

Kita berhak memiliki pilihan, dan kita harus memegang teguh keyakinan alkitabiah kita. Akan tetapi, sebelum kita menyampaikan pendapat, marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh memahami sudut pandang Allah. Renungkanlah Efesus 5 dari sudut pandang ibadah: kita harus dipenuhi Roh, berbicara satu sama lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, nyanyian rohani, bersyukur kepada Allah, dan merendahkan diri seorang kepada yang lain (ayat 19,21).

Apa pun gaya ibadah kita, ketika kita menaikkan pujian kepada Allah atas kebesaran-Nya dan semua yang telah Dia perbuat, kita akan meninggikan Dia dan menguatkan orang lain. Itulah yang disukai Allah -VG

INTI IBADAH ADALAH PUJIAN DARI LUBUK HATI

Senin, 21 Juli 2008

2Raja-raja 20:1-7

MELAKUKAN BAGIAN KITA

Telah Kudengar doamu ... sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau;

pada hari ketiga engkau akan pergi ke rumah Tuhan

(2Raja-raja 20:5)

Seorang pelari dalam perlombaan sekolah melewati garis akhir satu langkah mendahului pesaingnya. Melihat bibir pelari tersebut berkomat-kamit selama detik-detik terakhir, seorang penonton bertanya-tanya apa yang ia lakukan. Ia kemudian bertanya kepadanya. "Saya berdoa," jawab pelari tersebut. Sambil menunjuk ke arah kakinya, ia pun berkata, "Saya katakan, ‘Angkatlah kaki ini Tuhan, dan aku yang akan menurunkannya.’" Atlet itu berdoa memohon bantuan Allah, tetapi ia juga melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menjawab doanya sendiri.

Apabila kita memohon pertolongan kepada Allah, kita harus mau melakukan apa pun yang bisa kita lakukan, menggunakan sarana apa pun yang Dia berikan. Ketika Hizkia mendengar bahwa ia akan mati, ia kemudian berdoa memohon mukjizat, dan Allah berjanji untuk memperpanjang hidupnya lima belas tahun lagi. Kemudian Yesaya memerintahkan untuk menaruh kue ara pada barah (2 Raja-raja 20:5-7). Allah memberikan kesembuhan, tetapi menggunakan usaha manusia dan sarana-sarana alami.

Suatu pagi, ada dua orang anak berjalan menuju sekolah. Tiba-tiba mereka sadar bahwa apabila mereka tidak bergegas, maka mereka akan terlambat. Salah satu dari mereka mengajak berhenti sejenak dan berdoa supaya mereka tidak terlambat masuk sekolah. "Tidak," jawab yang lain, "ayo kita berdoa sambil lari secepat mungkin."

Apabila kita memohon kepada Allah agar Dia mengerjalan sesuatu bagi kita, maka kita pun harus siap untuk melakukan bagian kita –RW

Selasa, 22 Juli 2008

Efesus 2:4-10

MILIK TERBAIK KITA

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah

(Efesus 2:8)

Penyair Chili, Pablo Neruda, adalah seorang anak yang kesepian dan tidak bahagia. Ia tidak memiliki saudara dan teman. Suatu hari ia mengamati halaman belakang rumahnya dan menemukan sebuah lubang di pagar yang mengelilingi halaman tersebut. Tiba-tiba sebuah tangan mungil yang membawa sebuah mainan terjulur ke arahnya dari seberang pagar. Tetapi tangan itu tiba-tiba menghilang. Ia mendapatkan domba mainan kecil di tanah.

Pablo kemudian berlari ke dalam rumah dan mengambil benda miliknya yang terbaik, yaitu buah pinus. Ia menaruhnya di tempat yang sama dan berlari sambil membawa domba mainan tersebut. Domba mainan itu akhirnya menjadi benda yang paling ia sukai.

Pertukaran hadiah itu membawanya kepada fakta yang sederhana namun mendalam: Menyadari bahwa Anda dipedulikan oleh seseorang merupakan karunia hidup yang paling berharga. "Pertukaran hadiah kecil dan misterius itu tetap melekat di hati saya," katanya, "tersimpan dalam-dalam dan kekal."

Membaca kisah ini membuat saya memikirkan karunia Allah bagi Anda dan saya—tangan-Nya yang terulur kepada kita dengan penuh kasih mengutus Putra-Nya Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Keselamatan merupakan karunia yang "tersimpan dalam-dalam dan kekal" dari Allah, yang diterima karena kasih karunia melalui iman.

