RENUNGAN BULAN FEBRUARI 2008

Jumat, 01 Februari 2008

Mazmur 119: 161-168

DAMAI YANG SEMPURNA

Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu,

Tidak ada batu sandungan bagi mereka

(Mazmur 119:165)

Apakah Anda pernah berada dalam situasi akan meninggal? Beberapa tahun yang lalu, seorang pensiunan utusan Injil berada dalam sebuah pesawat yang berputar-putar di atas kota St. Louis dan tidak dapat mendarat karena cuaca buruk menghalangi pandangan. Sementara persediaan bahan bakar semakin menipis, ia menulis -- untuk berjaga-jaga -- keinginannya yang terakhir dan surat wasiat: "Ada damai, damai yang sempurna.... Hidup bersama Kristus adalah cara untuk hidup. Pada saat-saat seperti ini ada jaminan--bahwa Allah yang mengatasi segala ketidakpastian dalam keberadaan manusia. Karena itu saya berserah pada Allah."

Jika Anda atau saya berada dalam saat genting yang tidak hanya memberi kesempatan tetapi juga dorongan untuk menyatakan iman, apa yang ingin kita ungkap dalam surat wasiat? Apakah surat itu berisi kesaksian yang jelas dan jernih tentang kenyataan adanya Allah, kepastian akan kehadiran Juruselamat, dan perasaan damai karena berkat surgawi yang cukup?

Pada saat bingung maupun tenang, apakah Anda mengenali damai yang diungkap Pemazmur saat menulis: "Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu"? (Maz 119:165). Pernahkah Anda mengalami apa yang dikatakan Yesus, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu"? (Yohanes 14:27).

Mempercayai Tuhan adalah benar-benar cara terbaik untuk menjalani hidup ini. Itulah satu-satunya cara yang dapat melenyapkan ketakutan ketika ajal menjelang - VG

JIKA KITA TERUS MENGARAHKAN PIKIRAN PADA ALLAH

ALLAH MEMBUAT PIKIRAN KITA DAMAI

Sabtu, 02 Februari 2008

Yakobus 4:1-6

PENGELOLAAN AMARAH

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?

(Yakobus 4:1)

Di Yakobus 4, penulis memotong akar salah satu persoalan kita yang terdalam: tenggelam dalam hawa nafsu kita sendiri sesuai cara kita sendiri dan menuntut kebutuhan kita terpenuhi. Jika tidak dituruti, hawa nafsu bisa meledak menjadi kemarahan yang merendahkan orang lain dan diri sendiri. Meskipun kita mendapatkan apa yang kita inginkan, kita merasa tidak puas.

Karena itu, lebih baik memohon kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita lewat uluran tangan-Nya, menurut waktu-Nya, dan dengan cara- Nya. Lebih baik menyerahkan kehendak kita dalam kendali Allah, dan berdoa seperti Yesus, “Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi” (Lukas 22:42).

Tidak baik berpikir terus tentang ketidakadilan, mengatur segala sesuatu menurut rencana kita sendiri, atau membiarkan hawa nafsu menentukan keputusan-keputusan kita. Mencari kesenangan dengan menuruti hawa nafsu akan menimbulkan “sengketa dan pertengkaran” di dalam diri kita dan dengan orang-orang di sekitar kita (Yakobus 4:1).

Sebelum kemarahan kita memuncak, kita dapat undur sejenak dan berjalan bersama Dia yang jauh lebih memahami diri kita daripada diri kita sendiri, yang memedulikan kita lebih daripada yang kita sadari. Kita dapat menceritakan kemarahan kita kepada-Nya dan memikirkan berbagai hal bersama-Nya.

Kita dapat memohon kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita menurut cara-Nya. Yakobus menulis, Dia memberikan “kasih karunia ... lebih besar daripada itu” (ayat 6), kasih karunia yang jauh lebih besar daripada apa pun yang bisa kita bayangkan - D R

UNTUK SETIAP MENIT KEMARAHAN

ANDA KEHILANGAN 60 DETIK KEBAHAGIAAN

Minggu, 03 Februari 2008

Roma 1:8-17

SAYA BERUTANG

Aku berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar

(Roma 1:14)

Seorang pembeli salah memperkirakan total harga belanjaannya. Ketika kasir menjumlah harga belanjaannya, uang wanita itu kurang 4 dolar. Kemudian terjadilah sesuatu yang tidak lazim. Seorang pria yang sedang mengantri pembayaran di belakangnya, melihat wanita itu mencari cari uang di dompet dan berkata kepada kasir bahwa ia hendak menambahkan kekurangan itu dalam tagihannya. Ia secara halus menolak untuk memberitahukan namanya kepada wanita itu.

Beberapa hari kemudian, surat kabar lokal memberitakan bahwa sebuah organisasi sosial telah menerima cek 4 dolar dengan pesan: “Cek ini dikeluarkan demi pria yang menolong saya keluar dari posisi sulit. Saya mendapatkan gagasan untuk memberikannya kepada Anda sebagai ucapan terima kasih kepadanya.”

Kejadian ini menggambarkan sebuah prinsip rohani yang sangat penting. Kita seharusnya merasa wajib meneruskan kebaikan yang kita terima kepada orang lain. Begitulah Rasul Paulus menanggapi belas kasih Allah. Tentu saja, ia tidak pernah dapat membayar kembali keselamatan dari Tuhan, tetapi hal itu tidak membuatnya berhenti menunjukkan rasa terima kasihnya secara terbuka. Karena apa yang telah diterimanya, ia menunjukkan kemurahan hati terbesar menceritakan Injil kepada orang lain.

Jangan berpikir bahwa karena kita tidak bisa membalas Allah yang telah menyelamatkan kita, kita tidak berutang apa-apa kepada-Nya. Kita berutang segalanya kepada-Nya. Paling tidak kita dapat menunjukkan terima kasih kita dengan mewartakan Dia kepada orang lain - M H

Senin, 04 Februari 2008

Pengkhotbah 1:1-11; 12:13,14

APAKAH INTINYA ?

Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah- perintah-Nya,

karena ini adalah kewajiban Setiap orang

(Pengkhotbah12:13)

Apakah intinya? Pertanyaan ini muncul dalam pikiran saya ketika melihat anjing cucu saya berkali-kali mengambil bola yang saya lemparkan kepadanya.

Apakah intinya? Pertanyaan itulah yang dilontarkan oleh penulis kitab Pengkhotbah ketika ia memikirkan tentang siklus monoton yang ia amati di alam dan dalam kehidupan. Hal-hal yang sama terjadi tahun demi tahun, generasi demi generasi.

Apakah intinya? Itulah yang sebenarnya ditanyakan oleh seorang pensiunan pengusaha, ketika ia menceritakan kepada saya bahwa ia ingin cepat mati daripada hidup lebih lama. Ia telah melihat dan melakukan segala hal yang diinginkannya. Sekarang ia telah mencapai tempat yang menyimpan lebih banyak penderitaan daripada kesenangan hidup.

Apakah intinya? Ini dia. Beberapa tahun sebelum teman dekat saya meninggal, ia berkata, “Hidup adalah suatu pengalaman yang luar biasa. Betapa indahnya menyaksikan Allah menjaga alam berjalan sesuai dengan polanya. Alangkah indahnya mengetahui bahwa kita di sini untuk mengasihi Allah di atas segalanya dan untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Betapa nyamannya mempercayai bahwa semua dosa kita diampuni karena apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Dan betapa menyenangkannya berpikir tentang kekekalan yang disediakan Allah bagi kita. Hidup memang indah.”

