RENUNGAN BULAN JANUARI 2008

Grafira Januari 2008

Selasa, 01 Januari 2008

Yoel 2:12-27

TAHUN YANG TERBUANG

Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang

(Yoel 2:25)

Berapa banyak tahun-tahun Anda yang hasilnya hilang dimakan belalang? Apakah keinginan pribadi, hawa nafsu, motivasi penuh dosa, dan ambisi pribadi Anda telah merampas sukacita, kedamaian, dan keberhasilan dari hidup Anda? Mungkin Anda merasa putus asa memikirkan waktu-waktu yang terbuang dan tidak dapat terulang lagi.

Jika memang demikian, perhatikanlah perkataan Tuhan melalui Nabi Yoel. Allah memberi tahu umat Israel bahwa sekalipun mereka pernah tidak menaati Tuhan dan mengalami pendisiplinan Tuhan melalui wabah belalang, tetapi masih ada pengharapan bagi mereka. Tuhan berkata bahwa Dia "pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia" (Yoel 2:13). Dan Dia berjanji, "Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang" (ayat 25).

Apabila kita mengaku dosa kepada Tuhan, maka Dia akan segera mengampuni masa lalu dan mengisi hari depan kita dengan pengharapan. Dia dapat memunculkan kebaikan dari tahun-tahun kita yang terbuang. Dia melakukannya dengan cara mengajari kita kerendahan hati melalui kegagalan yang kita alami, dan menolong kita memahami kelemahan yang sering kita perbuat terhadap orang lain.

Meskipun tahun-tahun kita yang lalu telah dirusak oleh dosa, Allah sangat rindu untuk memulihkan kita dan memberi hasil terhadap pekerjaan kita. Apa yang telah kita pelajari di masa lalu menghasilkan pelayanan yang produktif dan pujian yang sepenuh hati bagi Dia. Tahun yang sedang kita jelang ini dipenuhi dengan pengharapan! – DR

BETAPA PUN GELAPNYA MASA LALU ANDA

BERSAMA KRISTUS HARI DEPAN ANDA CERAH

Rabu, 02 Januari 2008

Mazmur 71:1-21

MASA DALAM KEHIDUPAN

Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan .... Engkau yang selalu kupuji-puji

(Mazmur 71:6)

Waktu muda, kita tak sabar menjadi dewasa. Setelah tua, kita mengenang kembali masa muda kita dengan penuh kerinduan. Namun, Allah ingin agar kita dapat sungguh-sungguh menikmati datangnya setiap masa kehidupan. Berapa pun usia kita, Dia memberi apa yang kita butuhkan untuk meraih apa pun yang dapat kita capai. Dia meminta kita mempertanggungjawabkan hidup kita kepada-Nya, serta menerima perjuangan hidup yang Dia izinkan terjadi dan kekuatan yang Dia sediakan.

Seorang wanita yang menghadapi masalah penuaan bertanya kepada seorang guru Alkitab J. Robertson McQuilkin, “Mengapa Allah membiarkan kita menjadi tua dan lemah?” McQuilkin menjawab, “Saya rasa Allah telah merencanakan bahwa kekuatan dan kecantikan masa muda bersifat fisik, tetapi kekuatan dan kecantikan masa tua bersifat rohani. Lambat laun kita mulai kehilangan kekuatan dan kecantikan yang fana. Lalu kita akan berkonsentrasi pada kekuatan dan kecantikan yang kekal. Kita menjadi sangat ingin meninggalkan kefanaan, mematikan sebagian diri kita, dan merindukan rumah kekal kita. Jika kita tetap muda, kuat, dan cantik, mungkin kita tak mau meninggalkan dunia ini.”

Apakah saat ini Anda menjalani masa muda? Percayalah pada pengaturan waktu Allah dalam memenuhi impian Anda. Apakah saat ini Anda menjalani masa setengah tua atau masa tua? Hadapilah tantangan hidup Anda setiap hari. Dan apabila Anda merasa tawar hati, mendekatlah kepada Tuhan. Kehadiran-Nya dapat membuat setiap masa kehidupan ini menjadi masa yang penuh kekuatan dan keindahan – DH

MASA APA PUN DALAM KEHIDUPAN SEGALANYA DITENTUKAN OLEH SIKAP

Kamis, 03 Januari 2008

Kisah Para Rasul 5:31-42

KABAR SEGALA MUSIM

Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai

(Yohanes 4:35)

Saya bukanlah seorang ahli dalam hal menanam bunga. Tetapi saya telah belajar memahami perbedaan antara bunga semusim dan bunga segala musim. Setiap musim semi, saya biasanya membeli bernampan-nampan tanaman semusim. Tanaman itu langsung berakar saat ditanam di tanah. Hidup mereka yang singkat selalu berakhir oleh embun beku di musim gugur, dan tanahnya menjadi gundul sampai masa tanam di musim semi tahun berikutnya. Saya lebih suka menanam bunga-bunga segala musim. Mereka terus hidup dari tahun ke tahun, dan secara teratur bersemi, berbunga, dan bereproduksi lagi.

Penulis Eugene Harrison menggambarkan bahwa usaha penginjilan orang-orang percaya dalam Perjanjian Baru mempunyai sifat “segala musim”. Mereka tidak mencurahkan seluruh tenaga hanya untuk usaha penginjilan sekali setahun. Sebaliknya, menurut Harrison, membagikan kabar baik tentang Kristus merupakan “perhatian terbesar setiap orang percaya, setiap hari sepanjang tahun, di segala tempat”. Dalam Kisah Para Rasul 5:42 dan 8:4, jangkauan kesaksian mereka jelas: Mereka bersaksi tentang Kristus dan Injil di Bait Allah, rumah mereka, dan pasar dengan menggunakan metode yang dikaruniakan Roh Kudus untuk berkhotbah, mengajar, dan menyampaikan kesaksian pribadi.

Yesus mengajarkan bahwa musim untuk tuaian rohani selalu hari ini (Yohanes 4:35). Dan Rasul Paulus mengatakan bahwa “hari ini adalah hari penyelamatan” (2 Korintus 6:2).

Yakinlah, kita tidak pernah menuai pada musim yang salah, karena ladang-ladang menguning hari ini - J

BERSAKSI UNTUK KRISTUS TIDAK PERNAH SALAH MUSIM

Jumat, 04 Januari 2008

Matius 26:36-46

MENEKAN ALLAH

“Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu,

kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!”

(Matius 26:42)

Di bawah pimpinan Jenderal George Patton pada Perang Dunia II, Laskar Ketiga berhasil memukul mundur tentara Nazi sampai kabut dan hujan memaksa pasukan tersebut untuk berhenti. Lalu Patton menelepon seorang pendeta tentara dan bertanya, “Apakah Anda punya doa yang bagus mengenai cuaca?” Pendeta itu segera memenuhi permintaan jenderal tersebut. Ia menulis sebuah doa, dan kemudian Patton memerintahkan agar doa itu dicetak dan dibagikan kepada 250.000 orang prajurit di bawah pimpinannya. Ia menyuruh mereka berdoa agar cuaca menjadi cerah.

Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah ingin agar kita membawa semua permohonan kita kepada-Nya, dan yakin bahwa Dia peduli dan akan menjawab kita (Filipi 4:6; 1 Yohanes 5:14,15). Namun Dia tidak pernah memiliki kewajiban untuk menjawab dengan cara seperti yang kita inginkan atau hanya karena banyak orang berdoa.

Ketika Anak Allah menderita di Taman Getsemani, Dia mengajukan permohonan-Nya dengan penyerahan yang rendah hati kepada Bapa-Nya dengan berkata, “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 26:42). Prinsip Getsemani itulah yang harus mendominasi doa-doa kita.

Kehendak Bapa selalu mengandung kasih dan hikmat yang tak terbatas. Oleh karena itu, daripada mencoba untuk menekan Allah karena mengira Dia wajib menjawab doa kita, seharusnya kita sebagai anak-anak yang percaya, dengan senang hati menyerahkan semua keinginan kita kepada-Nya. Apa pun yang Dia anugerahkan akan terbukti menjadi berkat terbaik pada akhirnya nanti - VG

DARIPADA MENCOBA UNTUK MEMAKSA ALLAH

SERAHKANLAH DIRI ANDA KE DALAM TANGAN-NYA

Sabtu, 05 Januari 2008

Filipi 4:8-13

KEKUATAN UNTUK HARI INI

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Kebanyakan orang memiliki kalender atau buku agenda untuk mencatat detail pekerjaan yang akan dilakukan. Seorang kawan kristiani saya menggunakan agendanya dengan cara berbeda. Ia hanya mencatat kegiatan-kegiatan utama setelah semuanya dilaksanakan.

