Ketika anda memandang sebuah persoalan, tanggalkan prasangka-prasangka negatif. Prasangkan itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda diterima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang lebih lebar.
Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda, bukanlah kaca mata anda. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata anda, bukan yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian halnya pula dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati anda sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi.
Sumber : motivasi_net@yahoogroup.com
Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca, dan mengeluh, dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Bob Hoover, seorang pilot penguji terkenal yang sering tampil dalam pertunjukan udara, kembali pulang ke rumahnya di Los Angeles dari sebuah pertunjukan udara di San Diego. Seperti yang dijelaskan dalam majalah Flight Operations, pada ketinggian tiga ratus kaki di udara, kedua mesinnya mendadak berhenti. Dengan manuver yang sangat terampil, dia berhasil mendaratkan pesawatnya dengan selamat, namun pesawat itu rusak parah meski tak seorangpun yang cedera.
Tindakan Hoover yang pertama setelah pendaran darurat itu adalah memeriksa bahan bakar pesawat. Persis seperti yang dia curigai, pesawat baling-baling Perang Dunia II yang telah diterbangkannya itu ternyata diberi bahan bakar untuk jet bukannya bensin.
Begitu kembali ke bandara, dia minta bertemua dengan mekanik yang telah merawat pesawatnya. Lelaki muda itu sakit karena rasa takut akan kesalahannya. Air mata bercucuran mengalir di wajahnya begitu Hoover datang mendekat. Dia baru saja hampir menyebabkan sebuah pesawat yang sangat mahal hancur dan nyaris menyebabkan tiga nyawa melayang.
Anda bisa membayangkan kemarahan Hoover. Setiap orang tentunya berharap caci maki yang keluar dari mulut pilot tersebut ini atas kecerobohan seorang mekanik. Tetapi Hoover tidak memarahi mekanik itu, bahkan tidak mengkritiknya. Sebaliknya, dia memeluk bahu sang mekanik dan berkata," Untuk menunjukkan pada Anda bahwa saya yakin Anda tidak akan pernah melakukannya lagi, saya ingin Anda merawat F-51 saya besok".
Sebagai ganti dari mencerca orang, mari kita coba mengerti mereka. Mari kita berusaha mengerti mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu jauh lebih bermanfaat dan menarik minat daripada kritik ; dan melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati.
Seperti yang dikatakan Dr. Johnson :"Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya".
Mengapa saya dan Anda harus melakukannya ?
Sumber : How To Win Friends & Influence Peope - Dale Carnegie
Yesus rupanya sungguh-sungguh Tuhan dan penyelamat; Dialah sumber kebahagiaan, damai dan sukacita. Sungguh Yesus betul-betul hidup dan Dia adalah Allah sekaligus Tuhan kita. Itulah awal pengakuan saya, ketika menemukan sosok Yesus sebagai Tuhan dalam hidup saya, yang telah saya tinggalkan dan akhirnya Dia sendiri melepaskan saya dari turunan kuasa kegelapan dari orang tua dan membawa saya mengenal Dia sebagai Tuhan dan penyelamatku.
Keluarga kami mempunyai dua kepercayaan yang berbeda, ibu saya Katolik dan papa bukan Katolik. Papa dan ibu menjalankan iman kepercayaannya masing-masing. Dalam keluarga kami, sudah sejak awal ada perjanjian, apabila yang lahir laki-laki harus mengikuti kepercayaan papa, apabila wanita harus ikut ibu, sehingga saya dari kecil dibabtis secara Katolik, demikian juga adik saya yang perempuan. Keluarga kami yang moderat itu diberi kebebasan kalau sudah dewasa, dengan perjanjian walaupun saya sejak kecil Katolik, tetapi kalau saya sudah dewasa saya berhak menentukan jalan hidup masing-masing termasuk agama apa yang dipilih.