Kehidupan dapat menjadi menyedihkan jika tanpa Allah. Tetapi betapa menyenangkannya kehidupan ini apabila Dia menjadi pusatnya! - H L

APABILA KITA BERPUSAT PADA KRISTUS

SEGALA SESUATU MENJADI JELAS

Selasa, 05 Februari 2008

Hosea 11

MEMILIH UNTUK MERASAKAN

Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak

(Hosea 11:8)

Sebuah stiker pada mobil van biru menarik perhatian saya: MEMILIH UNTUK MERASAKAN. Saat merenungkan kata-kata itu, saya memerhatikan papan iklan yang saya lewati. Mereka membujuk saya untuk memilih hal-hal yang akan menjauhkan saya dari perasaan, yakni alkohol untuk mematikan penderitaan emosional; makanan yang sarat lemak untuk meringankan penderitaan karena kesepian; mobil-mobil bagus dan barang-barang mahal lainnya untuk mengurangi rasa tidak berharga.

Banyak godaan menjauhkan kita dari Allah dengan janji akan meringankan perasaan terluka emosional yang kita rasakan akibat dosa, entah dosa kita sendiri atau dosa orang lain.

Allah memberi contoh yang berbeda. Bukannya menjadi kebal dengan penderitaan yang disebabkan oleh dosa kita, Dia justru me-milih untuk menderita sebagai akibat dari dosa itu. Melalui Nabi Hosea, Allah mengungkapkan kepedihan hatinya akibat kehilangan anak yang suka melawan. “Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan,” kata-Nya lembut. “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih” (11:3,4). Mereka masih tetap menolak Bapa surgawi mereka. Dengan berat hati, Dia membiarkan mereka menghadapi konsekuensinya.

Ketika kita memilih untuk merasakan berbagai perasaan sepenuhnya, kita akan sampai pada pemahaman yang lebih sempurna tentang Allah yang menciptakan kita sesuai gambar-Nya, yakni gambar Pribadi yang turut merasakan.

Tidak apa-apa merasakan bahwa semua yang di dunia tidak benar. Allah merasakannya juga! – J

Rabu, 06 Februari 2008

Yakobus 1:2-4

RAKU

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan

(Roma 12:12)

Beberapa teman memberi kami sebuah tembikar Raku. “Setiap tembikar dibentuk dengan tangan,” menurut keterangan labelnya, “suatu proses yang memungkinkan jiwa pekerja seni berbicara melalui pekerjaan yang diselesaikan dengan ketepatan dan keintiman khusus.”

Setelah tanah liat dibentuk oleh penjura, tembikar itu dibakar dalam tungku api. Kemudian, saat masih merah karena terbakar, tembikar itu dibenamkan dalam tumpukan serbuk gergaji, dan dibiarkan di sana sampai jadi. Hasilnya adalah produk yang unik”tidak ada duanya,” label itu menegaskan.

Begitu juga dengan kita. Kita memiliki bukti cetakan tangan Sang Penjura. Dia juga telah berbicara melalui karya-Nya“dengan ketepatan dan keintiman khusus”. Kita masing-masing dibentuk dengan cara khusus untuk pekerjaan khusus: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Dia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10).

Namun, meskipun kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, kita belum sempurna. Kita harus mengalami tungku api penderitaan. Sakit hati, patah semangat, penuaan tubuh adalah proses proses yang digunakan Allah untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai- Nya.

Jangan takut dengan tungku api yang mengepung Anda. “Sabarlah dalam kesesakan” dan nantikanlah produk jadinya. “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun” (Yakobus 1:4) -DR

DIA YANG MEMULAI PEKERJAAN YANG BAIK … AKAN MENERUSKANNYA

SAMPAI PADA AKHIRNYA PADA HARI KRISTUS YESUS -- Filipi 1:6

Kamis, 07 Februari 2008

Hagai 1

BERPIKIR HATI-HATI

Beginilah Firman Tuhan Semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!

(Hagai 1:7)

Pernahkah Anda mengunci mobil dan meninggalkan kunci di dalamnya? Mengeposkan amplop tanpa menempelkan perangko di atasnya? Memasak sebuah resep makanan tanpa memasukkan salah satu bumbu utama?

Hal-hal seperti itulah yang kita lakukan bila kita tidak betul-betul memperhatikan apa yang sedang kita kerjakan. Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan adalah pikiran yang ceroboh. Tindakan yang keliru atau kelalaian yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dapat menjadi gangguan kecil atau dapat menimbulkan akibat serius yang berlangsung lama.

Anda dapat berpikir bahwa orang-orang pada zaman Hagai tidak mungkin melakukan kesalahan-kesalahan yang ceroboh. Dua puluh tahun sebelumnya, mereka hidup dalam pembuangan di Babilonia karena tidak menaati Allah. Sekarang mereka telah kembali ke Yerusalem, akan tetapi hidup mereka seolah-olah menunjukkan tidak pernah mengalami pembuangan.

Maka, melalui Nabi Hagai, Allah memberitahu mereka, "Perhatikanlah keadaanmu!" (Hagai 1:7). Lalu Dia memberi tahu kesalahan mereka: Mereka hidup angkuh dalam kemewahan dan tidak menyelesaikan pembangunan Bait Allah. Pikiran yang ceroboh telah menghasilkan kelalaian dan keputusan yang keliru.

Allah ingin supaya kita berpikir hati-hati terhadap tindakan, perkataan, dan hubungan kita, serta membuat keputusan yang membawa kemuliaan bagi-Nya. Apa pun yang Anda lakukan hari ini, pikirkanlah dengan sungguh-sungguh – J

Jumat, 08 Februari 2008

Bilangan 11:1-9

MEMBOSANKAN ?

Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat

(Bilangan 11:6)

Kebanyakan keluh kesah kita bukanlah mengenai sesuatu yang tidak kita miliki, melainkan mengenai sesuatu yang telah kita miliki tetapi kita anggap tidak menarik. Kebosanan atas pekerjaan, gereja, rumah, atau pasangan membuat kita mengeluh bahwa semua itu bukanlah yang kita inginkan atau butuhkan. Frustrasi semacam ini telah dialami oleh manusia sejak semula.

Perhatikan keluh kesah umat Allah tentang makanan mereka di padang gurun. Sambil mengingat berbagai jenis makanan yang dimakan saat mereka menjadi budak di Mesir, mereka meremehkan cara Allah menyediakan makanan bagi mereka: "Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat" (Bilangan 11:6).

Allah menyediakan apa yang mereka perlukan setiap hari, tetapi mereka ingin sesuatu yang lebih menarik. Apakah kita tergoda untuk melakukan hal yang sama? Oswald Chambers mengatakan, "Kebosanan adalah batu ujian terhadap karakter. Ada saat-saat di mana tidak ada cahaya dan getaran hati, yang ada hanyalah kegiatan sehari-hari dan tugas yang biasa. Rutinitas merupakan cara Allah untuk menempatkan kita di saat-saat perenungan. Jangan berharap Allah akan selalu memberikan saat-saat yang menggetarkan hati, tetapi belajarlah hidup dalam wilayah kebosanan dengan kekuatan dari Allah."

Di dalam masa-masa yang membosankan, Allah sedang bekerja untuk menanamkan karakter-Nya di dalam diri kita. Kebosanan merupakan kesempatan bagi kita untuk mengalami hadirat Tuhan – DC

BERKAT DITEMUKAN DI SEPANJANG JALAN TUGAS

Sabtu, 09 Februari 2008

Yesaya 55:6-13

TANAMAN ANUGERAH

Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar,

dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad

(Yesaya 55:13)

Bacaan hari ini menyatakan bahwa Allah menumbuhkan pohon sanobar dan pohon murad di tempat semak duri serta kecubung pernah tumbuh memenuhi tanah. Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa Allah dapat menumbuhkan keindahan dan kebaikan di mana pernah tumbuh kejahatan.