Inilah yang dilakukannya: Setiap pagi ia berdoa, “Tuhan, aku akan melakukan segalanya dengan kekuatan-Mu semata. Pakailah diriku sesuai kehendak-Mu.” Kemudian, setiap kali ia berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan yang luar biasa atau sulit, malamnya ia mencatat di dalam buku hariannya.

Contohnya, ia menulis, “Hari ini saya dimampukan untuk membagikan kesaksian dengan seorang kawan.” “Hari ini Allah memampukan saya untuk mengatasi ketakutan saya melalui iman.” “Hari ini saya dimampukan untuk menolong dan menyemangati seseorang yang sedang dirundung masalah.”

Kawan saya menggunakan istilah dimampukan karena ia menyadari bahwa ia tidak dapat melakukan semua itu tanpa pertolongan Allah. Dengan setiap kali menulis kata “dimampukan”, ia memberikan segala kemuliaan bagi Allah. Dengan terus-menerus bersandar pada kekuatan Allah, ia dapat bersaksi bersama Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).

Saat Anda memasuki setiap hari baru, mohonlah supaya Allah menguatkan dan memakai Anda. Anda dapat merasa yakin bahwa saat menengok ke belakang, Anda akan memuji dan memuliakan Tuhan karena menyadari bahwa Dialah yang telah memampukan Anda untuk mengerjakan itu semua – J

Minggu, 06 Januari 2008

Lukas 12:13-21

GRAFITI

Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu

(Lukas 12:15)

Pendeta dan penginjil E.V. Hill pulang ke rumah Tuhan dan Juruselamatnya pada tanggal 25 Februari 2003. Sebagai pembicara konferensi, ia sangat digemari banyak orang. Tidak banyak orang yang memperoleh perhatian dan penghormatan dari berbagai kalangan masyarakat seperti dirinya.

Bertahun-tahun yang lalu, Pendeta Hill diundang untuk berbicara di sebuah gereja, di pinggiran sebuah kota besar di Amerika Serikat bagian selatan. Pada pembukaan khotbahnya, Pendeta Hill mengomentari perbedaan antara daerah pinggiran yang kaya tersebut dengan daerah perkotaan miskin tempat ia melayani. "Saya tahu apa yang kurang," katanya. "Di sini tak ada grafiti sama sekali. Saya bersedia dengan sukarela membuatkannya bagi kalian. Saya akan mengambil seember cat dan berjalan mengelilingi kawasan kalian. Lalu saya akan menuliskan satu kata ini di atas rumah jutaan dolar dan mobil mahal buatan Eropa milik kalian: sementara. Hanya satu kata itu: sementara. Tak satu pun dari semua kekayaan itu bersifat kekal."

Kita menikmati dan mengurusi harta kita, dan memang seharusnya demikian. Namun, Yesus mengatakan bahwa kita tidak boleh dikuasai oleh harta kita, karena semua itu tidak akan dapat dibawa ke dalam kekekalan (Lukas 12:15-21). Rumah hanyalah sebuah kotak tempat berlindung dari hujan dan panas; mobil hanyalah sebuah alat untuk membawa kita dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena kita tidak dapat membawanya saat kita meninggal dunia, sebaiknya kita melihat semuanya itu sebagaimana dilihat oleh E. V. Hill : sementara - DE

UKURAN SESUNGGUHNYA DARI KEKAYAAN KITA

ADALAH APA YANG AKAN KITA MILIKI DALAM KEKEKALAN

Senin, 07 Januari 2008

Markus 2:1-12

MENAKJUBKAN !

Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah

(Markus 2:12)

Ketika Yesus menyembuhkan seseorang yang lumpuh sebagai bukti kuasa-Nya untuk mengampuni dosa manusia, takjublah orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu. Lalu mereka "memuliakan Allah, katanya, 'Yang begini belum pernah kita lihat'" (Markus 2:12). Lebih dari dua belas kali dalam injil Markus, kita membaca tentang orang-orang yang memberi reaksi serupa terhadap perkataan dan pelayanan Yesus.

Kata yang diterjemahkan sebagai "takjub" atau "heran", dalam bahasa aslinya mengandung suatu makna "terperosok dalam kondisi terkejut atau takut, atau keduanya". Terkadang kita mungkin merasakan hal yang sama ketika berjumpa dengan Yesus Kristus melalui pembacaan firman Allah. Seperti murid-murid-Nya, kita mungkin heran saat membaca perkataan Yesus, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Markus 10:23). Kerap kali kita berpikir bahwa dengan memiliki uang banyak, selesailah semua masalah kita.

Orang-orang yang melihat seorang pria dilepaskan dari kerasukan satu legion roh jahat juga menjadi heran (Markus 5:20). Mengapa mereka heran? Apakah mereka berpikir bahwa pria itu tidak terjangkau oleh kuasa Allah yang menyelamatkan? Apakah kita memiliki pikiran yang sama saat Allah menyelamatkan orang tertentu?

Yesus tidak terikat oleh batasan atau harapan kita. Dia berbicara dan bertindak dengan kuasa dan hikmat yang jauh melampaui akal kita. Dengan rasa hormat dan kekaguman, marilah kita mendengar perkataan Yesus dan mencari jamahan tangan-Nya yang berkuasa untuk mengubahkan – DC

JANGAN MENGUKUR KUASA ALLAH YANG TAK TERBATAS

DENGAN PIKIRAN ANDA YANG TERBATAS

Selasa, 08 Januari 2008

Roma 16:1-16

TAK DIKENAL

Ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri

(Roma 16:2)

James Deitz telah membuat berbagai lukisan pesawat terbang dan awaknya. Lukisannya begitu realistis sehingga tampak seperti foto. Banyak karyanya dipajang di berbagai galeri penerbangan di Amerika Serikat, termasuk Lembaga Smithsonian.

Salah satu lukisan Deitz yang ber-judul "Tak Dikenal", menggambarkan empat awak mekanik yang sedang memperbaiki sebuah pesawat pengebom. Mereka berada jauh di bawah geladak kapal induk pengangkut pesawat terbang, di tengah Samudera Pasifik pada Perang Dunia II. Keempat pria berwajah pucat dan serius yang berlumuran minyak itu sedang bekerja keras memperbaiki pesawat agar dapat kembali ke medan perang.

Mungkin kita pun sedang melakukan tugas tak terlihat dalam mendukung misi gereja untuk menyebarkan Injil dan menumbuhkan iman jemaat. Tanpa banyak sukarelawan, tak satu pun gereja atau lembaga misi dapat menjalankan pelayanannya secara efektif.

Saat Rasul Paulus mengakhiri suratnya kepada jemaat di Roma, ia menuliskan beberapa nama yang tak disebutkan di bagian lain Alkitab. Sebagai contoh, Paulus menyebut Febe dan mengatakan bahwa ia "memberikan bantuan kepada banyak orang" (ayat 16:2). Febe dan beberapa orang lain, telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan pelayanan gereja mula-mula.

Apakah Anda bekerja "di bawah geladak kapal"? Ingatlah, pelayanan Anda bagi Kristus sangat penting. Bahkan jika tak seorang pun menunjukkan penghargaan atas kerja keras Anda, yakinlah bahwa suatu hari nanti Tuhan sendiri akan memberikan penghargaan kepada Anda (Kolose 3:23,24) – DE

TAK ADA PELAYANAN BAGI KRISTUS YANG TAK TERLIHAT OLEH-NYA

Rabu, 09 Januari 2008

Imamat 19:32-37

KEBIJAKAN TERBAIK

Neraca yang betul, batu timbangan yang betul ... haruslah kamu pakai; Akulah Tuhan, Allahmu

(Imamat 19:36)

Mantan ketua Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika mengatakan bahwa etika dalam bekerja merupakan dasar dari kesuksesan bisnis. Ketika berbicara di hadapan para pemimpin bisnis dan pemimpin komunitas, Marvin Strait berkata, "Orang-orang ingin berbisnis dengan rekan yang dapat mereka percaya. Kepercayaanlah yang membuat bisnis berjalan. Itu merupakan landasan bagi sistem perusahaan bebas."