Dalam perjalan waktu, dengan segala liku-liku hidup, karena saya tidak tahu banyak agama Katolik yang sejak kecil saya dibabtis dan saya imani, pada waktu saya berumur 19 tahun saya masuk agama non Kristen. Kurang lebih tujuh tahun saya beragama non Kristen. Walaupun saya dekat dengan Tuhan tetapi tidak menemukan sukacita, damai dan kebahagiaan di dalam agama yang saya anut itu. Dalam hati saya menginginkan damai dan kebahagian sehingga saya akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan satu kelompok meditasi di Jakarta, tetapi saya tidak menemukan kebahagian dan malahan menemukan dan mengalami kekecewaan. Saya menjadi putus asa karena ternyata yang selama ini tanpa saya sadari kuasa kegelapan juga berkerja dalam diri saya.
Namun, Tuhan tidak membiarkan saya. Dia menuntun saya ke suatu tempat, di mana banyak terjadi pertobatan dan penyembuhan, yaitu Lembah Karmel. Di sini saya diperkenalkan kembali dengan seorang Kekasihku yang telah lama menunggu dan menanti saya setelah saya tinggalkan beberapa tahun. Dia adalah Tuhan Yesus. Setelah mengenal Yesus yang saya temukan, Dia menyembuhkan dan membebaskan saya, dan yang saya rasakan adalah sukacita, damai, dan kebahagiaan yang sungguh luar biasa, yang belum pernah saya alami selama hidupku. Hal itu tidak hanya saya temukan dalam doa, tetapi dalam keseharian saya, Dia selalu menyertai saya.
Memang selama masa remaja dan dewasa, saya selalu memakai pikiran dan logika. Banyak membaca buku dan bahkan saya juga ikut perkumpulan meditasi yang umum. Saya berpikir bila saya meditasi, saya bisa merasakan dekat dengan Tuhan dalam keheningan batin. Akan tetapi, selama saya ikut meditasi itu selalu saja ada keraguan, ketakutan, dan kecemasan. Dan masalah selalu datang bertubi-tubi terutama masalah jodoh dan juga masalah dalam keluarga. Semua permasalahan itu membuat saya frustasi, sampai saya merasa apa gunanya saya meneruskan hidup ini. Walaupun saya hidup, saya tidak akan merasakan hidup bahagia dan hidup damai, karena yang saya alami hanyalah susah, menderita dan segala macam beban batin lainnya.
Suatu saat paman saya memperkenalkan Lembah Karmel. Dia sebenarnya mengajak ibu, tetapi akhirnya mengajak saya pula untuk menemani ibu. Awalnya saya malas, tetapi saya ikut-ikutan saja, karena agama saya lain dan tidak percaya lagi kepada Yesus. Saya melihat Yesus itu hanya tokoh biasa sama seperti tokoh agama lainnya. Saya selalu mengunakan logika dan pikiran. Saya tahu Yesus itu adalah manusia yang istimewa seperti nabi-nabi yang lain. Dia hanyalah utusan Tuhan dan bukan Tuhan, itulah persepsi pikiran awal saya tentang Yesus yang sudah saya tolak dan tinggalkan.
Suatu ketika, saya mengantar ibu saya lagi untuk retret di Lembah Karmel, karena ibu tidak mempunyai teman saya maka saya menemaninya. Waktu itu beban saya begitu banyak dan berat sekali, hati saya selalu gelisah, tidak tenang, cemas dan takut. Akhirnya saya pasrah karena tidak ada acara lain, dan mau pergi ke mana lagi. Saya hanya mendengar saja semua acara retret itu, walaupun hati dan batin tidak tenang saat itu.
Entah bagaimana Tuhan mengubah hati saya, rasanya ada dorongan yang kuat untuk ikut terus acara retret itu. Suatu saat saya bertanya kepada seorang frater. Selama ikut Doa Yesus dan Adorasi saya selalu mengalami hal-hal di luar nalar dan kemampuan saya, seperti ada getaran yang kuat di dalam tubuh saya, dan ada yang menolak dari belakang kuat sekali. Saya begitu tersentuh hingga menangis karena dosa-dosa saya, dan merasakan ketakutan yang hebat seperti ada yang mengejar-ngejar saya. Kadang saya mendengar koor yang lembut dan indah pada waktu doa Yesus, namun hanya saya sendiri yang mendengar, karena saya tanya-tanya dengan yang lain mereka tidak mendengar apa-apa. Semuanya membuat saya bigung, apa yang terjadi pada saya? Ada apa dengan saya ini?