Di mana sinisme pernah tumbuh, di situ juga pengharapan dan optimisme dapat muncul. Di mana sarkasme tumbuh dengan subur, di situ dapat muncul perkataan lembut yang menyembuhkan. Di mana keserakahan pernah tumbuh merajalela dan tak terkendalikan, di situ dapat bersemi kasih murni. Ini kehidupan yang diubahkan adalah tanda yang hidup dan kekal dari pekerjaan Allah, suatu tanda peringatan yang didambakan-Nya (Yesaya 55:13).

Apakah Anda merindukan perubahan seperti ini dalam hidup Anda? Maka "Carilah Tuhan selama Dia berkenan ditemui" (ayat 6). Terkadang kita letih oleh kejahatan di dalam diri kita, dan hati kita tersiksa karena merindukan kekudusan. Inilah panggilan Allah yang mengingatkan kita bahwa Dia dekat dengan kita. Di saat-saat seperti itu, kita perlu menancapkan akar kita sedalam-dalamnya pada firman Allah dan memohon agar Dia membentuk kita menjadi serupa dengan-Nya. Dia berkata bahwa "seperti hujan dan salju turun dari langit, dan ... mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ... demikianlah firman-[Nya] yang keluar dari mulut-[Nya]" (ayat 10,11).

Carilah Tuhan selama Dia berkenan ditemui. Tanaman anugerah dapat menggantikan semak duri dari tabiat kita yang penuh dosa - DR

ALLAH DAPAT MENGUBAH JIWA YANG TERCEMAR OLEH DOSA

MENJADI SEBUAH KARYA BESAR ANUGERAH

Minggu, 10 Februari 2008

Keluaran 23:20-33

SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Sedikit demi sedikit Aku akan menghalau mereka dari depanmu,

sampai engkau beranak cucu sedemikian, hingga engkau dapat memiliki negeri itu

(Keluaran 23:30)

Ketika saya masih kecil, Ibu memberi buku bacaannya yang berharga untuk membantu saya belajar. Buku itu telah membantunya belajar beberapa tahun silam. Saya menyukai salah satu ceritanya, tetapi saya tak pernah membayangkan betapa cerita itu memengaruhi saya bertahun-tahun kemudian.

Cerita itu tentang seorang anak lelaki dengan sebuah sekop kecil. Ia berusaha menyingkirkan salju tebal yang baru turun dan menutupi jalan depan rumahnya. Seorang pria berhenti dan mengamati pekerjaan berat yang dilakukan anak itu. "Nak," tegur pria itu, "bagaimana anak sekecil kamu dapat menyelesaikan pekerjaan seberat ini?" Anak itu menoleh dan menjawab dengan yakin, "Sedikit demi sedikit, begitulah caranya!" Lalu ia menyekop lagi.

Allah menumbuhkan benih dari cerita itu dalam diri saya ketika saya sedang bangkit dari sebuah keterpurukan. Saya ingat bagaimana sosok "dewasa" mencela sosok "anak" yang lemah dalam diri saya: "Bagaimana bisa seseorang yang tidak berdaya seperti kamu dapat menyingkirkan gunung setinggi ini?" Jawaban anak lelaki itu menjadi jawaban saya: "Sedikit demi sedikit, begitulah caranya!" Dan saya memang berhasil mengatasinya dengan bergantung kepada Allah. Namun, itu hanyalah kemenangan kecil setelah kemenangan yang lain.

Tantangan-tantangan yang dihadapi Israel ketika hendak merebut Tanah Perjanjian tampaknya sulit disingkirkan. Namun, Allah tidak menyuruh mereka menyelesaikannya dalam sekejap. "Sedikit demi sedikit" adalah strategi untuk meraih kemenangan - J

PERCAYAILAH ALLAH UNTUK MENYINGKIRKAN GUNUNG ANDA

NAMUN TETAPLAH MENDAKI

Senin, 11 Februari 2008

Mazmur 37:1-8

DOA KEPANIKAN

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak

(Mazmur 37:5)

Di dalam bukunya yang berjudul Beyond Our Selves, Catherine Marshall menulis tentang bagaimana ia belajar menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah melalui “doa penyerahan diri”. Apabila ia menghadapi keadaan-keadaan yang ditakutinya, ia sering menjadi panik dan menunjukkan roh peminta di dalam doa: “Ya Allah, saya harus memiliki ini dan itu.” Saat itu Allah tampaknya jauh. Akan tetapi, ketika ia menyerahkan keadaan yang menakutkan itu kepada-Nya supaya Dia mengatasinya sesuai dengan kehendak-Nya, ketakutan pun menghilang dan kedamaian datang kembali. Mulai saat itulah, Allah mulai membenahi segala sesuatu.

Dalam Mazmur 37, Daud berbicara mengenai komitmen dan penyerahan diri: Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan,” katanya, “dan percayalah kepada-Nya” (ayat 5). Orang percaya yang sungguh-sungguh adalah mereka yang dengan tulus mengikuti dan melayani Tuhan. Mendorong orang lain untuk memiliki komitmen yang lebih besar adalah sesuatu yang memang pantas untuk dilakukan. Akan tetapi, komitmen kepada Allah dan mempercayai-Nya menyiratkan penyerahan setiap area kehidupan kita dalam kendali-Nya yang bijaksana, terutama ketika ketakutan dan kepanikan menyerang kita. Hasil yang dijanjikan dari komitmen sepenuh hati dan kepercayaan adalah hal-hal terbaik yang dilakukan Allah untuk kita.

Daripada mencoba untuk menghilangkan ketakutan-ketakutan Anda dengan doa-doa kepanikan, lebih baik serahkanlah diri Anda kepada Allah melalui doa penyerahan diri, dan lihatlah apa yang akan dilakukan- Nya - J

DOA ADALAH JEMBATAN ANTARA KEPANIKAN DAN KEDAMAIAN

Selasa, 12 Februari 2008

1Yohanes 4:7-21

ALLAH ITU KASIH

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih

(1Yohanes 4:8)

Seorang petani menempatkan sebuah penunjuk arah angin di atas gudangnya dengan tulisan "Allah itu kasih." Suatu hari seorang pelancong berhenti di dekat tanah pertanian itu dan melihat penunjuk arah angin tersebut yang bergerak karena hembusan angin. Dengan wajah menyeringai pelancong itu bertanya, "Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa Allah dapat berubah-ubah arah seperti angin?"

Petani itu menggeleng dan menjawab, "Tidak. Saya bermaksud mengatakan bahwa tak peduli ke mana angin berhembus, Allah itu tetap kasih!"

Pernyataan "Allah itu kasih" secara tak langsung mengungkapkan arti lebih dari sekadar bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya tanpa dibatasi lingkungan. Pernyataan itu berarti bahwa kasih adalah hakekat dari karakter Allah. Kita tidak akan pernah dapat menduga kedalaman kasih Allah--bahkan dalam keabadian sekalipun. Namun Yohanes menunjukkan bahwa kita dapat mulai memahami hal tersebut jika kita memandang kepada salib (1Yohanes 4:9-10). Saat kita melihat Kristus mati di sana karena kita, sekilas kita dapat menangkap betapa mulia hati Allah yang penuh kasih itu.