Di tengah berkembangnya skandal korporat dan menipisnya kepercayaan publik, pernyataan Marvin tersebut mengingatkan kita akan nilai kejujuran. Tanpa kejujuran, hidup dan pekerjaan kita tidak akan pernah sesuai dengan rancangan Allah.

Hukum dalam Perjanjian Lama mengatakan, "Neraca yang betul, batu timbangan yang betul ... haruslah kamu pakai; Akulah Tuhan, Allahmu" (Imamat 19:36). Selain itu Perjanjian Baru mengajarkan bahwa kebenaran dan kejujuran dalam segala perkataan dan perbuatan seharusnya menjadi ciri orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus (Efesus 4:25-28).

Salah satu cara untuk menguji pilihan-pilihan kita setiap hari adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, "Akan malukah saya seandainya membaca berita mengenai perbuatan saya di surat kabar, atau jika keluarga dan teman-teman saya mengetahui perbuatan saya itu? Apakah saya membiarkan atau malah mencari keuntungan dari tindakan tidak etis yang dilakukan orang lain?"

Kejujuran bukan hanya kebijakan terbaik, melainkan kebijakan Allah bagi setiap aspek kehidupan kita. Hidup berintegritas berarti menghormati dan memuliakan Dia – DC

KEJUJURAN MERUPAKAN KEBIJAKAN TERBAIK - B. FRANKLIN

Kamis, 10 Januari 2008

Yudas 17-23

MEMPERTAHANKAN KASIH

Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah

(Yudas 21)

Negarawan dan pengacara kondang Amerika William Jennings Bryan (1860-1925) sedang dilukis potret dirinya. Sang pelukis bertanya, "Mengapa Anda membiarkan rambut Anda menutupi telinga seperti itu?"

Bryan menjawab, "Ada kisah romantis berkaitan dengan rambut saya. Ketika saya mulai berpacaran dengan Bu Bryan, ia tidak suka melihat telinga saya yang menonjol keluar. Untuk menyenangkan hatinya, saya membiarkan rambut saya tumbuh hingga menutupi telinga."

"Kejadiannya sudah bertahun-tahun silam," sahut pelukis itu. "Mengapa sekarang Anda tidak memotong rambut?"

"Karena," kata Bryan sambil mengedipkan matanya, "jalinan kasih kami masih terus berlangsung hingga sekarang."

Apakah jalinan kasih kita dengan Yesus masih berlangsung hingga sekarang? Ketika pertama kali datang dengan iman kepada Kristus, kita bersukacita karena dosa kita diampuni dan kita diangkat menjadi anggota keluarga-Nya. Kasih Tuhan memenuhi dan terus mengaliri hati kita. Kita pun rindu untuk menyenangkan-Nya.

Ketika waktu berlalu, semangat cinta pertama kita yang menyala-nyala mungkin mulai mendingin. Oleh sebab itu, kita perlu merenungkan perkataan Yudas yang tertulis dalam surat singkatnya, "Peliharalah dirimu demikian di dalam kasih Allah" (ayat 21). Yesus menggunakan ungkapan yang sama ketika Dia berkata, "Tinggallah di dalam kasih-Ku" (Yohanes 15:9,10). Kita memelihara kasih tersebut apabila kita memusatkan diri untuk menyenangkan-Nya, bukan menyenangkan diri sendiri. -- Peliharalah senantiasa jalinan kasih itu – DE

Jumat, 11 Januari 2008

Mazmur 104:24-30

LAUTAN PUJIAN

Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan

(Mazmur 104:24)

Kapan pun saya memandangi lautan (yang tidak sering saya lakukan), saya terpesona akan keluasan, keindahan, serta kekuatan yang terkandung di dalamnya. Kapal-kapal besar bermuatan minyak, makanan, atau barang-barang dagangan berlayar melintasi permukaannya yang begitu luas. Kapal ikan yang berlayar di dekat pantai atau ratusan kilometer di tengah laut memanen hasil laut yang kaya: udang dan kepiting, ikan tuna dan ikan todak. Di bawah riak permukaan lautan itu terkandung berbagai jenis kekayaan alam yang tak ternilai, yang beberapa di antaranya masih belum dapat ditemukan.

Penulis Mazmur 104 yang menghitung kembali pekerjaan Allah dalam suatu kidung pujian, menggunakan istilah "laut yang besar dan luas" sebagai gambaran akan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah yang penuh dengan daya cipta (ayat 24,25). Tuhan memerintah segala sesuatu yang "tak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar" yang menghuni lautan (ayat 25). Pemazmur mengibaratkan lautan sebagai tempat bermain Lewiatan, suatu makhluk laut raksasa yang diciptakan Allah untuk bermain di sana (ayat 26).

Lautan yang bergelombang, baik yang menopang hidup maupun yang membahayakan kehidupan, sama-sama menunjukkan keagungan Allah. Pekerjaan-Nya begitu mengagumkan, kekayaan-Nya tak ada habis-habisnya, dan anugerah-Nya senantiasa melimpah bagi segala jenis makhluk hidup.

Tuhan, pekerjaan-Mu sungguh luar biasa! Ketika merenungkan semua ini, bersama pemazmur saya hendak melantunkan pujian bagi-Mu - DE

SEGALA CIPTAAN MELANTUNKAN PUJIAN BAGI ALLAH

Sabtu, 12 Januari 2008

2 Samuel 16:5-14

DALAM TANGAN TUHAN

Mungkin Tuhan akan memerhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku

(2Samuel 16:12)

Dalam 2 Samuel 16:5-14 kita membaca kisah Raja Daud yang dikutuk oleh Simei. Ini terjadi ketika ia melarikan diri dari putranya, Absalom, yang ingin membunuhnya.

Tidak seperti Daud, kadang-kadang kita ingin membungkam pengkritik kita, menuntut keadilan, dan membela diri. Tetapi ketika kita semakin bertumbuh dalam kesadaran akan perlindungan kasih Allah, kita tidak akan terlalu memedulikan pendapat orang lain mengenai diri kita. Sebaliknya, kita semakin ingin memercayakan diri kita kepada Bapa. Seperti Daud, kita dapat berkata kepada si pengkritik, "Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk" (2Samuel 16:11). Ini merupakan kepatuhan yang rendah hati pada kehendak Allah.

Kita mungkin dapat meminta lawan kita menjelaskan tuduhan mereka, atau mungkin menyangkal keras tuduhan itu. Atau seperti Daud (ayat 12), kita dapat menunggu dengan sabar hingga Allah memberikan keadilan bagi kita.

Alangkah baiknya jika kita tidak melihat lawan-lawan kita, tetapi memusatkan perhatian kepada Dia yang mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Alangkah baiknya bila kita dapat percaya bahwa apa pun yang Allah izinkan terjadi, semuanya demi kebaikan kita -- sekalipun kita mungkin harus menghadapi kutukan Simei, sekalipun hati kita hancur dan air mata mengucur.

Anda berada dalam genggaman tangan Tuhan, tidak peduli apa pun komentar orang lain tentang Anda. Allah melihat penderitaan Anda, dan pada waktunya Dia akan membalaskan kutuk yang Anda terima. Jadi, percayalah kepada-Nya dan tetaplah tinggal dalam kasih-Nya - DR

KITA DAPAT BERTAHAN DALAM KETIDAKSEMPURNAAN HIDUP INI

KARENA KITA TAHU ALLAH AKAN MENYEMPURNAKAN SEGALANYA

Minggu, 13 Januari 2008

2 Tawarikh 26

TINGGI HATI

Dan selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil

(2Tawarikh 26:5)

Sungguh menyedihkan menyaksikan seseorang yang memulai kehidupannya dengan baik, tetapi kemudian hidupnya berakhir dengan tragis. Seperti itulah kisah hidup Uzia. Uzia diangkat sebagai raja pada usia yang masih sangat muda, yaitu 16 tahun. Meskipun masih muda, tetapi dapat kita baca bahwa Uzia "melakukan apa yang benar di mata Tuhan .... Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil" (2Tawarikh 26:4,5).