Saya akhirnya konseling dengan seorang frater, dan saya katakan dengan frater itu bahwa saya sudah menyangkal Yesus, dan saya tidak percaya bahwa Yesus itu Tuhan. Selama ini saya menganggap Dia hanya utusan Tuhan dan Tuhan berkarya melalui Dia. Ya saya akui itu, tetapi Dia bukan Tuhan, bagaimana mungkin manusia mengakui diri-Nya Tuhan. Betapa sombongnya saya saat itu sampai berpikir demikian terhadap Yesus!
Frater itu hanya mengatakan, sudah engkau ikut saja semua acara retret ini. Akhirnya baru hati saya terbuka setelah pencurahan Roh Kudus dan saya jatuh. Dalam retret itu saya mengalami kedamaian dan ketenangan yang tidak pernah saya temukan sebelumnya.
Setelah retret itu saya mencoba terus datang ke Lembah Karmel. Setelah sekian kali saya meraskan bahwa kebingungan yang saya alami itu hilang dan saya merasakan serta menemukan damai dan sukacita serta beban saya hilang, akhirnya saya minta ampun kepada Tuhan dan mengakui dengan segenap hati saya bahwa Yesus itu sungguh-sungguh Tuhan. Dia adalah Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan saya dan umat manusia. Akhirnya saya kembali mengakui Yesus sebagai Tuhan dan penyelamatku, saya sungguh-sungguh bertobat dan kembali kepada iman Katolik yang dulu saya tinggalkan.
Namun, ketenangan tidak lenyap begitu saja. Suatu ketika saya bertemu dengan seorang bapak yang juga mengenal keluarga saya. Bapak ini mengatakan bahwa ketidaktenangan yang saya alami, mungkin ada kaitannya dengan leluhur, sebab ayah saya banyak mempunyai keris-keris pusaka. Bapak tadi mengatakan supaya saya minta doa pembebasan dan barang-barang milik ayah tadi juga supaya di doakan.
Saya datang kepada seorang frater di Lembah karmel untuk doa pembebasan. Sebelumnya saya ragu-ragu mau pembebasan apa, karena selama hidup saya tidak pernah belajar ilmu apa-apa. Cuma hanya ayah saya saja yang memiliki barang-barang pusaka, dan bukan saya. Ketika didoakan saya hanya pasrah saja, ternyata ketika saya didoakan terjadi manisfestasi. Waktu didoakan saya teriak-teriak dan mau lari, menjerit-jerit sampai muntah, sampai saya tidak kuat. Akhirnya saya tidak kuat dan lemas. Setelah saya sadar, saya kaget dan malu sendiri, karena kuasa-kuasa gelap itu ada dalam diri saya dan bisa menurun kepada saya.
Setelah doa pembebasan pertama saya merasa sudah sedikit tenang. Melihat ada tanda-tanda itu, akhirnya saya putuskan tiap Minggu datang ke Lembah Karmel untuk minta didoakan, sebab setelah doa pembebasan pertama itu, saya dihantui oleh mimpi buruk terus menerus, sepertinya saya dikejar-kejar oleh sesuatu, dan saya dalam kesehariannya seperti orang linglung. Waktu itu saya hampir menyerah, karena sebelum doa pembebasan saya tenang-tenang saja tidak ada masalah, tetapi habis didoakan pembebasan mengapa jadi linglung? Rasanya saya tidak kuat. Akan tetapi, frater yang mendoakan saya mengatakan, “Kamu jangan menyerah, kamu harus lawan dengan doa-doa dan jangan patah semangat, kami di sini akan bantu kamu dalam doa.”