Yohanes menjelaskan bahwa jika Allah itu kasih, anak-anak-Nya seharusnya juga serupa dengan-Nya (ayat 11-21). Konsekuensinya, jika tak ada kehangatan dalam hati kita terhadap saudara seiman, jika kita tak tergetar oleh nama Yesus yang agung, mungkin realita pertobatan yang kita alami perlu dipertanyakan. Apakah kita sudah memahami dan mencerminkan kasih Allah? - HB

SESEORANG YANG MENGENAL KASIH ALLAH

AKAN MENCERMINKAN KASIH-NYA

Rabu, 13 Februari 2008

Roma 6:15-23

HADIAH AGUNG DARI ALLAH

Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

(2Korintus 9:15)

Alkisah, salah seorang kaisar Romawi ingin memberikan sebuah hadiah yang mahal kepada sahabatnya. Namun ketika hadiah itu disampaikan, sahabatnya berkata, "Hadiah ini terlalu mahal untuk saya terima." Kaisar pun menyahut, "Tetapi tidak terlalu mahal bagi saya untuk memberikan hadiah ini kepadamu."

Pada saat kita memikirkan keseluruhan dosa dan pemberontakan kita, "karunia-Nya yang tak terkatakan" (2Korintus 9:15) berkenaan dengan pengampunan melalui Yesus Kristus tampaknya terlalu mahal bagi kita, para orang berdosa, untuk menerimanya. Namun Allah itu penuh belas kasihan, sehingga tidak terlalu mahal bagi-Nya untuk memberikan pengampunan itu kepada kita.

Seseorang mengatakan, "Kebaikan Allah yang paling nyata yang pernah dinyatakan-Nya adalah menjadi manusia." Betapa menakjubkannya kemuliaan surga yang Kristus rela tinggalkan dan betapa dahsyatnya penghinaan yang harus Dia derita agar dapat memberikan keselamatan yang tak ternilai harganya kepada kita! Kita tidak akan dapat sepenuhnya memahami hal tersebut. Sulit dimengerti kebenaran itu, bahwa tatkala kita menerima hadiah-Nya, berarti kita menerima warisan abadi sebagai anak angkat Allah.

Siapa yang dapat menilai harga keagungan hadiah keselamatan dari Allah melalui Anak-Nya Tuhan Yesus? Hal yang dapat kita perbuat sekarang dan untuk selamanya adalah sujud menyembah di hadirat Tuhan, memuji-Nya karena keselamatan yang begitu menakjubkan dan cuma-cuma tersebut - HB

PUJIAN ADALAH BAHASA DARI SEBUAH HATI YANG DIMERDEKAKAN

Kamis, 14 Februari 2008

1 Korintus 13:4-7

DAFTAR KASIH

Kasih itu Sabar; kasih itu murah hati

(1 Korintus 13:4)

Seorang wanita bernama Nancy menggunakan ayat-ayat dari 1 Korintus 13 untuk membantu mengatasi rasa frustrasinya terhadap kehidupan keluarga yang dipadati kesibukan. Ia menyebut ayat 4 sampai 7 sebagai “Daftar Kasih” dan ia mengacu pada daftar itu tatkala amarah memenuhi hatinya.

Nancy memberi sebuah contoh bagaimana ia memakai daftarnya tersebut. Pada suatu pagi, ia pergi untuk melakukan berbagai hal sebelum ia dan keluarganya pergi berlibur. Saat itu suaminya, Bill, sedang berada di rumah sambil menjaga anak-anak dan mempersiapkan segalanya agar mereka dapat berangkat lebih awal siang itu. Sepulangnya dari toko bahan pangan, rumah ibunya, kantor pos, bank, dan rumah sakit untuk membesuk temannya, ia mendapati bahwa ternyata suaminya sepanjang pagi ini hanya mencuci dan menggosok mobil. Padahal hal tersebut tidak mereka butuhkan dalam perjalanan!

Melihat hal itu Nancy menjadi marah dan melontarkan kata-kata kasar kepada Bill. Tetapi kemudian kata-kata pada Daftar Kasih itu muncul di dalam benaknya, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati.” Ia berdoa, kemudian meminta maaf kepada suaminya atas ledakan amarahnya tadi. Bill mengatakan bahwa ia pun menyesal, dan siang itu mereka berangkat berlibur dan hanya terlambat sedikit.

Lain kali apabila Anda melontarkan kata-kata penuh amarah, hal-hal yang pahit, ingatlah Daftar Kasih yang tercantum di dalam 1 Korintus 13. Lebih baik berpikir lebih dulu sebelum berbicara - D E

PERASAAN YANG PAHIT DAPAT DIPERMANIS

APABILA KITA MEMBAWANYA KEPADA TUHAN DALAM DOA

Jumat, 15 Februari 2008

Mazmur 91

JAWABAN YANG MUSTAHIL

Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu

hal-hal yang besar dan tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui

(Yeremia 33:3)

Pada Perang Dunia II, seorang pilot pesawat pembom sedang terbang dalam misinya ketika pesawatnya tertembak dan berputar-putar tak terkendali menuju samudera di bawahnya. Di kemudian hari ia bercerita, "Saya mulai berdoa, tetapi itulah saat-saat terakhir yang saya ingat hingga saya jatuh ke air. Kondisi saya buruk. Kaki saya hancur dan saya sadar akan mati kehabisan darah dalam beberapa menit. Namun ada sesuatu yang kemudian membangkitkan semangat saya. Terlihat sepotong kayu lapis dengan seperangkat perlengkapan pertolongan pertama di atasnya. Saya mengambil alat untuk menghentikan pendarahan, dan co-pilot membantu saya menggunakan alat itu untuk menghentikan pendarahan. Sebuah pesawat lainnya datang dan menjatuhkan rakit penolong, dan empat jam kemudian kami diangkut dengan perahu penyelamat. Jika Anda tidak menyebutnya mujizat, saya ingin tahu sebutan apa yang tepat untuk peristiwa itu. Allah menjawab doa saya."

Dalam Yeremia 33:3, Perkataan "besar dan tak terpahami" mungkin dapat diterjemahkan "tak terjangkau," "terbatas," atau "sukar." Jika kita berdoa sesuai kehendak Allah, Dia akan melakukan apa yang dianggap dunia dengan sudut pandangnya yang terbatas sebagai pagar batas karena kemustahilan. Namun banyak dari antara kita telah membuktikan bahwa Allah "dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan" (Efesus 3:20) - HB

IMAN BERSANDAR PADA ALLAH --

TEMPAT YANG MELAMPAUI SEMUA YANG DAPAT KITA SANDARI

Sabtu, 16 Februari 2008

Galatia 6:11-18

KESOMBONGAN

Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan

(Roma 12:3)

Kesombongan itu dosa. Kesombongan cara pandang seseorang yang menilai dirinya terlalu berlebihan. Ada orang-orang yang sedemikian sombongnya sampai mengharapkan setiap orang terkagum-kagum dan patuh pada perintahnya.

Seorang pria, kita sebut saja namanya Johan, yang sombong dan bertubuh agak besar, tertinggal kereta api. Kereta api berikutnya tidak akan berhenti di kota kecil tersebut kecuali bila ada penumpang sebanyak enam orang atau lebih untuk diangkut. Ia mengirim pesan kepada kondektur kereta tersebut: "Hentikan kereta di stasiun ini. Ada penumpang besar yang akan naik."

Ketika kereta api memasuki stasiun dan berhenti, Johan naik. Sang kondektur turun, melihat isi peron, dan kemudian menanyakan di mana penumpang berjumlah besar seperti dalam pesan yang ia terima. Dengan terus terang Johan menjawab, "Sayalah penumpang besar itu."