Bagaimana tanggapan kita terhadap kasih dan rahmat Allah yang tak terbatas? Mari kita berikan milik kita yang terbaik, yaitu hati kita –DH

YESUS MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI KITA

APAKAH KITA MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI DIA?

Rabu, 23 Juli 2008

Mazmur 102:25-27

DUNIA YANG SELALU BERUBAH

Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal

(Ulangan 33:27)

Kehidupan ini pasti mengalami perubahan. Hubungan kita berubah ketika kita pindah ke tempat baru, mengalami sakit, dan akhirnya menemui ajal. Bahkan sel di dalam tubuh kita selalu mengalami proses perubahan. Ketika sel-sel sudah tua, kebanyakan diganti dengan yang baru. Hal ini terutama tampak pada kulit kita—kulit luar kita mengelupas dan diganti dengan sel-sel baru kira-kira setiap 27 hari.

Ya, perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dalam dunia kita. Benar kata Henry Lyte dalam lagunya yang melankolis "Tinggal Bersamaku": "Kulihat semuanya berubah dan musnah di sekelilingku." Tetapi lagu itu segera menambahkan, "Engkau yang tidak berubah, tinggallah bersamaku!"

Melalui iman di dalam Yesus Kristus kita dapat menjalin hubungan dengan Allah yang tidak berubah, yang menyatakan diri-Nya di dalam kitab Maleaki 3:6, "Bahwasanya Aku, Tuhan, tidak berubah." Kita dapat mengandalkan Allah yang akan tetap sama selamanya, seperti yang dikatakan pemazmur (Mazmur 102:27). Ibrani 13:8 memberikan kesaksian yang menegaskan: "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Dia adalah dasar kita yang kokoh, yang menanamkan keyakinan dalam diri kita dan memberikan perlindungan dalam dunia yang selalu berubah ini.

Kita umat ciptaan, yang terperangkap dalam naik turunnya perputaran zaman, dapat menyandarkan jiwa kita pada lengan-lengan abadi, yang tidak akan pernah melepaskan kita (Ulangan 33:27) -VG

UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN KEHIDUPAN

PANDANGLAH ALLAH YANG TIDAK BERUBAH

Kamis, 24 Juli 2008

Ulangan 32:1-14

JATUH BEBAS

Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal

(Ulangan 33:27)

Dalam nyanyian lembut Musa pada bacaan Alkitab hari ini, Allah digambarkan sebagai induk rajawali yang bisa dipercaya oleh anak-anaknya, bahkan dalam pengalaman yang menakutkan seperti belajar terbang (Ulangan 32:11,12).

Seekor induk rajawali membangun sarang yang nyaman untuk anak-anaknya, melindungi mereka dengan bulu-bulu dadanya sendiri. Tetapi insting pemberian Allah untuk membangun sarang yang aman pun memaksa rajawali-rajawali muda itu untuk segera keluar sarang. Rajawali diciptakan untuk terbang, dan induk rajawali tidak akan melewatkan kewajibannya untuk mengajari anak-anaknya. Karena hanya dengan demikianlah mereka memenuhi kodrat mereka.

Maka suatu hari induk rajawali itu akan mengusik ranting-ranting pada sarang tersebut dan membuatnya menjadi tempat yang tidak nyaman. Kemudian ia akan memungut rajawali muda yang kebingungan itu, melambungkan ke udara, dan menjatuhkannya. Burung kecil itu pun jatuh dengan bebas. Di mana Mama sekarang? Ia tidak jauh. Induknya segera akan menukik ke bawah dan menangkap anak burung itu dengan salah satu sayapnya yang kuat. Ia akan mengulangi latihan ini sampai setiap anaknya mampu terbang sendiri.

Apakah Anda takut untuk jatuh bebas, karena tidak tahu pasti di mana atau seberapa keras Anda akan mendarat? Ingat, Allah akan terbang untuk menyelamatkan Anda dan membentangkan lengan-Nya yang abadi di bawah Anda. Dia pun akan mengajari sesuatu yang baru dan indah melalui hal itu. Jatuh pada lengan Allah bukanlah hal yang perlu ditakuti -J

KASIH ALLAH TIDAK MENJAUHKAN KITA DARI PENCOBAAN

TETAPI DENGAN KASIH ITU DIA MENGAWASI KITA

Jumat, 25 Juli 2008

Mazmur 112

DIA MENERANGI JALAN

Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar

(Mazmur 112:4)