Puji Tuhan, ketika saya ikut Retret Penyembuhan Batin, dalam doa Adorasi, ada nubuat yang mengatakan, “Ada seorang yang dipatahkan dan dibebaskan dari kutuk keturunan.” Ketika nubuat itu diucapkan, seluruh tubuh saya panas sekali dan saya percaya saat itu kuasa-kuasa gelap dalam diriku telah dipatahkan. Puji Tuhan, sekarang saya hidup dalam sukacita setelah mengalami pembebasan dari semua kuasa gelap itu. Mimpi-mimpi buruk yang sering terjadi, menjadi hilang.
Kebahagian, sukacita dan damai, itu yang saya temukan setelah mengenal Yesus. Banyak hal yang berubah dalam diri saya, dalam sikap saya, dalam cara berpikir saya dan beban saya terasa terangkat. Bagi saya itu sangat luar biasa.
Saya dulu sempat berpikir mau menghakiri hidup saya dengan bunuh diri. Sekarang setelah mengenal Yesus, saya berbalik arah dan bersyukur bisa kembali ke pangkuan-Nya. Persis seperti perumpamaan anak yang hilang, sayalah anak yang hilang itu. Saya benar-benar bersyukur kepada Tuhan, dan rasanya saya ingin mengabdikan hidup saya kepada Tuhan. Saya mohon selalu pada Tuhan apa rencana dan kehendak-Nya bagi saya selanjutnya.
Karunia terbesar yang saya rasakan adalah bahwa Yesus mau menerima saya kembali sebagai anak-Nya, yang berdosa ini, dan Dia mengampuni serta membebaskan saya. Dia juga memberikan damai, sukacita, dan kebahagiaan yang sangat luar biasa. Semua itu berdampak besar sekali dalam kehidupan saya. Saya benar-benar jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Saya selalu mohon kepada Tuhan supaya saya mampu untuk mengasihi Dia dalam hidup saya dan mencintai Dia di atas segala-galanya.
Selain Tuhan melepaskan saya dari kuasa kegelapan, Tuhan juga menyembuhkan luka-luka batin saya. Rupanya semuanya itu saling berkaitan. Sebelum disembuhkan dari luka-luka batin, saya sering kuatir yang berlebihan, takut tidak diterima di suatu lingkungan atau sesama. Saya takut ditolak oleh orang lain. Beberapa kali pacaran, saya ditolak oleh keluarga mereka. Rupanya itu merupakan akibat dari luka batin saya. Ketika ibu mengandung saya, ia tidak menginginkan saya lahir. Ibu sudah mau mengugurkan dengan obat jamu, karena belum siap untuk punya anak. Selain itu, ia tidak diterima di keluarga papa yang beda agama, itulah alasan ibu saya. Saya mengerti keputusan itu, tetapi Tuhan menginginkan saya lahir. Peristiwa ini memberikan dampak bagi diri saya secara mental. Dalam Retret Penyembuhan Batin akhirnya saya disembuhkan pada saat pembasuhan kaki, saya memaafkan ibu. Dan saya bersyukur atas semuanya itu. Rasa marah dan benci yang dulu sering terjadi terhadap ibu, melalui penyembuhan itu, hilang sama sekali. Ada rekonseliasi dengan ibu dan saya bisa menerima ibu apa adanya dan mengasihi dia apa adanya.
Sekali lagi saya bersyukur kepada Tuhan atas sukacita, damai, dan kebahagiaan yang saya alami setelah menemukan Tuhan Yesus di Lembah Karmel, sebab segala beban dan luka batin telah diangkat dan dilepaskan oleh-Nya. Ini bagi saya suatu karunia yang tidak bisa diganti dengan apapun juga, Tuhan itu sungguh-sungguh sayang dan sangat mengasihi saya.