Sebagian orang merasa dirinya hebat dan menganggap setiap orang harus mematuhi mereka. Obat mujarab untuk mengatasi cara pandang seseorang yang terlalu berlebihan seperti itu adalah dengan bercermin pada Firman Allah. Jika Anda memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut Anda pikirkan (Roma 12:3), bacalah Mazmur 14 dan Roma 3:9-18. Itulah potret yang Allah ambil dengan jelas berkenaan dengan hati manusia yang sesungguhnya. Kesombongan tidak layak mendapat tempat di hati pengikut Yesus Kristus - MD

ORANG YANG BERPIKIR TERLALU TINGGI TENTANG DIRINYA

TIDAK BERPIKIR CUKUP TINGGI TENTANG KRISTUS

Minggu, 17 Februari 2008

Mazmur 91:1-11

DITAKUTI ANJING BOXER

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu

(Yesaya 41:10)

Pada suatu hari Minggu pagi yang cerah, salah satu anak laki-laki saya yang masih kecil pergi bersama saya ke gereja. Pemandangan dan suara-suara hari baru segera mengundangnya untuk berjalan mendahului saya. Tiba-tiba kebebasan dalam perjalanannya sirna. Beberapa meter di depannya, berdirilah seekor anjing boxer sedang menatapnya. Ia berhenti mendadak, berbalik, dan lari ke samping saya. Ketika tangannya aman dalam genggaman tangan saya dan ia tahu bahwa saya berada tepat di sampingnya, ia dapat berjalan tenang melewati anjing boxer tersebut.

Betapa hal itu menjadi gambaran pengembaraan kita di dunia ini! Dari waktu ke waktu berbagai rintangan berwajah ganas berupa penyakit, masalah keuangan, atau konflik pribadi muncul di depan kita, menimbulkan ketakutan di dalam hati kita. Pada mulanya kita akan bingung dan hidup tampaknya menemui jalan buntu. Namun, dengan iman kita menemukan jalan kepada Juruselamat, karena kita sadar bahwa kita tidak berani melangkah maju tanpa merasa yakin akan hadirat- Nya. Ketika kita sepenuhnya percaya kepada-Nya, Dia akan menolong kita menghadapi masa depan dengan mendampingi setiap langkah kita.

Jika kekhawatiran dan ketakutan mengintai di perbatasan masa depan Anda, ingatlah pada janji Allah yang luar biasa, yang ada di dalam kitab Yesaya 41:10, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” - D H

JIKA ANDA TAK DAPAT MENEMUKAN JALAN KELUAR, MENENGADAHLAH

Senin, 18 Februari 2008

Wahyu 1:9-18

KEBANGKITAN KRISTUS

Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,

sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal

(1Korintus 15:20)

Banyak religi di dunia memuja para pemimpin atau ahli filsafat besar yang sesungguhnya adalah manusia biasa yang tak berdaya. Kekristenan sendiri menyatakan iman dalam diri sang Juruselamat yang hidup dan bangkit dari kematian.

Seorang Utusan Injil menjelaskan kebenaran ini kepada beberapa orang. Katanya, "Saya bepergian dan tiba di suatu tempat yang memiliki jalan bercabang dua. Saya mencari pemandu dan menemukan dua orang: Yang satu mati dan satunya lagi hidup. Kepada pemandu yang mana saya seharusnya bertanya, kepada yang mati atau yang hidup?" Orang-orang menjawab, "Yang hidup." "Lalu," kata Utusan Injil itu, "mengapa Anda justru mengikuti seorang pemimpin yang mati, bukannya Kristus yang hidup?"

Jika kita percaya akan kebangkitan jasmani Yesus Kristus yang nyata, maka kita tidak akan mengalami kesulitan mempercayai Firman-Nya. Jika kita menolak doktrin pokok ini, kita juga akan menolak keseluruhan isi Alkitab. Jika Kristus belum dibangkitkan, Dia telah melanggar janji-Nya, gagal dalam nubuat-Nya, dan kita masih berada dalam dosa.

Seorang gadis kecil tinggal di dekat kuburan dan seringkali harus berjalan melewatinya pada malam hari. Ketika seseorang bertanya, "Apakah kamu pernah merasa takut?" Gadis itu menjawab, "Oh tidak. Rumah saya ada di dekat sana."

Jika kita beriman kepada Kristus yang dibangkitkan, kita juga tidak perlu merasa takut akan kematian. Rumah kita ada di dekat sana! - HB

KARENA KRISTUS HIDUP, KITA PUN AKAN HIDUP

Selasa, 19 Februari 2008

Lukas 19:1-10

Orang kristiani lubang kelinci

Yesus ... berkata, "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini aku harus menumpang di rumahmu”

(Lukas 19:5)

Kelinci adalah makhluk pemalu yang melompat keluar dari lubang mereka tiap pagi. Mereka berusaha menghindari segala sesuatu (kecuali kelinci lain), makan, dan melompat kembali ke dalam lubangnya di sore hari. "Ha, kita telah melewati satu hari lagi," ujar mereka jika dapat berbicara.

Orang kristiani lubang kelinci mirip dengan itu. Di kantor, mereka makan siang bersama orang kristiani lainnya dan berhubungan secara istimewa dengan orang percaya lainnya di gereja. Mereka tidak mau berbaur dengan orang-orang yang belum percaya dan menolak hadir di pesta yang mereka adakan. Tak heran jika orang-orang yang belum percaya menganggap orang kristiani hidup dalam pembenaran terhadap diri sendiri.

Namun, Yesus tidak demikian. Kenyataannya, Dia mengundang diri-Nya sendiri untuk datang ke rumah Zakheus, seorang pemungut cukai yang jahat. Pergaulan-Nya dengan orang-orang hina membuat Dia dijuluki "Sahabat pemungut cukai dan orang berdosa" (Matius 11:19). Dia bergaul dengan orang-orang semacam itu karena sadar Dia tak dapat menolong mereka bila tidak menjadi Sahabat mereka. Yesus tak pernah mengatakan sesuatu yang tidak perlu Dia katakan, dan Dia pun tidak tertawa karena mendengar kisah-kisah yang tak senonoh. Dia dihormati banyak orang karena Dia memerhatikan mereka.

Yesus telah memperlengkapi kita dengan Roh Kudus dan meyakinkan kita bahwa Dia akan menyertai sehingga kita dapat meneladani hidup-Nya. Berjaga-jagalah agar Anda tidak menjadi orang kristiani lubang kelinci - HL

YESUS MENINGGALKAN KITA DI DUNIA

AGAR KITA MENJADI SAKSI BAGI DUNIA

Rabu, 20 Februari 2008

Yesaya 46:1-4

DIGENDONG ALLAH

Aku menggendong kamu.... Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu

(Yesaya 46:4)

Henry Moorhouse, seorang pewarta Kabar Baik berkebangsaan Inggris pada abad ke-19, merasakan beban yang sangat berat dalam pelayanannya. Kemudian Tuhan mengingatkan Henry akan perhatian-Nya.

Ketika suatu hari ia tiba di rumah, anak perempuannya, Minnie, yang kedua kakinya lumpuh, sedang duduk di kursi roda. Henry akan membawakan sebuah bungkusan ke lantai atas untuk istrinya ketika anaknya itu menawarkan diri ikut membawakan. Kata Moorhouse, "Minnie sayang, bagaimana kamu bisa membawakan bungkusan ini? Berjalan saja, kamu tidak bisa."

Dengan senyum mengembang di wajahnya, Minnie berkata, "Saya tahu, Ayah. Tetapi jika Ayah memberi saya bungkusan itu, saya akan memegangnya sementara Ayah menggendong saya."

Moorhouse melihat hal itu sebagai gambaran tentang hubungannya dengan Allah dan beban dalam pelayanan yang sedang ia emban. Namun terpujilah Allah, ia dimampukan untuk terus maju dengan keyakinan karena mengetahui bahwa Tuhan sedang menggendongnya.