Kemasyhuran Uzia tersebar luas dan kekuatan pasukannya bertambah besar (ayat 8). Ia memiliki 2.600 kepala prajurit dan 307.500 balatentara yang membantunya mengalahkan musuh (ayat 12,13).

Namun tragisnya, setelah itu kita membaca, "Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak" (ayat 16). Uzia tidak ingat lagi akan Dia yang telah menganugerahkan keberhasilan dan orang-orang yang telah memberikan bimbingan ilahi. Ia berdosa kepada Tuhan ketika membakar kemenyan di bait Tuhan, karena itulah Allah menimpakan penyakit kusta kepadanya (ayat 16-19). Raja Uzia "sakit kusta sampai kepada hari matinya" (ayat 21).

Agar dapat menyelesaikan hidup ini dengan baik, kita harus menghindari sikap "tinggi hati". Jadikanlah Amsal 16:18 sebagai peringatan bagi kita, "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." Marilah kita senantiasa mencari Tuhan, menaati-Nya, dan bersyukur atas semua yang telah dilakukan-Nya - AL

ANDA TIDAK AKAN MENGALAMI GANGGUAN PENCERNAAN

DENGAN MENELAN KESOMBONGAN DIRI ANDA

Senin, 14 Januari 2008

Yesaya 30:8-17

PEMBERONTAK

Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong,

anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran Tuhan

(Yesaya 30:9)

Saya tak mau mendengarkan Ayah dan Ibu lagi!" Inilah ucapan yang tidak ingin didengar para orangtua dari anak remaja mereka. Ini berarti bahwa mereka telah memutuskan untuk tidak menaati orangtua. Biasanya mereka mengatakannya dengan penuh amarah, dan akan segera melupakannya.

Namun, terkadang seorang remaja memutuskan untuk menjadikan sikap ini sebagai cara hidup, sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi setiap anggota keluarganya. Penolakan anak untuk me-naati otoritas hanya akan senantiasa menciptakan kekacauan dan mengurangi sukacita dalam hidup.

Para remaja secara terbuka menun-jukkan pemberontakan dan berpikir bahwa mereka akan bahagia bila menentang otoritas. Padahal, sebenarnya hal ini akan membuat hati mereka menderita.

Nabi Yesaya menceritakan tentang beberapa pemberontak -- orang-orang yang memberontak dan suka berbohong, yang menolak untuk mendengarkan firman Allah (ayat 30:8-17). Mereka berkata kepada-Nya, "Kami telah cukup mendengar. Kami tidak perlu mendengarkan Engkau!" Kekerasan hati telah membuat mereka menentang kebenaran Allah.

Pemberontakan tidak hanya dilakukan oleh para remaja atau umat di zaman Nabi Yesaya. Terkadang kita juga suka memberontak. Kita membaca firman Allah dan menganggap firman itu terlalu membatasi kita. Atau kita menyadari bahwa Allah ingin kita melakukan sesuatu, tetapi kita malah lari darinya. Semua ini hanya akan mengakibatkan kesedihan. Namun, jika kita menaati firman Allah, kita akan menikmati kedamaian-Nya di dalam hati kita – DB

KETAATAN MERUPAKAN JALAN MENUJU SUKACITA

Selasa, 15 Januari 2008

Keluaran 15:22-27

PAHIT MENJADI MANIS

Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu;

Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis

(Keluaran 15:25)

Acap kali sukacita dan dukacita berjalan seiring. Seperti bangsa Israel yang merasakan getar kemenangan di Laut Merah, tetapi tiga hari sesudahnya menjumpai air yang pahit di Mara (Keluaran 15:22,23), sukacita kita pun dapat segera berubah menjadi kemarahan.

Di Mara, Tuhan menyuruh Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air, sehingga air itu menjadi manis dan bisa diminum (ayat 25). Suatu "potongan kayu" lain yang "dilemparkan ke dalam" berbagai situasi pahit hidup kita dapat membuat situasi itu menjadi manis. Potongan kayu itu adalah salib Yesus (1Petrus 2:24). Pandangan kita akan berubah saat kita merenungkan kematian-Nya yang penuh pengurbanan dan penyerahan-Nya pada kehendak Allah (Lukas 22:42).

Penderitaan kita dapat terjadi karena dibenci orang lain, atau lebih buruk lagi, karena tidak mereka pedulikan. Namun, Tuhan mengizinkan hal itu terjadi. Kita mungkin tidak memahami alasannya, tetapi itu adalah kehendak Bapa dan Sahabat kita, yang tak terbatas kebijaksanaan serta kasih-Nya.

Ketika kita berkata "ya" kepada Allah saat Roh-Nya menyatakan rencana-Nya kepada kita melalui firman-Nya, situasi pahit dalam hidup kita akan menjadi manis. Kita tak perlu mengeluhkan kejadian yang telah diizinkan Tuhan. Sebaliknya, kita harus melakukan segala perintah-Nya. Yesus berkata bahwa kita harus memikul salib kita setiap hari dan mengikuti Dia (Lukas 9:23).

Saat kita mengingat salib Yesus dan berserah kepada Bapa seperti Yesus berserah kepada-Nya, maka pengalaman pahit akan menjadi manis – DR

ALLAH MEMAKAI KESULITAN UNTUK MEMBUAT KITA LEBIH BAIK

BUKAN LEBIH PAHIT

Rabu, 16 Januari 2008

Yohanes 1:35-42

APA YANG ANDA CARI ?

Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat mereka mengikuti Dia lalu berkata kepada mereka,

"Apakah yang kamu cari”

(Yohanes 1:38)

Bagaimana jawaban Anda seandainya Yesus bertanya, "Apakah yang kamu cari?" (Yohanes 1:38). Apakah Anda memohon kesehatan dan kebugaran dari-Nya? Sebuah pekerjaan yang lebih baik? Pernikahan yang lebih bahagia? Jaminan keuangan? Pemulihan nama baik karena tuduhan yang salah? Keselamatan untuk orang yang suka melawan, yang kita kasihi? Sebuah penjelasan tentang konsep teologi yang sulit?

Bagi dua orang murid Yohanes Pembaptis, situasi ini lebih dari sekadar sebuah latihan imajinasi. Suatu hari ketika mereka sedang bersama Yohanes, Yesus lewat dan Yohanes berseru, "Lihatlah Anak domba Allah!" (ayat 36). Setelah itu kedua murid tersebut tidak lagi mengikuti Yohanes, tetapi mulai mengikuti Yesus. Ketika Yesus melihat mereka, Dia bertanya, "Apakah yang kamu cari?" (ayat 38).

Tampaknya Yohanes telah mengajar mereka dengan sangat baik, karena jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mencari sesuatu bagi diri mereka sendiri, tetapi Yesuslah yang mereka cari. Mereka ingin mengetahui tempat tinggal Yesus. Dan Yesus tidak hanya menunjukkan tempat tinggal-Nya, tetapi juga menghabiskan sisa hari itu bersama mereka.

Saya berpikir bahwa kita sering kehilangan kesempatan untuk meluangkan waktu bersama Yesus karena kita mencari hal lain selain hadirat-Nya. Dari pengalaman, saya sadar bahwa semakin banyak waktu yang saya habiskan bersama Yesus, semakin sedikit keinginan saya untuk memiliki banyak hal yang hanya tampak penting untuk sesaat - J

KERINDUAN YESUS UNTUK BERSAHABAT DENGAN KITA

LEBIH DARI KERINDUAN KITA UNTUK BERSAHABAT DENGAN-NYA

Kamis, 17 Januari 2008

Yakobus 3:13-18

KARYA PERDAMAIAN

Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai

(Yakobus 3:18)

Gereja kecil di Umbarger, Texas, memang tidak tampak seperti sebuah tempat pameran seni internasional. Namun menjelang akhir Perang Dunia II, tujuh orang Italia yang menjadi tawanan perang di sebuah kamp besar di dekat gereja itu, dipilih untuk membantu menghiasi dinding batu gereja yang kosong.