Sekarang saya aktif melayani di Jakarta, khususnya dalam sekolah Evangelisasi. Saya rasa inilah rahmat Tuhan yang saya terima. Saya harus membalas kebaikan Tuhan itu dengan apa yang ada pada diri saya, dengan segala kemampuan dan talenta saya.
copy from : CARMEL OF ST. ELIJAHOnline
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
saat itu dia dapat rasakan ada yang memegang tangan kanannya. Bahkan
putrinya berbicara bahwa ada orang yang memegang tangannya. Siapa orang
yang menggandengnya, dia tidak mengenalnya. Namun, putrinya dengan agak
ketakutan menyatakan, yang menggandeng dirinya adalah Tuhan Yesus. Ki Gendeng
pusing dan bingung. Bahkan, tak percaya. Soalnya, enggak mungkin Tuhan yesus
hadir di tempat mereka. Apalagi, latar belakang kepercayaan mereka bukan
pengikut 'YESUS'. Tapi yang jelas, saat ini kakinya sudah sembuh dan Ki Gendeng
sudah bisa berjalan lagi. Sebelumnya, ibunya juga meyakinkan dirinya bahwa
yang menggandeng Ki Gendeng Pamungkas ketika lumpuh itu adalah Yesus. Pikir
Ki Gendeng, enggak mungkin ibunya berbohong padanya. Sehingga dia menyadari
Dan percaya bahwa YESUS-lah yang menggandengnya ketika dia lumpuh.
Siapa pun tahu nama KI GENDENG PAMUNGKAS yang lahir di Surabaya, 14
Oktober 1947 lalu itu adalah sosok populer yang juga hidup dalam dunia
ramal-meramal. Namun, sejak tahun 1998 lalu, Ki Gendeng Pamungkas yang
menyukai 'Jet Sky' ini menyatakan dirinya ingin mengikut Yesus Kristus
meski diakuinya tidak mudah. Anak nomor tiga dari lima bersaudara ini mengaku, dia dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang taat dan kuat tradisinya. Dia sendiri juga tidak mengetahui kenapa Ki Gendeng ini sangat senang dengan ilmu kebatinan dan ilmu hitam. Hingga suatu saat dikala dia beranjak dewasa, Ki Gendeng sudah memiliki ilmu 'magic' dan mulai mempraktekkan pada teman-temannya. Malah ketika masih di SMP, dia sudah beberapa kali menyembuhkan teman-teman
sekolahnya dari sakit. Bahkan pernah guru mereka sedikit galak, dia
santet jadi 'batuk-batuk'. Seiring dengan pertambahan usianya, ilmu Ki Gendeng yang bernama asli Isannmarsadi pun semakin tinggi kelasnya. Sudah banyak daerah dan guru tempat dia untuk mencari 'ilmu magic' itu hingga namanya semakin
terkenal dan ditakuti. Bahkan, katanya, dia juga sudah jadi perampok ulung dengan dunia keras dan gelap.
Sejak tahun 1978, kiprahnya di dunia hitam mulai berjalan pesat. Banyak
lawan-lawan gelap yang sudah ditaklukkan dan disantet olehnya. Bahkan
mencabut nyawa mereka. "Jika dihitung-hitung, sudah 800 orang kehilangan
nyawa akibat santetnya. Ki Gendeng ini juga mengakui bahwa dia juga
salah seorang yang ikut terlibat dalam perusakan gereja, serta sempat
menyatakan diri sebagai orang yang anti orang-orang Kristen. Dunia itulah yang
menjadi tumpuan penyambung hidupnya.
LUMPUH
Ki Gendeng menikah dengan wanita yang berlainan suku denganya, namun
menolak mmenuturkan siapa namanya dan dari mana asalnya. Namun, yang
jelas dengan pernikahan itu, diakuinya dia sudah memiliki lima anak. Dua
diantaranya kembar (pria dan wanita) yang kini sedang belajar di
California, AS. Sementara anak yang ketiga belajar di Australia, nomor empat di
Singapura, serta yang kelima masih di Indonesia.