Suatu malam, seorang misionaris di Peru mengunjungi sekelompok orang percaya. Ia tahu bahwa rumah tempat mereka bertemu berada di sebuah lereng dan jalan menuju ke sana berbahaya. Ia pergi ke sana naik taksi, sejauh bisa taksi menjangkau. Kemudian ia mulai naik menapaki jalan yang berbahaya menuju rumah itu. Malam itu gelap dan jalannya sangat sulit. Ketika ia melewati belokan, tiba-tiba ia melihat beberapa orang percaya membawa lentera yang terang. Mereka datang untuk menerangi jalannya. Ketakutannya sirna, dan ia melewati jalan yang menanjak itu dengan mudah.

Dengan cara yang sama seperti itulah Allah menerangi jalan kita. Ketika kita memercayai Yesus sebagai Juruselamat, Dia yang adalah Terang dunia, memasuki kehidupan kita dan menghilangkan kegelapan dosa serta keputusasaan kita. Terang ini senantiasa menghibur kita melewati saat-saat sulit. Di tengah-tengah kesedihan, masalah, sakit penyakit, atau kekecewaan, Tuhan menerangi jalan dan menguatkan anak-anak-Nya dengan memberikan harapan.

Harapan ini barangkali disampaikan melalui kata-kata nasihat dari sesama orang percaya. Mungkin harapan itu berupa penerangan firman Allah melalui pelayanan Roh Kudus, peneguhan yang menenteramkan sebagai jawaban doa yang sepenuh hati, atau melalui penyediaaan barang kebutuhan tertentu secara ajaib. Apa pun kejadiannya, Allah mengirimkan terang pada saat kita dilanda kegelapan.

Yesus senantiasa memberikan terang pada malam yang gelap gulita! -DC

ALLAH KADANG-KADANG MENEMPATKAN KITA DI DALAM GELAP

UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA YESUS ADALAH TERANG

Sabtu, 26 juli 2008

Lukas 10:38-42

MAIN SULAP

Maria . . . duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

sedang Marta sibuk sekali melayani

(Lukas 10:39,40)

Di North Carolina ada seorang ibu yang sungguh-sungguh menjadi pesulap. Dan memang sebenarnya, seluruh keluarganya dapat melakukan pertunjukan melemparkan peralatan rumah tangga secara bersamaan ke udara dan kemudian menangkapnya. Bayangkan betapa hebohnya pesta makan malam mereka!

Pada masa kini banyak wanita yang juga menjadi "pesulap", entah menjalankan bisnis atau menjadi ibu rumah tangga biasa. Tugas menyele-saikan pekerjaan rumah tangga harian biasanya jatuh ke tangan wanita, khususnya para ibu. Wanita pada abad 21 memiliki banyak hal untuk dikerjakan pada waktu yang bersamaan—mulai dari mengurus panci penggorengan dan kereta anak sampai memenuhi janji dan pembayaran hipotek. Semua ini dapat benar-benar menghabiskan waktu.

Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan menyelesaikan semuanya. Jadi, wanita yang hanya duduk di "kaki Yesus" (Lukas 10:39,40) kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersama-Nya (ayat 42). Tentu saja masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik.

Kaum lelaki dapat membantu wanita untuk meluangkan waktu bersama Yesus dengan ikut menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan kaum perempuan, berhentilah melakukan "sulapan" harian supaya memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan -DB

"KETIKA ENGKAU MERENDAM PIRING,

AMBIL ALKITABMU DAN BERENDAMLAH DI DALAMNYA" —Nenek Beaver

Minggu, 27 juli 2008

Roma 7:14-25

LEPASKAN DARI PUNGGUNGKU!

Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

(Roma 7:24)

Para kaisar Roma memandang penyiksaan merupakan cara yang sah untuk menegakkan hukum. Penyiksaan yang terkenal mereka lakukan adalah dengan mengikat tubuh korban pembunuhan ke punggung pembunuhnya. Di bawah ancaman hukuman mati, tak seorang pun boleh melepaskan penjahat yang terhukum itu.

Praktik hukum yang mengerikan ini mengingatkan kita akan kata-kata Rasul Paulus yang tertulis di dalam Roma 7. Paulus seakan-akan dapat merasakan ada tubuh mati yang terikat dengannya dan menyertainya ke mana pun ia pergi.