Allah yang Mahakuasa yang menggendong bangsa Israel (Yesaya 46:4), adalah Allah yang juga dapat menggendong kita. Sekalipun harus menyelesaikan tanggung jawab kita, kita mempunyai jaminan akan bantuan-Nya yang tidak akan pernah gagal. Kita tidak perlu tenggelam dalam beban yang berat.

Mintalah kepada sang Juruselamat untuk menolong Anda. Dia akan membawakan beban Anda--dan menggendong Anda - HB

TAK ADA BEBAN YANG TERLALU BERAT BAGI SANG LENGAN ABADI

Kamis, 21 Februari 2008

Yohanes 15:1-14

PERLUNYA PEMANGKASAN

Setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah

(Yohanes 15:2)

Saya memiliki beberapa tanaman anggur di kebun, dan setiap tahun saya memotong banyak sekali sulur-sulurnya yang panjang menjalar. Jika tidak dipotong, sulur-sulur itu akan mengambil seluruh energi yang seharusnya tersalur ke buah. Tak ada tanaman menjalar yang dapat berbuah dengan baik tanpa pemangkasan.

Yesus berkata bahwa Bapa-Nya juga memangkas anak-anak-Nya. Kehidupan yang berbuah subur dan berlimpah adalah kehidupan yang dikuatkan setelah melewati proses kesengsaraan yang menyiksa. Jika Allah telah memangkas apa saja yang menghalangi pertumbuhan kita barulah kita boleh menganggap bahwa Allah mau memakai kita. Apa yang kita pandang sebagai tragedi, bisa jadi merupakan berkat terselubung dan kesempatan-kesempatan yang Allah pilih untuk menyatakan kasih dan anugerah-Nya kepada kita.

Apakah Anda merasa sedang dipangkas hari ini? Apakah sesuatu yang paling Anda kasihi telah direnggut dari Anda? Apakah seluruh cita-cita Anda telah pudar? Ingatlah, jika Anda dapat melihat tujuan dari masalah yang ada dari sudut kebijaksanaan dan kekekalan Allah, jika Anda dapat memandang ujian ini dalam hubungannya dengan berkat kehidupan, Anda akan dapat mengusap airmata dan memuji Tuhan untuk segala sesuatu yang terjadi.

Allah tidak menahan kebaikan-Nya "dari orang yang hidup tidak bercela" (Mazmur 84:12). Bahkan dalam situasi sesulit apa pun, Anda dapat meyakini bahwa Dia akan melakukan yang terbaik untuk Anda - MD

Jumat, 22 Februari 2008

I Yohanes 4:7-12

ALLAH BAIK

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

(Yohanes 3:16)

Tanpa disengaja kita banyak mendengar tentang Allah yang suka menghukum, memberikan ganjaran, mengadakan penderitaan, membuat manusia susah, sedih, ketakutan dan hal-hal buruk lainnya. Kabar-kabar seperti ini akan membentuk suatu pandangan negatif atau imej tentang Allah yang tidak baik. Padahal salah satu sifat dasar Allah adalah baik.

Kebaikkan Allah telah nyata dibuktikan bagi kita, dengan Dia memberikan keselamatan bagi jiwa kita untuk kita bisa masuk dalam kerajaan Sorga dan hidup bersama-sama dengan Dia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Ia menjamin seluruh kehidupan kita dan banyak lagi mengenai kebaikkan Allah yang telah kita rasakan selama ini.

Sekaranglah waktunya untuk kita harus memberitahukan kepada manusia bahwa Allah yang kita kenal adalah Allah yang maha baik. Rancangan dan rencana Allah bagi kita semua baik dan tidak ada yang buruk. Allah yang baik selalu menjaga dan melindungi kita dari segala marabahaya.

Allah yang baik selalu memelihara dengan memberikan semua yang kita butuhkan. Allah yang baik selalu merawat dengan memberikan penghiburan, kekuatan dan damai sejahtera. Mulai sekarang kita harus mempunyai pandangan positif tentang Allah bahwa Allah itu baik. - Hendrik Wariki

Kabar tentang Allah baik inilah yang sangat perlu dan harus banyak diberitakan kepada semua manusia.

Sabtu, 23 Februari 2008

Ulangan 6:6-12

TIMUN-TIMUN KECIL

Dan kamu, Bapa-bapa... didiklah mereka di dalam ajaran dan Nasihat Tuhan

(Efesus 6:4)

Ketika masih kecil, saya tertipu oleh sebuah timun yang besar. Sebenarnya timun itu tidaklah berbeda dengan timun-timun yang lain, tetapi timun itu berada di tempat yang sangat aneh. Paman menyimpannya di dalam sebuah botol di atas rak. Timun aneh itu terlalu besar untuk dapat dimasukkan lewat leher botol. Saya bertanya-tanya dalam hati, bagaimana timun itu dapat berada di sana?

Saya terkagum-kagum pada paman yang dapat melakukan hal tersebut. Tetapi sebenarnya, ia bergurau tentang hal itu. Ia tidak pernah memberitahu saya bagaimana ia melakukan hal itu. Akhirnya, ibu sayalah yang menjelaskan bahwa ketika timun itu masih sangat kecil, timun itu sudah dimasukkan melewati leher botol dan dibiarkan, sementara pokok tanaman itu berada di luar. Ia dibiarkan tumbuh di sana.

Ibu saya mempraktekkan prinsip yang sama terhadap anak-anaknya. Sejak dini ia melingkupi kehidupan saya dengan doa, pengajaran dan Injil. Hasilnya, saya diantar menuju Kristus dan kini saya aman dalam "botol" keselamatan-Nya.

Ini merupakan pelajaran bagi para orangtua yang mempunyai "timun-timun kecil" di rumah. Jangan biarkan ada yang mengusik tugas Anda terhadap mereka. Orang yang berkata, "Berilah saya anak sampai ia berumur tujuh tahun dan selanjutnya saya tidak perlu tahu dengan siapa ia berjalan" tahu betul nilai dari latihan awal ini. Jangan abaikan timun-timun kecil Anda. Mereka akan segera tumbuh menjadi besar - MD

KEHIDUPAN ORANGTUA ADALAH BUKU PEDOMAN BAGI SEORANG ANAK

Minggu, 24 Februari 2008

Ibrani 12:11-15

KANTONG ITU

Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang,

dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur

(Yesaya 57:20)

Di lingkungan tempat tinggal kita pasti ada tempat penampungan pembuangan sampah. Tiap hari kita melihat para pemulung membawa kantong plastik besar. Kantong-kantong itu berisi sampah yang kotor, bau dan bagi kita yang melihatnya itu menjijikan. Para pemulung menjalani hidupnya hari demi hari seperti itu.

Banyak orang yang menjalani hidupnya dengan kepahitan, kebencian, kemarahan, kecemburuan, sakit hati, kejahatan, dan dosa lainnya. Tentu tubuh mereka tidak dekil seperti pemulung dan tidak bau busuk seperti sampah. Tetapi bukankah gaya hidup yang seperti ini sama halnya dengan kantong besar berisi sampah? Hati dan pikiran kita dipenuhi oleh perbendaharaan yang kotor. Sehingga ketika kita bicara dan melakukan apa saja hasilnya senantiasa adalah sebesar-besarnya untuk pementingan diri sendiri. Relasi kita dengan orang lain buruk. Karena memang tidak ada perbendaharaan hal-hal baik dalam diri kita. Mungkin kita bisa berlaku baik tapi itu hanya kemunafikan, dan tidak akan tahan lama.