Akunya, selain santet yang dimiliki, dia juga menguasai ilmu Voodoo yang
bisa mematikan. Untuk ilmu yang terakhir ini, dia harus berangkat
jauh-jauh keluar negeri, Afrika. Dia juga harus rela untuk tidur bersama mayat
manusia sebagai syarat mendapatkan ilmu Voodoo tersebut. Soalnya, jika dia memiliki ilmu magic yang tinggi, maka bayaran untuk dia juga tergolong tinggi. Sehingga dia bisa menikmati segala sesuatu yang mahal-mahal dan fasilitas mewah. Termasuk usaha properti dan Pom Bensin yang dirintisnya.
Tahun 1998, adalah tahun pertobatan bagi Ki Gendeng. Menurutnya, di
Tahun itu dia bersama istri dan anak-anak bisa pergi bersama ke Timur-Tengah
Untuk menunaikan suatu tugas rohani. Di tempat yang dituju, dia mengaku kalau
Dia tidak mendapat apa-apa, cuma senang-senang saja. "Di sana saya tidak
Dapatin apa-apa, cuma senang-senang saja melihat anak dan istri saya,"
tandasnya. Karena belum mendapatkan sesuatu yang berarti, Ki Gendeng kembali
mengulangi perjalanan ke Timur-Tengah beberapa kali, antara lain tahun
1989,1991, dan tahun 1992. Pada tahun '92 ini, Ki Gendeng merasakan
sesuatu yang aneh terjadi padanya. Di Timur-Tengah ini, tiba-tiba saja dia
mengalami kelumpuhan kaki dan tak bisa berjalan. Waktu itu, ibunya berbicara,
"kamu lumpuh karena dosa perbuatan kamu. Jadi kamu harus bertobat saja
sekarang".
SEMBUH
Karena Ki Gendeng lumpuh dan tak bisa berjalan, dia dibawa kembali ke
Kamar hotelnya. Di kamar tersebut dia sedang sendiri dan mengunci pintu
rapat-rapat. Entah tidak tahu berapa lama, tiba-tiba anaknya yang nomor
dua menggedor-gedor pintu kamarnyasambil berteriak memberitahu kalau ada
kebakaran. Teriakan tersebut ditanggapi dingin olehnya, yang kebetulan
juga dia tidak dapat berjalansaat itu. Saat itu juga seorang room boy hotel
yang kebetulan beragama Kristen menuturkan, bahwa dia melihat cahaya bersinar
terang sekali di ruangan kamar hotelnya.
Kembali dia mengunci pintu kamarnya. Dari ruangan yang lain ibunya
menelepon supaya dia menenangkan diri dulu lalu kembali berdoa dan
bertobat lagi. Untuk menanggapi perkataan ibunya dengan serius, jam tiga sorenya, Ki Gendeng pun sembahyang lagi dan minta pertobatan.
Saat sembahyang secara imannya, ibu dan rombongan mereka melihat bahwa
Ada orang yang menggandengnya. Namun dia tidak percaya. Ketika Ki Gendeng
menanyakan siapa yang menggandengnya, mereka hanya terdiam saja. Tapi
tanpa disadarinya dia sudah bisa berjalan saat itu. Dan malah sudah berjalan
berkeliling kali. Yang dia dapat rasakan ketika itu adalah bahwa ada
yang memegang tangan kanannya. Putrinya berbicara bahwa ada orang yang memegang tangannya. Pertanyaan yang sama pun diarahkan kepada putri kesayangannya tersebut. "Siapa orang yang menggandeng saya. Dengan agak ketakutan, anak perempuan saya itu menjawab "Yesus"," kisahnya.
Hal tersebut menjadi suatu pertanyaan besar baginya. Sebab, menurutnya
nggak mungkin Yesus hadir di tempat mereka itu. Ki Gendeng masih tidak
percaya. Apalagi, imannya saat itu bukan sebagai pengikut 'Yesus'. Hanya
dipercayainya saat itu adalah kakinya sudah sembuh dan dapat berjalan
kembali. Ibunya datang lagi dan berkata, "kamu tadi digandeng sama Yesus ?". Ki
Gendeng pun berfikir lagi. "Enggak mungkin ibunya berbohong. Akhirnya,
Dia pun menyadari hal tersebut serta mengakui dan percaya bahwa yang
menggandengnya tadi adalah Yesus," katanya.