Sebagai anak-anak Allah, kita merindukan kemurnian dan kesucian, tetapi kadang-kadang kita merasa tidak berdaya karena terikat dengan "tubuh mati" daging kita. Meskipun kita merupakan ciptaan baru di dalam Kristus dan kita tahu bahwa tubuh fisik itu sendiri tidak jahat, kecenderungan untuk berbuat dosa akan selalu ada dalam diri kita. Karena itulah kita menangis bersama Paulus, "Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (ayat 24).

Paulus menjawab tangisannya sendiri dalam pasal 8. Ia mengatakan bahwa melalui pengampunan Kristus kita akan dibebaskan dari hukuman kekal (ayat 1). Kemudian dengan kekuatan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita, kita akan dikuatkan untuk melakukan kehendak Allah (ayat 9). Dan di surga kelak, tubuh kita yang fana ini akan dibebaskan (ayat 23). Kita tidak lagi terikat tanpa daya dengan daging.

Pujilah Allah, karena Kristus telah mematahkan kekuatan dosa! Kita dapat melayani-Nya dalam hidup yang baru –M II

UNTUK MENGATASI DOSA TINGGALKAN MANUSIA LAMA

DAN PELIHARALAH MANUSIA BARU

Senin, 28 juli 2008

Yesaya 12

JANGAN TAKUT

Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar

(Yesaya 12:2)

Saya memiliki mesin pengisap daun yang sudah kuno untuk membersihkan teras pada belakang rumah. Mesinnya terbatuk-batuk, gemeretak, mengeluarkan asap yang mengganggu, dan istri saya (dan mungkin juga tetangga) menganggapnya terlalu bising.

Tetapi anjing tua kami sama sekali tidak peduli dengan kebisingan yang ditimbulkannya itu. Ketika saya menghidupkan pengisap daun itu, ia bahkan tidak mengangkat kepalanya. Ia hanya beranjak dengan enggan ketika saya mengisap daun-daun atau sampah ke arahnya. Itu karena ia memercayai saya.

Lelaki muda yang kadang-kadang menyiangi rumput di halaman kami menggunakan pengisap daun yang sama, tetapi ia tidak ditolerir oleh anjing kami. Beberapa tahun yang lalu, ketika anjing kami masih kecil, ia mengusiknya dengan mesin itu dan anjing saya tidak pernah melupakannya. Sekarang, ketika laki-laki itu memasuki halaman belakang, kami harus mengunci anjing itu di dalam rumah, karena ia menggeram dan menggonggonginya. Padahal situasinya sama, tetapi tangan yang menggunakan pengisap daun itu membuatnya berbeda.

Demikian pula dengan diri kita. Situasi yang menakutkan tidak akan mengganggu jika kita memercayai tangan yang mengendalikannya. Jika dunia dan kehidupan kita diatur oleh kekuatan yang semena-mena dan asal-asalan, kita sudah selayaknya merasa takut. Tetapi tangan yang mengendalikan semesta alam—tangan Allah—adalah tangan yang bijaksana dan penuh belas kasih. Kita dapat memercayai-Nya, apa pun situasi yang melingkupi kita dan kita tidak perlu takut -DH

ALLAH MEMEGANG KENDALI JADI KITA TIDAK PERLU TAKUT

Selasa, 29 juli 2008

Yohanes 10:7-10

HANYA SATU PINTU

Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat

(Yohanes 10:9)

Seorang ahli Perjanjian Lama bernama Sir George Adam Smith mengatakan bahwa ketika ia mengunjungi Tanah Suci, ia melihat seorang gembala dan dombanya berdiri di depan benteng. Tidak ada pintu terlihat di sana. Di situ yang tampak hanyalah sebuah lubang sebesar tubuh manusia.

Smith kemudian bertanya kepada gembala tersebut mengapa di sana tidak ada pintu. Gembala itu menjelaskan, "Sayalah jalan masuknya. Saya berdiri di lubang itu, dan domba lewat di bawah saya memasuki benteng. Apabila mereka semua sudah berada di dalam dengan aman, maka saya akan berbaring melintang pada lubang itu. Tidak akan ada pencuri yang dapat masuk dan juga tidak ada domba yang bisa keluar kecuali melewati tubuh saya. Sayalah jalan masuknya."