Namun demikian, setiap orang memiliki kerinduan untuk bebas dari masalah ini. Sampah itu kotor dan bau tetapi lebih kotor lagi hidup yang penuh dosa. Oleh sebab itu kita perlu membuka hati kepada kebenaran Firman Tuhan, dan membiarkan Tuhan mengoperasi kita. Masuk dalam pembentukan Tuhan pasti tidak enak. Tetapi kemudian kita mampu menghasilkan buah kebenaran seperti yang Tuhan kehendaki, dan membuang semua sampah dari hidup kita. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Mari kita isi hidup ini dengan hal-hal baru yang dari Tuhan. Sehingga kita mempunyai perbendaharaan hal-hal baik dalam hati dan hidup kita setiap hari. – millis

Senin, 25 Februari 2008

Efesus 4:17-24

PIKIRAN MU

supaya kamu di perbaharui di dalam roh Dan pikiranmu

(Efesus 4:23)

Di dalam Kejadian 41:38-39 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (39) Kata Firaun kepada Yusuf “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Kehidupan Yusuf selalu di penuhi hubungan yang intim dengan Allah terutama bagaimana dia memenuhi pikirannya dengan Firman Tuhan.

Seandainya saja Yusuf masih menyimpan segala sesuatu yang jelek sehingga yang masuk adalah gambaran (imajinasinya ) adalah yang jelek, najis, kotor, penuh kepahitan, kegeraman, dendam, sakit hati maka apa yang keluar dari tindakan Yusuf pasti tindakan yang negatif seperti seorang bijak berkata, kualitas seseorang di tentukan oleh apa yang dipikirkan orang tersebut. Imajinasi akan menentukan perkataan, sikap dan perbuatan. Sikap dan perbuatan akan menentukan karakter kita, dan akan menentukan nasib (Masa depan) diri sendiri. Jadi seluruh kehidupan kita di tentukan dari cara berpikir kita..mau menjadi apa kelak kehidupan saya..bukan hanya di bumi ini saja tapi bisa juga untuk kehidupan kekal.

Allah telah menciptakan ulang diri kita menjadi manusia baru, tetapi sering kali gambar manusia lama masih ada dalam imajinasi kita. Karena itu Imajinasi yang lama harus dihapus dan di gantikan dengan imajinasi baru yang terus menerus diperbarui. Caranya setiap muncul pikiran yang kotor, jahat, najis, geram dan penuh balas dendam maka kita gantikan dengan bernyanyi, menyembah, berdoa dan membaca firman Tuhan. – millis

Selasa, 26 Februari 2008

Matius 6:22-23

IMAJINASI YANG BARU

Mata adalah pelita tubuh Jika matamu baik , teranglah Seluruh Tubuhmu

(Matius 6:22)

Gambaran atau citra diri yang salah adalah Imajinasi yang mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat, yang akan terus menerus mempengaruhi hidup kita. Imajinasi ini dapat menjadi berhala yang akan mengontrol hidup kita sehingga kita di perbudak dan di kuasai olehnya. Bagaimanakah jalan keluarnya supaya kita tidak terikat dan dikuasai oleh hal tersebut ? Kita harus mempunyai imajinasi yang baru dari Tuhan.

Apa yang kita imajinasikan menentukan siapa yang menjadi penguasa dalam hidup kita. Kalau kekayaan, kemewahan dan daya tarik dunia yang selalu kita imajinasikan dan menempati porsi utama dalam hidup kita maka kasih kita kepada Tuhan akan bergeser. Seperti yang di firmankan tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan, karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain (Mat 6:24).

Kita harus memiliki imajinasi yang baru. Dari manakah imajinasi baru tersebut kita dapatkan? Allah di dalam Yesus Kristus yang akan memberikan pengalaman-pengalaman baru tersebut. Seorang hamba Tuhan namanya Hendry T Blackaby berkata bahwa Tuhan dapat memberikan kita pengalaman baru melalui: Alkitab, Situasi/Kondisi, Doa-doa profetik, dan komunitas orang-orang percaya. Oleh sebab itu mari kita ganti imajinasi dan gambaran serta pikiran-pikiran yang salah dalam diri kita dengan kebenaran Firman Tuhan, ......Tuhan Yesus mengasihimu. – millis

Rabu, 27 Februari 2008

Mazmur 34:12-15

Umur Panjang

Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan Dan Kehormatan

(Amsal 3:16)

Dalam pembacaan hari ini ada tiga rahasia firman Tuhan yang dibukakan bagi kita yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik: rahasia pertama: jaga lidah dan bibir (ay 14). Mulai bangun pagi sampai tidur malam ada ribuan kata yang terucap dari lidah dan bibir kita. Dari ribuan kata tersebut berapa banyak kata-kata yang berkenan kepada Tuhan dan membangun orang lain, serta berapa banyak kata-kata sia-sia? Firman Tuhan: setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman (Mat 12:36). Manusia mempunyai kecenderungan gampang bicara kejelekan orang lain dari pada bicara kebaikan orang lain.

Sebagai pengikut Kristus kita harus mampu menjaga lidah dan bibir kita, sehingga perkataan kita adalah perkataan yang tepat waktu dan bermanfaat (Amsal 25 :11). Rahasia kedua: jauhi yang jahat dan lakukan yang baik (ay 15a). Ada prinsip orang seperti ini; yang penting saya tidak mengganggu orang lain. Prinsip seperti ini bisa membuat kita tidak peduli terhadap orang lain karena patokannya adalah pada diri sendiri. Saya baik dan tidak mengganggu orang lain, selesai. Kalau kita mau umur panjang dan menikmati yang baik maka kita harus menjauhi yang jahat tetapi juga melakukan kebaikan.

Menegur orang yang bersalah juga termasuk kebaikan, tentu kita lakukan dengan kasih. Rahasia ketiga: hidup damai (ay 15b). Ada orang yang hidup agamanya saleh tapi musuhan dengan tetangganya, dengan teman kerja, dstnya. Hidup damai bicara totalitas hidup kita. Saat di rumah, di gereja, di sekolah, di tempat kerja, di jalan, dstnya, kita hidup damai. Hidup damai itu bukan hanya pasif, tetapi aktif kita usahakan agar damai anugerah Allah itu menjadi nyata. – vic

Kamis, 28 Februari 2008

Roma 10:11-17

SARANG LABA-LABA

Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka Tidak mendengar tentang Dia?

(Roma 10:14)

Alkisah, seorang pelukis diberi tugas untuk menggambarkan sebuah gereja yang tidak terawat. Akan tetapi, bukannya melukis puing-puing tua yang hampir roboh, ia justru melukis sebuah bangunan megah yang berdesain modern. Dari jendela-jendelanya dapat terlihat sebuah kotak yang penuh hiasan untuk mengumpulkan persembahan dari para jemaatnya. Di atasnya tergantung sebuah papan bertuliskan "Untuk Misi". Akan tetapi, yang menyedihkan adalah kotak tersebut diselimuti oleh sarang laba-laba.

Gereja atau pribadi yang hati dan hidupnya tidak terlibat dalam pengabaran Injil sedunia, saat ini sedang berjalan menuju kehancuran. Kita barangkali terlibat di dalam "kegiatan kristiani" yang meluap-luap, namun energi kita akan salah arah apabila program Allah yang utama bagi zaman ini telantar.

Allah telah merancang penginjilan dunia sedemikian rupa sehingga setiap orang percaya terlibat secara aktif. Kita semua perlu meminta "kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Matius 9:38).

Sebagian orang juga akan dipanggil secara khusus oleh-Nya untuk menjadi pengabar Injil, karena jika tidak, "bagaimana mereka mendengar?" (Roma 10:14).