Para tawanan itu sebenarnya enggan membantu orang-orang yang menawan mereka. Namun akhirnya mereka bersedia membantu asalkan usaha yang mereka lakukan dianggap sebagai sumbangan bagi persaudaraan dan sikap pengertian kristiani. Dan ketika mereka mengerjakan lukisan dan ukiran Perjamuan Terakhir, salah seorang tawanan perang itu kemudian mengingatkan, "Secara hampir bersamaan, suatu gelombang kedamaian yang spontan mengalir di antara kita." Tak ada seorang pun yang membicarakan perang atau masa lalu karena "kita di sini melakukan karya perdamaian dan cinta kasih".

Hidup kita di dunia ini dipenuhi oleh situasi-situasi yang tidak memungkinkan bagi kita untuk memperkenalkan kedamaian Allah. Kita dapat merasa terpenjara oleh perasaan tertekan, hubungan yang tegang, dan keadaan yang mengikat. Namun, kedamaian memiliki kuasa untuk berkobar di mana saja. Rasul Yakobus mengingatkan kita bahwa "hikmat yang dari atas adalah ... pendamai, peramah, penurut .... Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai" (Yakobus 3:17,18).

Di mana pun kita berada hari ini, mintalah agar Tuhan memakai kita sebagai pembawa damai-Nya - DC

PEMBAWA DAMAI TERBAIK ADALAH

MEREKA YANG MENGENAL DAMAI ALLAH

Jumat, 18 Januari 2008

Filipi 3:7-14

MEMANDANG KE DEPAN

Aku melupakan apa yang telah di belakangku ... dan berlari- lari kepada tujuan

(Filipi 3:13,14)

Kata Januari berasal dari nama Janus, dewa segala permulaan yang disembah oleh rakyat Romawi. Dewa ini digambarkan seperti manusia berwajah dua, dengan satu wajahnya menghadap ke belakang dan yang lainnya menghadap ke depan.

Sebagian orang mengalami kesulitan dalam mengarahkan pandangan penuh pengharapan ke depan, karena mereka terus-menerus melihat ke belakang dan meratapi kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat di masa lalu. Pandangan mereka tentang masa depan menjadi suram, dan semangat mereka pun memudar. Padahal, sia-sialah bagi kita menyesali hal yang sudah berlalu. Sejarah sepertinya akan terulang dengan sendirinya jika mereka terus-menerus merenungi berbagai kegagalan dari tahun yang lewat, atau senantiasa mengeluhkan berbagai ketidakadilan yang mereka derita selama 12 bulan yang sudah berlalu. Tidak ada untungnya terus-menerus mengeluh tentang masa lalu.

Pada awal tahun yang baru ini, awalilah dengan mengakui dosa-dosa Anda kepada Tuhan dan terimalah pengampunan penuh rahmat yang ditawarkan-Nya (1Yohanes 1:9,10). Perbaikilah apa yang perlu dibenahi dan kemudian "lupakanlah apa yang telah di belakang Anda". Melangkahlah maju dengan penuh keyakinan, dan percayalah kepada Bapa surgawi kita (Filipi 3:13,14). Ini adalah rahasia hidup Paulus yang terbukti berhasil.

Marilah kita berhenti menoleh ke belakang dan meratapi kegagalan-kegagalan di masa lalu. Sebaliknya, arahkan pandangan ke depan dan bergeraklah maju dengan penuh pengharapan dan sukacita - RH

Sabtu, 19 Januari 2008

Ezra 4:1-5

HANYA DIA

Kami sendirilah yang hendak membangun bagi Tuhan, Allah Israel,

seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresy, raja negeri Persia

(Ezra 4:3)

Sebuah organisasi pemuda kristiani di Singapura mendengar berita bahwa klub pacuan kuda setempat bermaksud menyumbang dana cukup besar bagi program mereka. Pemberian itu sebenarnya akan sangat membantu, tetapi organisasi tersebut telah mengambil sikap menentang perjudian. Dan sekarang mereka harus memutuskan, apakah dengan menerima sumbangan dari klub pacuan kuda yang pendapatannya berasal dari perjudian, mereka telah menduakan komitmen mereka kepada Kristus.

Zerubabel, Yesua, dan para kepala kaum keluarga orang Israel juga menghadapi dilema yang sama. Mereka mendapat tawaran bantuan untuk membangun bait suci mereka dari orang-orang Asyur yang tinggal di daerah tersebut dan telah menikah antarsuku dengan sisa-sisa suku Israel. Orang-orang yang kemudian dikenal sebagai orang Samaria, adalah lawan orang Israel (Ezra 4:1). Zerubabel menjawab dengan tegas, "Kami sendirilah yang hendak membangun bagi Tuhan." Mengapa seolah-olah ada sikap eksklusif? Dalam 2 Raja-raja 17:33, kita melihat bahwa mereka yang menawarkan bantuan itu "berbakti kepada Tuhan, tetapi dalam pada itu mereka beribadah kepada allah mereka".

Kita perlu sering diingatkan kembali akan perintah pertama, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Keluaran 20:3). Meskipun Tuhan dapat memakai orang yang tidak percaya untuk menyelesaikan tujuan-Nya, namun kita tidak boleh menduakan kesetiaan kita kepada-Nya. Kita harus menunjukkan bahwa kita menyembah Dia dan hanya Dia, melalui kata-kata dan perbuatan kita - AL

ADA BANYAK CARA MENYEMBAH ALLAH

TETAPI HANYA ADA SATU ALLAH YANG LAYAK DISEMBAH

Minggu, 20 Januari 2008

Mazmur 118:14-21

AKU TERSENYUM

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,

sesungguhnya yang baru sudah datang

(2Korintus 5:17)

Beberapa tahun lalu, seorang penyanyi bernama Russ Lee merilis lagu berjudul I Smile [aku tersenyum]. Jika Anda mengetahui bagaimana hidupnya telah diubah oleh Yesus Kristus, Anda akan memahami mengapa ia menyanyikan lagu demikian, "Aku tersenyum memikirkan bagaimana Engkau mengubah arah hidupku. Aku tersenyum memikirkan kebahagiaan yang kuperoleh di dalam-Mu."

Ketika Russ berusia 17 tahun, hari-harinya dihabiskan untuk berkutat dengan narkoba, alkohol, kejenuhan, dan penderitaan. Hidupnya penuh dengan masalah yang dibuat sendiri dan keputusasaan. Suatu hari, ketika ia mendengarkan sebuah lagu rock lawas berjudul I Can't Get No Satisfaction, ia sadar bahwa lagu itu menggambarkan keadaannya. Dua hari kemudian, seorang kawan mengajaknya ke gereja. Di sana ia mendengar bahwa sumber kepuasan sejati berasal dari pengenalan akan Yesus Kristus, sehingga ia berserah dalam iman kepada Dia.

Lalu, apakah yang pertama-tama dilakukan Russ setelah memercayai Kristus? Menurut buku Touched By The Savior yang ditulis Mike Yourkey, Russ berkata, "Saya berjalan keluar menuju mobil saya. Di bagasi ada sebuah kantung sampah penuh dengan narkoba barang dagangan saya. Saya tidak memerlukan semua ini lagi, pikir saya, dan saya memang benar. Kantung sampah itu pun saya buang. Sejak saat itu dan seterusnya, Allah mengubah hidup saya mulai dari dalam batin saya. Saya telah menjadi ciptaan baru."

Tak heran jika Russ Lee dapat bernyanyi dengan penuh semangat, "Aku tersenyum." Apakah Anda pun dapat tersenyum? - DB

NYANYIAN DALAM HATI

MENYUNGGINGKAN SENYUM DI WAJAH ANDA

Senin, 21 Januari 2008

Wahyu 4

KUDUS, KUDUS, KUDUS

Dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang”

(Wahyu 4:8)

Waktu berlalu cepat ketika Anda sedang bergembira." Ucapan klise ini tidak berdasarkan fakta, tetapi tampaknya pengalaman membuatnya tampak benar.

Ketika hidup menyenangkan, waktu berlalu begitu cepat. Beri saya tugas yang saya senangi, atau orang yang saya kasihi untuk menemani saya, maka waktu tampaknya menjadi tidak penting.