BERTERIMA KASIH
Lantas Ki Gendeng bertanya pada mereka, apa yang harus diperbuatnya.
Kesimpulannya, dia disuruh berterima kasih pada tuhan yang mereka sembah
saat itu. Namun, anaknya yang nomor dua menyarankannya supaya dia
berterima kasih kepada Yesus saja. Akhirnya Ki Gendeng berterima kasih seperti
yang disarankan anaknya. Tetapi, mungkin karena punya kekuatan 'magic' dan
menakutkan orang, kekerasan hati masih tetap mendominasinya. Buktinya, walaupun dia sudah berterima kasih, Ki Gendeng ngggak mau kalau dia dijadikan pengikut Yesus. Sebelum kembali masuk ke kamar hotelnya,dia masih sempat-sempat berbincang-bincang serius dengan room boy hotel tadi.
Maenjelang malam kemudian dia nggak bisa tidur memikirkan hal aneh yang
terjadi padanya. Sebelumnya, setelah masuk kamar, jendela kamar hotel
dibukanya dan dia mendongak ke langit serta bertanya, "benarkah Yesus
menggandeng tangan saya ? Saat itu juga saya menantang supaya Yesus ityu
menampakkan wujud pada dirinya".
Ketika itu memang suhu udara di kamarnya dingin sekali. Dan tidak tahu
kenapa, dia juga agak susah untuk membalikkan badan. Berkali-kali dia
coba tetap saja tak mampu, hingga akhirnya saat dia berhasil membalikkan
badan ke belakang dan menoleh, tiba-tiba saja dia melihat suatu cahaya putih yang terang sekali. Melihat cahaya terang yang ada saat itu, sempat
membuatnya berfikir, "jangan-jangan ini Yesus. Tapi cahaya ini modelnya seperti
yang pernah saya lihat di gambar Yesus". Lalu dia terjatuh dan tak sadarkan
diri.
Pukul 01 dini hari waktu setempat, Ki Gendeng dan keluarga sembahyang lagi.
Di sini juga dia merasakan sesuatu yang lain yang belum pernah ditemuinya.
Tiba-tiba saja dia merasakan ada kasih yang menjamahnya. Di negara itulah
Ki Gendeng menemukan, mengerti dan dapat menerima 'Kasih Yesus sekaligus
sebagai Tuhannya'.
KEHILANGAN ILMU DAN DENGAR KHOTBAH
Setelah pertemuannya dengan Yesus dan pulang di tanah air, Ki Gendeng
ternyata masih menjalankan profesinya sebagai tukang santet. Dia tidak
sadar kalau saat dia menerima Yesus sebenarnya dia sudah kehilangan ilmu
pamungkas dan 'Voodoo'. Hingga suatu hari ada orang yang minta supaya dia
menyantet seseorang dengan langsung dibuat mati atau lumpuh. Tunggu punya tunggu, orang yang disantet juga tidak mati-mati bahkan lumpuh sekali pun tidak,
hingga mengecewakan langganannya. Beberapa order juga sudah sempat ditandatangani untuk melakukan penyantetan.
Sama seperti yang dialami orang pertama, langganan-langganannya yang
Lain pun mengajukan protes sebab ilmunya sudah tidak manjur lagi. Karena
Tidak mau dipermalukan, Ki Gendeng pun terpaksa mengembalikan uang, biaya para
pasien yang sempat diterima dan berkata bahwa dia harus berguru lagi.
Menyadari ilmu magic, khususnya Voodoo sudah luntur, maka dia pun
menyimpulkan bahwa dia bukan seorang paranormal lagi. Di sisi lain,
karena dia sudah menerima Yesus dihatinya, maka dia juga mulai sering mendengar
khotbah-khotbah para hamba Tuhan, termasuk ketika itu adalah Pdt.Gilbert
Lumoindong. "Kebetulan memang saya suka dengan ceramah-ceramahnya, karena
saya pikir lucu, itu pendeta Gilbert," ungkapnya sambil tertawa.