Kita seperti domba yang memerlukan Gembala (1 Petrus 2:25). Untuk jalan masuk ke surga, tempat kebahagiaan kekal, Yesus memberikan pernyataan yang mengagumkan ini: "Akulah pintu ke domba-domba itu .... barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat" (Yohanes 10:7-9). Orang-orang yang mendengar-Nya pada saat itu tidak membayangkan pintu dari kayu yang tergantung pada engsel. Mereka memahami bahwa Dia benar-benar mengatakan, "Akulah jalan masuk ke rumah Allah." Dia dapat mengklaim diri-Nya sebagai jalan menuju kebahagiaan kekal, jalan khusus menuju kemuliaan Allah, karena Dialah Putra Allah.

Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju surga (Yohanes 14:6). Kita dapat masuk ke sana hanya jika meletakkan iman kepada-Nya -VG

ADA BANYAK JALAN KE NERAKA

TETAPI HANYA ADA SATU JALAN KE SURGA

Rabu, 30 juli 2008

1Timotius 4:6-16

LATIHAN BERIBADAH

Latihlah dirimu beribadah

(1Timotius 4:7)

Konsultan kebugaran Jhannie Tolbert mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan treadmill (alat fitnes) atau peralatan khusus untuk melakukan latihan fisik sewaktu berada di rumah. Tolbert menggunakan kotak perkakas untuk latihan melompat, mengangkat panci sup untuk melatih otot bahu, serta menggunakan perkakas rumah tangga yang lain untuk latihan fisik setiap hari. Ia mengatakan bahwa Anda dapat tetap menjaga kebugaran meskipun hanya latihan di rumah dengan menggunakan peralatan yang murah dan sederhana. Pelatih lain setuju dan mendorong orang-orang untuk menggunakan tali lompat, kursi, sapu, dan bahkan tas belanja untuk latihan secara rutin. Mereka melihat bahwa latihan adalah soal kemauan, bukan kekayaan.

Prinsip yang sama berlaku untuk kebugaran rohani. Meskipun kamus Alkitab, tafsir, dan buku-buku lain memang bermanfaat, kita dapat memulai latihan rohani hanya dengan menggunakan Alkitab dan bimbingan Roh Kudus. Paulus mendorong anak didiknya Timotius: "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang" (1 Timotius 4:7,8).

Anda tidak perlu memiliki uang banyak untuk mendapatkan kebenaran rohani dan mempraktikkannya. Kita tidak memerlukan peralatan atau bahan-bahan khusus untuk mendoakan teman, bersyukur kepada Allah, atau menaikkan pujian bagi-Nya. Kita hanya perlu memulai dari tempat kita sekarang, dengan apa yang kita punyai, sekarang juga -DC

LATIHAN BERIBADAH

ADALAH KUNCI KARAKTER YANG SALEH

Kamis, 31 juli 2008

Mazmur 14

KATAKAN

Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat

(Mazmur 14:3)

Saat ini orang jarang menggunakan kata dosa lagi. Ketika kita berbuat salah, kita mengatakan bahwa kita menunjukkan "perilaku yang tidak tepat" atau melakukan "kesalahan taktis" atau "kekeliruan". Kita mungkin bahkan mengatakan, "Saya telah melakukan sesuatu yang buruk." Seakan-akan orang telah memercayai kebaikan bawaan mereka sendiri.

Kita melakukan hal tersebut walaupun ada begitu banyak bukti lahiriah dan rohaniah yang membuktikan kebenaran. Ketika saya menuliskan renungan ini, pembunuhan masal sedang merajalela di Sudan. Kekejian yang tak terperikan sedang dialami Bosnia dan Rwanda. Siapa yang bisa melupakan ladang-ladang pembunuhan di Kamboja? Dan bagaimana dengan jutaan bayi yang digugurkan di Amerika Serikat dengan mengatasnamakan kemudahan hidup? Kejahatan belum meninggalkan wajah bumi kita ini.

Sebagai pengikut Yesus, kita harus dengan tegas menolak usaha-usaha yang dilakukan oleh dunia untuk mengecilkan kenyataan dosa yang sebenarnya. Kita pun harus setuju dengan pernyataan Allah bahwa "tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" (Mazmur 14:3).

Mengenali dosa bangsa memang jauh lebih mudah daripada mengakui dosa pribadi kita. Tetapi kita pun perlu mengakui dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan yang melawan Allah yang kudus. "Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita" (1 Yohanes 1:10). Ingatlah dosa Anda dan akuilah di depan Allah -DC

DARAH YESUS MAMPU MEMBERSIHKAN SETIAP DOSA

TETAPI TIDAK DAPAT MENGAMPUNI DALIH

About this entry

Posting Komentar

 

About me | Author Contact | Powered By holy of christ | © Copyright  2008