Pengalaman saya akan "kenyataan" ini telah memberi pemahaman baru tentang gambaran dalam Wahyu 4. Dulu, ketika saya memikirkan keempat makhluk di sekitar takhta Allah, yang berulang kali mengucapkan kata-kata sama, saya berpikir, Alangkah membosankan kehidupan seperti itu!

Saya tidak berpikir seperti itu lagi. Yang saya pikirkan adalah pemandangan yang mereka saksikan dengan banyak mata yang mereka miliki (ayat 8). Saya memikirkan pemandangan yang mereka lihat saat berada di sekitar takhta Allah (ayat 6). Mereka takjub akan keterlibatan Allah yang bijak dan penuh kasih terhadap penduduk dunia yang suka melawan. Lalu saya berpikir, adakah lebih baik yang mungkin ada di sana? Apa lagi yang harus dikatakan selain, "Kudus, kudus, kudus"?

Apakah membosankan mengucapkan kata yang sama berulang-ulang? Tidak, ketika Anda berada di hadapan seseorang yang Anda kasihi. Tidak, ketika Anda melakukannya tepat seperti yang sudah dirancangkan untuk Anda.

Seperti keempat makhluk tersebut, kita dirancang untuk memuliakan Allah. Kehidupan kita tidak akan pernah membosankan jika kita memusatkan perhatian kepada-Nya dan menggenapi tujuan itu – JA

Selasa, 22 Januari 2008

2 Petrus 1:16-21

SELALU BENAR

Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah

(2Petrus 1:21)

Seorang peramal cuaca menyombongkan diri, "90 persen dari 10 persen ramalan yang saya buat adalah benar." Itu adalah pernyataan yang menggelikan. Namun sebagian orang sering mempergunakan kalimat membingungkan yang tampak benar seperti itu untuk menutupi citra buruknya.

Namun, catatan nubuatan Alkitab sungguh-sungguh akurat. Mari kita lihat beberapa contohnya.

Tuhan Yesus dilahirkan di kota Betlehem (Mikha 5:1) dari seorang perawan (Yesaya 7:14) pada waktu yang telah ditentukan (Daniel 9:25). Bayi-bayi di Betlehem dibunuh seperti yang dinubuatkan (Yeremia 31:15). Yesus mengungsi ke Mesir dan kembali lagi (Hosea 11:1). Yesaya menubuatkan pelayanan Kristus di Galilea (Yesaya 9:1,2). Zakharia menubuatkan bahwa Dia akan dielu-elukan ketika memasuki Yerusalem dengan menunggang keledai muda (Zakharia 9:9), dan Dia dikhianati demi 30 keping perak (ayat 11:12,13). Daud tidak pernah menyaksikan penyaliban ala Romawi, namun dalam Mazmur 22, melalui pewahyuan ilahi, ia juga menuliskan gambaran yang jelas tentang kematian Yesus. Yesaya 53 memberikan gambaran secara gamblang mengenai penolakan, penganiayaan, kematian, dan penguburan Tuhan kita. Beberapa nubuatan ini (dan masih banyak lagi) seharusnya memberi kesan yang meyakinkan bagi kita akan keandalan Alkitab.

Karena semua nubuatan ini telah digenapi, marilah kita juga menerima dengan penuh keyakinan apa yang dikatakan Alkitab mengenai masa depan. Ingatlah, kita mempunyai kitab nubuatan yang benar -- sepanjang masa! - RH

ANDA DAPAT MEMERCAYAI ALKITAB

KARENA ALLAH SELALU MENEPATI FIRMAN-NYA

Rabu, 23 Januari 2008

2 Timotius 4:14-18

KEBENARAN DAN KESALAHAN

Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku,

semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --,

(2Timotius 4:16)

Penting bagi kita untuk membedakan antara kesalahan pribadi yang harus dengan rela kita ampuni, dengan serangan terhadap Injil Kristus yang sengaja dilakukan; kesalahan yang akan dihakimi Tuhan. Paulus menyatakan perbedaan itu dalam suratnya kepada rekan pelayanannya yang masih muda, Timotius.

Pertama, Paulus menulis dengan rasa hormat tentang seorang seteru Injil: "Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita" (2Timotius 4:14,15).

"Kejahatan" Aleksander terhadap Paulus tidak ditujukan kepada Paulus secara pribadi, tetapi terhadap pemberitaannya. Dan kini ia menentang pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Timotius.

Untuk membandingkan dan membedakan secara jelas antara mereka yang menentang pekerjaan Allah dan mereka yang berbuat salah kepada kita secara pribadi, Paulus mengucapkan kata-kata ramah ini, "Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku – kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka" (2Timotius 4:16).

Sungguh menyedihkan! Paulus ditinggalkan para sahabat kristianinya, justru ketika ia sangat membutuhkan dukungan dari mereka. Apa yang harus dilakukan terhadap mereka? Sebenarnya mereka pantas menerima kemarahan Paulus. Namun, ternyata Paulus tidak marah. Ia justru berkata, "Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka." Tuhan, bantulah kami untuk berbaik hati juga - David Roper

Kamis, 24 Januari 2008

1 Korintus 3:1-11

IZINKAN ALLAH BEKERJA

Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram,

melainkan Allah yang memberi pertumbuhan

(1Korintus 3:7)

Dengan semangat melayani Tuhan, kita mudah berpikir bahwa kita yang bertanggung jawab untuk memberi hasil. Ini membuat kita terlalu mengandalkan kemampuan kita dan kurang beriman kepada Allah.

Paulus mengamati kecenderungan yang sama di gereja Korintus. Orang percaya tertentu memuji pelayanan Paulus yang "menanam benih", sedang yang lain lebih suka pelayanan "penyiraman" yang dilakukan Apolos. Dalam 1 Korintus 3, Paulus mengingatkan bahwa Allah menjadikan setiap benih itu berbuah (ayat 4-7). Namun, Paulus mengakui bahwa usaha mereka yang penuh iman merupakan bagian rencana Allah, "dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri" (ayat 8).

Bayangkan seorang petani yang duduk di teras depan rumahnya. Tanyakan apa yang sedang ia lakukan. Ia menjawab, "Bertani." Tanyakan kepadanya apa yang ia tanam. Ia menjawab, "Gandum." "Tetapi ladang Anda tampaknya tidak dibajak dan tidak ditanami," kata Anda. "Betul," jawabnya, "saya menanam dengan iman. Saya yakin Allah akan memberi tuaian." "Tetapi tidakkah Anda seharusnya melakukan sesuatu?" protes Anda. Ia menjawab, "Saya sudah bertindak: Saya berdoa dan beriman!"

Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak akan mengerjakan tugas kita, dan 1 Korintus mengajarkan bahwa hasil tuaian memang tidak tergantung pada kita. Cara terbaik untuk melayani ialah dengan menanam dan menyirami benih dengan penuh iman, kemudian sepenuhnya memercayai Allah yang akan memberi tuaian - J

KITA DAPAT MENANAM BENIH

TETAPI HANYA ALLAH YANG DAPAT MEMBERI TUAIAN

Jumat, 25 Januari 2008

Efesus 4:25-32

LEBIH BERBAIK HATI

Ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih- Nya kepada manusia

(Titus 3:4)

Aldous Huxley (1894-1963), seorang cendekiawan dunia terkemuka, mengunjungi Houston Smith, profesor filsafat dan agama terkenal. Lalu mereka mengendarai mobil menuju suatu pertemuan. Di tengah perjalanan Huxley berkata, "Tahukah engkau, Houston, rasanya agak memalukan harus menghabiskan hidup untuk memikirkan kondisi manusia ... tetapi akhirnya saya mendapati bahwa nasihat yang benar-benar berarti hanyalah, 'Cobalah untuk sedikit lebih berbaik hati.'"

Paulus melihat kebaikan hati dari sudut pandang yang berbeda. Dalam Efesus 4:32, ia menghubungkan sikap baik hati, lemah lembut, dan penuh pengampunan dengan perlakuan Allah kepada kita. Dalam Titus 3:4, ia berkata bahwa "kemurahan Allah ... dan kasih-Nya" memberikan keselamatan yang kekal.