Namun, tak diduga dan tak disangkanya ketika Ki Gendeng sedang berada di
salah satu bandara, Jakarta untuk melakukan perjalanan, mantan
paranormal tersebut bertemu dengan Gilbert, hamba Tuhan yang dianggapnya suka
melucu itu. Dengan penuh keyakinan, mantan paranormal inipun menghampiridan
berbicara, "Pak pendeta saya ini penggemar anda"! Lalu dijawab Gilbert
:'apa yang kamu lihat dari saya ? karena anda lucu kalau berceramah," timpal
Ki Gendeng lagi. Selanjutnya terjalinlah dialog di antara mereka.
BUNUH DIRI TAPI ENGGAK 'MATI-MATI'
Bak gayung bersambut. Ketika itu Gilbert memang mau berkhotbah ke Surabaya,
dan Ki Gendeng juga ingin pulang ke Surabaya. Karena itu, Ki Gendeng
minta supaya dia diperkenakan ikut bersama. Selama di perjalanan, Ki Gendeng
banyak mempergunakan kesempatan yang ada untuk bertanya seputar Yesus
dan rohani Kristen, juga pertobatannya ketika berada di luar Indonesia.
Akhirnya, Ki Gendeng juga minta supaya dia ditumpangi tangan dan
didoakan.
Sejak saat itu, Ki Gendeng mendapat nama baru "Paulus" dan minta supaya
mereka terus bisa berhubungan. Tapi hubungan kontak mereka tidak dapat
berjalan terus. Kecewa karena tidak dapat lagi menghubungi Gilbert,
karena Paulus tidak tahu kalau nomor telepon Gilbert sudah berubah, Ki Gendeng
yang sudah bernama Paulus sempat mencari-cari dan coba melakukan kekuatan
santet, tetapi tidak berhasil.
Menyadari kalau dia selama ini sudah banyak berbuat dosa, seringkali
membuatnya sedih dan menyesal. Ki Gendeng pernah berusaha mau menghabisi
nyawanya. Termasuk ketika dia mencoba bunuh diri dengan meminum obat
pembasmi serangga, memegang arus listrik, tapi nggak mati-mati. Bahkan,
ketika ada kerusuhan di Jakarta, Ki Gendeng juga minta dirinya supaya
ditembak dengan peluru tajam, namun tetap tidak bisa menghilangkan
nyawanya.
Secara jujur dia mengakui bahwa sebenarnya tidak mudah baginya untuk
melepaskan kuasa kegelapan yang menyelimuti dirinya. Saat ini, kata Ki Gendeng, dia, istri, anak-anak, ibu, kaknya yang pertama dan adiknya yang kelima sudah menerima Yesus seperti dirinya. Paulus atau Ki Gendeng yang bermotto "berikan yang terbaik untuk diri kita sendiri dan sesama" ini, juga memohon supaya dia dan keluarganya dibantu dengan doa.
If you are looking for a profitable job at home or whether you dream about getting income live; yes, after all, you found it!
No pc knowledges necessary. You can be absolutely new to handle our application - you don't need ANY skill. This is extremely simple.
You may stay at home and work at your free time. Even if you don't have pc you may do this task in Internet cafe or on Internet mobile phone.
We create a internet-store for you with ready to operate e-commerce solution. Your job is very simple; you have to post information regarding your online-shop to the Web sites. We will provide you with extremely easy step-by-step instruction how to do this. The typical instruction requests you to open a web page and fill in a form with data about your internet-store and software.
You will be paid from US $20.00 to US 180.00 for any purchase which is comes via your online-store.
There is no limitation for your revenue. No matter where you live your pay outs are 100% assured.
Sign up Now...Apply now to get economic freedom. All you need is the simple: sign up now and getpersonal online company!