Sementara itu, orang lain akan menjadi pemberi dan pengutus, karena "bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?" (ayat 15). Jangan sampai misi dunia diselimuti oleh sarang laba-laba karena sikap kita yang kurang peduli - PR

JUTAAN ORANG MENUJU KEBINASAAN TANPA PERNAH MENDENGAR

Jumat, 29 Februari 2008

Ibrani 12:1-7

ANDA SEDANG BERGUMUL ?

Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu ...,

supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa

(Ibrani 12:3)

Saat itu saya sudah dua tahun menjanda dan sedang bergumul. Dari pagi ke pagi kehidupan doa saya berisi satu keluhan yang sama: "Tuhan, saya tidak seharusnya bergumul seperti ini!" "Mengapa tidak?" suara-Nya yang sayup-sayup bertanya dari dalam diri saya pada suatu pagi.

Lalu datanglah jawabannya kesombongan terselubung! Entah bagaimana, saya berpikir bahwa seseorang dengan kedewasaan rohani seperti saya tidak seharusnya mengalami pergumulan semacam itu. Itu benar-benar pemikiran yang menggelikan! Saya belum pernah menjanda sebelumnya sehingga membutuhkan kerelaan untuk belajar sekalipun harus bergumul.

Pada saat yang sama, saya diingatkan tentang kisah seorang pria yang membawa pulang sebuah kepompong agar dapat memperhatikan proses lahirnya emperor moth [sejenis ulat sutra]. Saat calon kupu-kupu itu berjuang menembus celah kepompong yang kecil, sang pria memperlebar celah itu dengan ujung guntingnya. Binatang itu memang muncul dengan mudah namun sayap-sayapnya tidak mengembang. Pergumulan melalui celah yang sempit merupakan cara Allah untuk mendorong cairan dari tubuh ke sayapnya. Pada kenyataannya, bantuan gunting yang "murah hati" itu adalah tindakan yang kejam.

Ibrani 12 menggambarkan kehidupan kristiani sebagai sebuah perlombaan yang melibatkan ketekunan, disiplin, dan teguran. Kita selalu membutuhkan perjuangan yang kudus untuk melawan diri sendiri dan dosa. Kadang kala pergumulan justru kita perlukan untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan maksud Allah - J

KITA MENGALAMI KEKUATAN ALLAH DI TENGAH KETEGANGAN PERGUMULAN KITA

5 Tips Menghadapi Godaan

Ketika mempercayakan hidup kepada Kristus, karena anugerah-Nya secara posisional kita menjadi orang kudus (positional sanctifiction). Maksudnya, kita menjadi orang kepunyaan-Nya dengan segala tugas, panggilan dan tanggungjawabnya. Sebuah pengalaman hidup terindah! Namun demikian, kita dituntut untuk menjalani hidup kudus, bertumbuh menjadi serupa dengan Dia dalam karakter, sifat, kelakuan hidup kita (progressive sanctification). Pada akhirnya dalam sekejap mata kita diubahkan menjadi seperti Kristus (final sanctification).

Dalam proses penyucian, kita harus menghadapi godaan, yakni dorongan-dorongan di dalam batin kita untuk memenuhi keinginan-keinginan indah yang berlawanan dengan firman-Nya. Misalnya, dorongan untuk korupsi, karena ingin hidup mewah; dorongan untuk sombong, karena ingin dihormati sesama; dorongan untuk melakukan extra marital sex, karena sedang ingin bercinta, dstnya.

Ketika godaan datang, Yakobus memberikan tips untuk mengatasinya ;

1. INGATLAH MAHKOTA KEHIDUPAN BAGI SANG PEMENANG (Yak. 1:12)

Allah menjanjikan mahkota kehidupan, bagi orang yang mengasihi Dia, yakni bagi orang yang memilih untuk menolak godaan dan melakukan firman-Nya. Mahkota kehidupan bukanlah kehidupan kekal, namun ini merupakan kuasa dan otoritas untuk memerintah bersama Kristus dalam kekekalan kelak (2Tim. 2:12) yang dipercayakan kepada hamba-Nya yang baik dan setia. Mahkota ini adalah harta terindah dan terbaik yang akan kita persembahkan bagi kemuliaan Anak Domba Allah (Why. 4:10).

2. INGATLAH SUMBER GODAAN ITU BUKAN DARI ALLAH (Yak. 1:13)

Tulis Yakobus, ketika seseorang dicobai, janganlah ia berkata "Pencobaan ini datang dari Allah!" Alasannya adalah karena sifat-Nya, Allah tidak pernah sedikitpun hendak menjerumuskan kita ke dalam dosa. Datangnya godaan itu adalah dari keinginan-keinginan kita sendiri. Dosa terjadi ketika kita memenuhi keinginan itu dengan motif, cara, dan tujuan yang berlawanan dengan firman-Nya.

3. INGATLAH KONSEKUENSI PERBUATAN DOSA (Yak. 1:15)

Kata Yakobus, apabila keinginan itu dibuahi, maka menghasilkan dosa, dan apabila dosa itu sudah matang, maka ia melahirkan maut. Jadi, godaan itu arahnya menuju kematian. Maksudnya adalah kematian jasmani, fisik, bukan kematian rohani. Untuk kematian rohani manusia tidak perlu berbuat dosa sampai matang; cukup makan buah terlarang saja. Namun untuk kematian fisik, yah dosa itu harus sampai matang.

Sebagai contoh, pernah ada seorang anak Tuhan yang meninggalkan isterinya yang sah, hidup dan menikah lagi dengan perempuan yang lebih muda. Untuk sementara dia bisa menikmati isteri mudanya. Tapi tidak berlangsung terlalu lama, saya diberitahu bahwa anak Tuhan itu sudah mati dengan cara yang tragis. Menjelang kematiannya, dia ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit, karena kalau udah muntah, baunya amat busuk dan menyengat.

Contoh lain, seorang Ibu muda, masih cantik dan kaya. Namun dia mengingkari perjanjian pernikahannya, hidup selingkuh seenaknya. Suaminya merana terhina. Untuk sementara, dia bisa menikmati dosanya. Namun tidak berselang lama, tiba-tiba saja ada benjolan di payudaranya, dan itu berkembang sampai menjadi kanker payudara stadium ke empat. Dokter ternama dari luar negeri pun tidak bisa mengatasi meskipun ketika baru sekedar benjolan. Akhirnya dia mati juga.

4. INGATLAH KEBAIKAN TUHAN PADA KITA (Yak. 1:16-17)

"Saudara-saudara yng kukasihi," tulis Yakobus, "janganlah sesat!" Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang." Maksudnya, Allah itu baik bagi kita, janganlah membalas kebaikan-Nya dengan melukai hati Bapa kita.

5. INGATLAH STATUS KITA SEBAGAI ANAK SULUNG (Yak. 1:18)

Ya, kita adalah ciptaan baru, dijadikan oleh benih firman-Nya. Tujuannya adalah supaya pada tingkat tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Dengan status sebagai ciptaan baru oleh firman-Nya, kita memiliki kehidupan baru, kehidupan persekutuan personal penuh kasih dengan Allah. Sepantasnya kita hidup menurut firman-Nya. Tidak ada cara lain.

Sebagai anak sulung kita adalah pengelola harta Bapa kita; kita adalah pemimpin atas segala ciptaan-Nya. Kalau tidak, kita akan seperti Esau yang menyesal karena telah menjual berkat-berkat hak kesulungan dari TUHAN. Jadi, jangan pernah menyerah. – millis

About this entry

Posting Komentar

 

About me | Author Contact | Powered By holy of christ | © Copyright  2008