Dalam dunia di mana keegoisan yang tanpa perasaan dan sikap tidak peduli terhadap orang lain sudah dianggap sangat umum, kebaikan hati dapat membuat hidup kita berbuah jika digerakkan oleh kasih seperti Kristus. Apabila jalan hidup kita selaras dengan perkataan kesaksian kita, maka hidup kita akan memberikan dampak yang menarik perhatian orang lain dengan mengarahkan mereka pada kasih yang Allah sediakan bagi mereka dalam Yesus Kristus. Jika Huxley telah mempelajari apa yang dipelajari Paulus, ia pasti melihat bahwa mencoba untuk sedikit lebih berbaik hati adalah salah satu kebenaran yang terdalam.

Apa yang memotivasi kita untuk mencoba melakukannya? Tak ada alasan yang lebih baik daripada kasih Allah seperti yang telah dinyatakan Yesus kepada kita - VG

BERBAIK HATI BERARTI MEMPERLAKUKAN ORANG LAIN

SEPERTI ALLAH MEMPERLAKUKAN ANDA

Sabtu, 26 Januari 2008

Nehemia 12:27-43

NYANYIAN SUKACITA

Mereka bersukaria karena Allah memberi mereka kesukaan yang besar

... sehingga kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh

(Nehemia 12:43)

Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah konferensi pria kristiani di boulder, colorado, saya bersama 50.000 pria lainnya menyanyikan all hail the power of jesus' name. Di stadion sepakbola itu suara nyanyian terdengar begitu membahana, sehingga saya bertanya-tanya bagaimana kedengarannya dari luar gedung. Mungkinkah terdengar oleh orang-orang yang berjalan-jalan di taman sebelah, yang duduk di serambi rumah, atau yang sedang mengendarai mobil? Apa kesan mereka tentang pujian itu?

Suara pujian yang keras itu mengingatkan saya akan kisah dalam bacaan Alkitab hari ini. Kitab Nehemia dimulai dengan pengakuan dosa, dilanjutkan dengan rencana pembangunan, lalu diakhiri dengan konser. Keseluruhan kisahnya merupakan satu pelajaran mengenai kesetiaan dan kekuasaan Allah.

Setelah bertahun-tahun bekerja keras tanpa menghiraukan para penentang, akhirnya tembok Yerusalem berdiri kembali. Pada peresmian pembukaannya, dua "paduan suara syukur" berdiri di atas tembok itu untuk memuji Allah. Dikatakan bahwa "para penyanyi memperdengarkan kidung ... Allah memberi mereka kesukaan yang besar ..., sehingga kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh" (Nehemia 12:42,43).

Sukacita tidak bisa dibendung. Sukacita harus diungkapkan dalam bentuk pujian bagi Allah melalui nyanyian syukur. Tak peduli apakah orang yang mendengar curahan sukacita kita itu mengerti atau tidak, tetapi sukacita akan terus bergema sebagai suatu paduan suara yang tak bisa diabaikan, yakni musik kehidupan yang dilantunkan dalam pujian bagi Allah - DC

Minggu, 27 Januari 2008

Mazmur 119:97-104

LATIHAN KEBUGARAN

Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari

(Mazmur 119:97)

Istri saya adalah seorang yang gemar sekali berolahraga. Jalan kaki, bersepatu roda, bersepeda; semua dijalaninya untuk menjaga kondisi tubuhnya. Karena ketertarikannya akan olahraga, ia mendorong anak-anak kami untuk ikut terlibat dalam berbagai kegiatan olahraga di sekolah. Ia juga mengajak mereka berolahraga bersamanya.

Mengapa istri saya beranggapan bahwa olahraga sangat penting baginya? Alasannya sederhana saja: karena jika ia tidak berolahraga beberapa kali dalam seminggu, ia merasa tubuhnya kurang fit. Ia merasa lesu dan tidak bergairah. Ia juga merasa jantungnya tidak diperkuat sebagaimana mestinya.

Akan tetapi, istri saya tidak melakukan latihan jasmani saja. Ia juga selalu melakukan latihan rohani. Ia sadar bahwa dalam perjalanan bersama Allah, kita membutuhkan "latihan hati" agar "stamina" kita tetap terjaga.

Dalam bacaan kita hari ini, kita dapat melihat bahwa penulis Mazmur 119 juga melihat pentingnya latihan rohani setiap hari. Ia mencintai firman Allah, merenungkannya sepanjang hari, dan menaatinya. Doa-doanya keluar dari lubuk hati dan dipanjatkan dengan sepenuh hati, dan pengharapannya untuk setiap hari yang baru bersumber langsung dari firman Allah.

Kita akan jauh lebih sehat secara rohani jika melakukan program pelatihan kebugaran rohani seperti yang dilakukan oleh sang pemazmur! apakah anda membaca alkitab, merenungkan kebenarannya, dan berdoa setiap hari? Jika anda belum melakukannya, alangkah baiknya bila Anda "memulai latihan kebugaran" rohani hari ini juga - db

KEKUATAN ROHANI MEMBUTUHKAN

PROGRAM LATIHAN MEMBACA ALKITAB DAN BERDOA

Senin, 28 Januari 2008

Pengkhotbah 1:1-9

SELALU SEGAR

Apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari

(Pengkhotbah 1:9)

Kita semua cenderung melakukan rutinitas sehari-hari secara berulang-ulang. Dari waktu ke waktu kita makan, tidur, bekerja, dan merapikan diri. Kita dapat kehilangan semangat hidup jika "tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari" (Pengkhotbah 1:9).

Namun, ada cara lain untuk memandang kehidupan ini. Dunia dapat disamakan dengan panggung tempat pementasan drama kekekalan dan kita adalah para aktornya. Matahari yang terbit dan terbenam seumpama layar besar hari demi hari. Dan setiap kali kita "mengulang jalur kita", sebenarnya kita membuat suatu keputusan. Kita dapat memandang peran kita dalam kehidupan sehari-hari hanyalah untuk menyelesaikan tugas kita, atau justru melihatnya sebagai suatu kesempatan yang indah untuk mengenal dan menikmati kebaikan dan kebijaksanaan Sang Sutradara yang agung (ayat 5:18-20; 12:13,14).

Saat kita dengan gembira ikut ambil bagian dalam aktivitas yang berulang-ulang ini, maka karakter kita dibentuk, iman kita dikuatkan, harapan kita ditambahkan, dan daya tahan kita dikembangkan. Melalui kejadian-kejadian yang biasa, Allah mengatakan kepada kita bahwa ada sesuatu yang lebih dengan keberadaan kita di dunia ini selain dari rentetan tugas yang tidak berarti.

Bagian dari rencana Allah bagi kita adalah agar kita berserah pada bimbingan-Nya dalam kejadian-kejadian biasa yang terjadi berulang-ulang. Mempercayai Allah terus-menerus sepanjang bulan, minggu, hari, dan jam, merupakan cara yang paling tepat untuk membuat hidup kita selalu segar - MH

HIDUP ADALAH SUATU ASAHAN

MAKA GUNAKANLAH UNTUK MEMPERTAJAM KARAKTER ANDA

Selasa, 29 Januari 2008

Mazmur 57

TEMPAT PENGUNGSIAN

Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu

(Mazmur 57:2)

Diyakini bahwa Daud menulis Mazmur 57 ketika sedang melarikan diri dari kejaran Raja Saul yang menyimpan kebencian di dalam hatinya kepada anak bekas penggembala itu. Daud bersembunyi di gua dan nyaris tidak dapat lolos dari kejaran orang-orang yang memburunya. Untuk sementara waktu ia merasa aman, tetapi ia sadar bahwa ancaman masih menunggu di luar gua.

Kita semua pernah mengalami hal serupa. Mungkin tidak bersembunyi di dalam gua, tetapi sama-sama dikejar sesuatu yang membuat hati kita takut. Mungkin itu kesedihan yang mendalam akibat kematian orang yang kita kasihi. Mungkin itu ketakutan akan masa depan yang tidak jelas. Atau mungkin itu deraan penyakit yang tak kunjung sembuh.

Dalam keadaan seperti itu, Allah tidak selalu menghilangkan kesulitan yang ada, tetapi Dia hadir untuk menolong kita. Kita berharap Dia akan mengangkat dan membawa kita ke tempat yang aman, sama seperti Daud yang mengharapkan pengejaran Saul segera berakhir. Kita memohon kepada Allah untuk menghentikan penderitaan dan membuat jalan menuju hari esok menjadi mulus dan lurus. Kita memohon kepada-Nya untuk menghilangkan pergumulan kita. Namun, kesulitan itu tetap ada. Saat inilah kita harus mencari perlindungan di dalam Allah, sebagaimana yang dilakukan Daud. Saat bersembunyi di dalam gua Daud berkata, "Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu" (Mazmur 57:2).

Apakah Anda sedang berada di tengah-tengah permasalahan? Carilah perlindungan di dalam Allah Yang Mahatinggi - DB

KITA BELAJAR PERCAYA DI SEKOLAH PENCOBAAN

Rabu, 30 Januari 2008

Mazmur 90:1-10

MASALAH HIDUP DAN MATI

Masa hidup kami tujuh puluh tahun ... sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap

(Mazmur 90:10)

Dengan mengubah gen pengendali penuaan, para ilmuwan yakin mereka dapat memperpanjang batas rata-rata usia manusia hingga 100 tahun menjelang akhir abad ini. Ini akan melampaui usia 70 tahun yang dinubuatkan dalam Mazmur 90:10. Namun, seandainya manusia memang dapat hidup lebih lama, bab terakhir dalam "buku kehidupan" masih tetap terbaca demikian, "sebab berlalunya buru-buru" (ayat 10).

Musa, penulis Mazmur 90, hidup hingga 120 tahun. Ia melihat kematian sebagai hal yang tak terelakkan di dunia yang telah dikutuk karena dosa. Namun, ia tidak pesimis. Ia memohon supaya Allah mengajarinya menghitung hari-hari supaya dapat beroleh "hati yang bijaksana" (ayat 12). Ia ingin dikenyangkan oleh kasih setia Allah supaya dapat bersukacita dan bersorak-sorai (ayat 14). Ia juga meminta supaya Allah menunjukkan kemuliaan-Nya kepada generasi yang akan datang (ayat 16). Begitulah cara Musa menghadapi realitas kematian, beberapa ribu tahun silam.

Seperti semua orang sejak Adam dan Hawa, kita menderita sebagai akibat dosa, dan kematian menjadi suatu kepastian (Roma 6:23). Namun, kita dapat hidup dengan pengharapan dan sukacita, karena Allah mengutus Putra-Nya untuk mati bagi dosa-dosa kita. Yesus menaklukkan maut saat bangkit dari kubur. Dan jika kita menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kita pun dapat mengalami pengampunan Allah dan menanti untuk dapat bersama-sama dengan Dia di surga selamanya.

Apakah Anda sudah menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan mati ini? - DH

Kamis, 31 Januari 2008

Yohanes 4:21-24

BAPA YANG MENCARI

Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah Wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan

(Mazmur 27:8)

Ketika saya masih muda, seorang kawan mengajak saya untuk melakukan "saat teduh rutin" bersamanya. Saya tahu bahwa membaca Alkitab, berdoa, dan menghadiri kebaktian secara rutin sangatlah penting, dan saya ingin meluangkan waktu bersama Allah. Namun, rencana kawan saya itu tidak pernah berhasil saya terapkan. Saya memang mengikuti rutinitasnya selama satu atau dua minggu, bangun awal setiap pagi untuk membaca Alkitab dan berdoa. Saya menerapkan disiplin itu pada diri saya sendiri, seperti halnya melakukan push-up 50 kali setiap hari. Namun, itu tidak berlangsung lama. Akhirnya saya menyerah. Saya tidak tahu bagaimana memenuhi kerinduan hati saya untuk meluangkan waktu bersama Allah.

Kemudian suatu hari saya tersentak saat membaca tentang ucapan yang dilontarkan Yesus kepada perempuan di dekat sumur: "Bapa mencari" mereka yang akan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Baca: Yohanes 4:23). Saat itulah saya menyadari bahwa Allah-lah yang berinisiatif menaruh kerinduan di dalam hati saya supaya meluangkan waktu bersama-Nya.

Pemazmur mengatakan bahwa ia menanggapi panggilan Tuhan untuk mencari wajah-Nya (Mazmur 27:8). Gagasan bahwa Allah rindu untuk bersekutu dengan sayalah yang kini menarik saya ke dalam hadirat-Nya. Saat teduh saya bersama Allah tidak lagi menjadi kewajiban yang membosankan, melainkan sebagai tanggapan saya kepada Bapa yang rindu meluangkan waktu bersama saya. Apakah Anda mendengar suara Bapa yang memanggil Anda? - DR

BERBICARALAH DENGAN ALLAH

DIA RINDU UNTUK MENDENGAR ANDA

- RACUN -

Dahulu kala di negeri Cina, adalah seorang gadis bernama Li-Li. Ia baru menikah dan tinggal diwisma mertua indah. Dalam waktu singkat, Li-Li tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Karakter mereka sangat jauh berbeda. Dan Li-Li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya. Hari berganti hari, begitu pula bulan berganti bulan. Li-Li dan ibu mertuanya tak pernah berhenti berdebat dan bertengkar. Yang makin membuat Li-Li kesal adalah adat kuno Cina yang mengharuskan ia untuk selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan mentaati semua kemauannya. Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di dalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana.

Akhirnya, Li-Li tidak tahan lagi terhadap sifat buruk dan kelakuan ibu mertuanya. Dan ia benar-benar telah bertekad untuk melakukan sesuatu. Li-Li pergi menjumpai seorang teman ayahnya yaitu Sinshe Wang yang mempunyai Toko Obat Cina. Ia menceritakan situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun yang kuat untuk diberikan pada ibu mertuanya.

Sinshe Wang berpikir keras sejenak. Lalu ia berkata, "Li-Li, saya mau membantu kamu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa yang saya sarankan." Li-Li berkata, "OK pak Wang, saya akan mengikuti apa saja yang bapak katakan, yang harus saya perbuat.”

Sinshe Wang masuk ke dalam, dan tak lama ia kembali dengan menggenggam sebungkus ramuan. Ia berkata kepada Li-Li, "Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika, untuk meyingkirkan ibu mertuamu, karena hal itu akan membuat semua orang menjadi curiga. Oleh karena itu, saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuhnya.

Sinshe Wang melanjutkan, “Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu. “Li-Li sangat senang. Ia berterima kasih kepada pak Wang dan buru-buru pulang ke rumah untuk memulai rencana membunuh ibu mertuanya.

Minggu demi minggu, bulan demi bulan pun berlalu. Setiap hari Li-Li melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah "dibumbuinya". Ia mengingat semua petunjuk dari Sinshe Wang tentang hal mencegah kecurigaan. Maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya, mentaati perintah ibu mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri.

Setelah enam bulan lewat, suasana di dalam rumah itu berubah secara drastis. Li-Li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya tidak pernah lagi marah atau kesal. Ia tidak pernah berdebat lagi dengan ibu mertuanya selama enam bulan terakhir karena ia mendapatkan bahwa ibu mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya.

Sikap si ibu mertua terhadap Li-Li telah berubah, dan mulai mencintai Li-Li seperti puterinya sendiri. Ia terus menceritakan kepada kawan-kawan dan sanak familinya bahwa Li-Li adalah menantu yang paling baik yang ia peroleh. Li-Li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti layaknya seorang ibu dan anak yang sesungguhnya. Suami Li-Li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi.

Suatu hari, Li-Li pergi menjumpai Sinshe Wang dan meminta bantuannya sekali lagi. Ia berkata, "Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya tidak sampai membunuhnya!” “Ia telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya sangat mencintainya seperti kepada ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya."

Sinshe Wang tersenyum. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau.”

“Satu-satunya racun yang ada, adalah yang terdapat di dalam pikiranmu sendiri, dan di dalam sikapmu terhadapnya, …” “… tetapi semuanya itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya ...”

Sadarkah anda bahwa sebagaimana anda memperlakukan orang lain maka demikianlah persis bagaimana mereka akan memperlakukan anda? - millis

About this entry

Posting Komentar

 

About me | Author Contact | Powered By holy of christ | © Copyright  2008